Dua

1.6K 134 0
                                    

Zee sudah berada di bandara hendak menjemput sang adik. Tian dan Nachia baru saja tiba. Gadis cantik ini masih tertidur dalam gendongan sang ayah saat mereka bertemu Zee.

Mereka segera kembali menuju rumah mereka. Disana ibunya dan ayahnya sudah menanti, terutama kedatangan cucu kesayangan mereka.

"Na nya mana?" Tanya mama Shani melihat Tian turun dari mobil dan memeluknya.

"Tidur ma, masih jetlag kayaknya," kata Tian menggendong anaknya.

"Ya udah istirahat dulu aja," kata papa Cio mengelus rambut cucunya.

Tian membawa Nachia menuju kamar lamanya. Membaringkan sang buah hati diatas tempat tidurnya agar bisa istirahat. Dirinya sendiri segera bersih-bersih.

Di kamar itu masih terpajang 1 foto pernikahannya bersama gadis cantik berwajah bule, bermata indah seperti mata Nachia. Gadis manis yang selalu dibela dan dijaga sampai akhirnya dia terkhianati dan memilih untuk pergi.

Tian melepas foto itu dan membawanya ke gudang. Saat dia kembali dia dikagetkan dengan suara tangis anaknya yang mencarinya.

"Kenapa sayang?" Tanya Tian langsung memeluknya.

"Yayah jangan pergi," kata Na memeluk erat ayahnya.

"Siapa yang pergi, ayah gak pergi, udah yuk, Na mau makan?" Tanya Tian. Na menggeleng tanpa melepas pelukannya. Tangisnya memang sudah berhenti namun bibirnya masih manyun.

Tian menggendong anaknya menuju ruang makan. Kebetulan jam sudah menunjukkan waktunya makan malam. Di sana sudah ada keluarganya yang lain.

"Malam oma, opa, uncle Zee," sapa Tian membuat Nachia memalingkan wajah memandang keluarganya.

"Hai sayang, udah bangun?" Tanya mama Shani bangkit dari duduknya.

"Omaaa!" Na langsung minta pindah dalam gendongan oma nya.

"Sini, cucu oma," mama Shani langsung mengambil Na dari ayahnya.

"Makan dulu yuk cantik," ajak papa Cio. Na hanya mengangguk dan duduk di pangkuan oma nya.

Tian duduk di sebelah Zee, dan mereka mulai makan malam bersama, kadang diselingi sedikit obrolan atau tawa karena tingkah random Nachia.

"Tian, jadi gimana planning mu sekarang?" Tanya papa Cio.

"Ya kerja pa, Tian gak punya alesan lagi hehe," kata Tian nyengir.

"Lu gak repot ya di Jepang, sambil sekolah, sambil ngurus anak, sambil kerja?" Tanya Zee.

"Di nikmati aja bang, kalo ngejalaninnya ikhlas pasti ada jalan," kata Tian senyum.

"Terbaik mang adek gue," kata Zee menepuk pundak Tian.

"Ya udah Senin kamu ke kantor ya," kata papa Cio. Tian hanya mengangguk.

"Ayah, ini Na nya mau bobok," kata oma menggendong Na yang sambil nge dot.

"Oke, pa, bang, ma, Tian nidurin Na dulu ya," kata Tian memindahkan Na ke dalam gendongannya.

Na tiap tidur harus memegang kuping Tian. Jadi Tian tidak bisa bergerak sebelum Na benar-benar tidur pulas. Tangan Na sibuk menggerayangi kuping Tian sambil Tian menepuk-nepuk pantat Na.

Sementara di belahan lain kota. Chika yang baru saja selesai syuting bertemu dengan sahabat karib nya Jessi.

"Chik, lu tau gak gue ketemu siapa tadi?" Tanya Jessi excited.

"Sapa? Artis mana? Sampe lu harus heboh gitu?" Kata Chika tertawa menggoda Jessi.

"Christian!" Kata Jessi membuat Chika terdiam.

"Kan diem lu sekarang!" Kata Jessi merasa menang. Chika langsung memasang tampang badmood.

Chika langsung menyuruh manajernya pulang dan dirinya menuju sebuah club bersama Jessi. Dirinya mau melanjutkan obrolan tentang mantan suaminya sambil mabok ria bersama teman-temannya.

"Iya Chik, gue ketemu Tian di bandara, dia ma anak kecil gitu," kata Jessi.

"Anaknya umur berapa?" Tanya Chika penasaran.

"Ya umuran 2 tahun lah, itu pasti anak lu Chik," kata Jessi. Chika hanya terdiam berusaha memasang wajah tidak perduli.

"Eh dari pada mikirin itu, tuh ada cowok ganteng, lu tau gak siapa itu?" Tanya Chika melirik seorang pria yang dia kenal sedang asik bersama teman-temannya.

"Yang mana, yang tinggi ganteng berotot itu?" Tanya Jessi. Chika mengangguk sambil menggoda pria itu yang melirik kearah mereka.

"Itu Aldo, tunangan Ashel, dan gue gak liat Ashel disini!" Kata Chika senyum smirk. Jessi terperangah mendengarnya.

Chika dan Ashel memang dikenal selalu bersaing untuk urusan modelling dan fashion. Tapi Jessi gak menyangka Chika juga senekat itu mau mengganggu hubungan Ashel.

**************************************

Chika vs Ashel

Happy reading

Benang Merah Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang