Sakya terduduk lesu di samping peti mati Oma , tempat Oma tertidur sebelum acara pemakamannya ,Sakya tertunduk menyembunyikan air matanya yang mulai membasahi pipi dan baju serba hitam yang dia kenakan , air mata yang terus mengalir semenjak semalam , semenjak kabar kepergian Oma yang mengejutkan .Beberapa para pelayat datang dan menghampirinya ,mencoba memberi dukungan untuk menguatkan hatinya , namun seolah semuanya terasa terbungkam tak ada satupun suara yang mampu Sakya dengar , untuk sesaat kenangan-kenangan indah bersama Oma mulai terlintas lagi , terlihat jelas di pikirannya , membuat Sakya kembali melihat ke arah Oma yang terlihat cantik ,tertidur di dalam peti , membuatnya semakin merasa rindu , Sakya tau dia tak dapat melakukan apa-apa untuk bisa menghidupkan Oma seperti hari kemarin , Sakya hanya mampu memeluk erat photo Oma yang berada di tangannya , memeluknya erat dengan jerit tangis di hatinya.
Sementara itu , Ara dan mbak Rosa terlihat begitu sibuk dengan para pelayat dan urusan di dalam rumah duka , hari itu Ara terlihat lebih pendiam dari biasanya , wajahnya yang pucat dan tatapannya yang sering kali kosong membuatnya terlihat begitu rapuh . Beberapa pelayat yang datang untuk berbela sungkawa menasehatinya untuk beristirahat ,namun Ara selalu menolak , dia tidak ingin mengabaikan tugasnya untuk merawat Oma di hari terakhirnya .
" Ara , istirahatlah , kau butuh istirahat , jangan sampai kau tumbang ," ucap salah seorang pelayat yang melihat Ara begitu lemas .
" Saya baik-baik saja Kak , terima kasih ," jawab Ara ,
" Apa kau sudah makan ? Makanlah dahulu , kau butuh tenaga untuk mengantarkan Oma ketempat peristirhatannya yang terakhir , " bujuknya.
" Saya tidak lapar Kak , nanti saja .." jawab Ara .
Ara beberapa kali memalingkan wajahnya , berusaha menyembunyikan mata sembabnya .
" Baiklah , kalau begitu . Minumlah ini, jika kau tak ingin makan, setidaknya minum dulu , " pinta Ibu itu .
" Iya , terima kasih .." ucap Ara .
Ara segera mengambil botol air itu , dan meneguknya sembari melihat ke arah peti mati Oma , Ara melihat Sakya yang sedang menangis sesenggukan di pojok ruangan itu ,membuat hatinya semakin teriris , membuatnya tanpa sadar meneteskan air matanya kembali , dengan segera dia menyeka air matanya ,tak ingin menunjukan betapa rapuh dan lemahnya dia saat ini .
" Kenapa ? Menangislah ,jika kau ingin menangis , berpisah dengan orang yang kita sayangi itu sudah pasti sakit , terutama saat kau sadar kau tak akan bisa lagi bertemu dengannya , menangislah , tak apa , kau boleh menangis sepuasmu hari ini ,"
ucap Kak Mey , yang membuat tangis Ara menjadi pecah , Ara segera menghampiri Sakya dan memeluknya , membiarkan tangis mereka berdua bersatu di samping peti Oma .
Kak Mey adalah salah satu anak panti yang kini telah berkeluarga , kak Mey cukup dekat dengan Oma ,beberapa kali dalam sebulan kak Mey akan datang berkunjung dan sekedar mengobrol mengunjungi Oma di masa hidup Oma . Melihat Ara dan Sakya menangis bersama melepas kepergian Oma membuatnya sedikit merasa iri , kedekatan di antara mereka membuatnya ingin memiliki saudara .
Para pelayat datang silih berganti mengucapkan bela sungkawa pada Ara dan Sakya , hingga sore menjelang . Kini saatnya mengantar Oma ke tempat peristirahatan terakhirnya , seperti permintaan Oma yang ingin di kebumikan di saat senja , karena Oma ingin menikmati senja untuk yang terakhir kalinya sebelum menghadap ke Tuhan yang maha Esa.
KAMU SEDANG MEMBACA
VAKSIN ( bermulanya dunia baru )
Ciencia FicciónSebuah program dari pemerintah , untuk menanggulangi wabah virus misterius yang bergantian menginfeksi para warganya , sehingga pemerintah mencetuskan sebuah solusi yaitu meminta semua warganya untuk menjalani vaksinisasi guna mencegah penyebaran...