03. TEMPAT PERISTIRAHATAN TERAKHIR .

106 26 3
                                    


Sakya terduduk lesu di samping peti mati Oma , tempat Oma tertidur sebelum acara pemakamannya ,Sakya tertunduk menyembunyikan air matanya yang mulai membasahi pipi dan baju serba hitam yang dia kenakan , air mata yang terus mengalir semenjak semalam , semenjak kabar kepergian Oma yang mengejutkan .

Beberapa para pelayat datang dan menghampirinya ,mencoba memberi dukungan untuk menguatkan hatinya , namun seolah semuanya terasa terbungkam tak ada satupun suara yang mampu Sakya dengar , untuk sesaat kenangan-kenangan indah bersama Oma mulai terlintas lagi , terlihat jelas di pikirannya , membuat Sakya kembali melihat ke arah Oma yang terlihat cantik ,tertidur di dalam peti , membuatnya semakin merasa rindu , Sakya tau dia tak dapat melakukan apa-apa untuk bisa menghidupkan Oma seperti hari kemarin , Sakya hanya mampu memeluk erat photo Oma yang berada di tangannya , memeluknya erat dengan jerit tangis di hatinya.

Sementara itu , Ara dan mbak Rosa terlihat begitu sibuk dengan para pelayat dan urusan di dalam rumah duka , hari itu Ara terlihat lebih pendiam dari biasanya , wajahnya yang pucat dan tatapannya yang sering kali kosong membuatnya terlihat begitu rapuh . Beberapa pelayat yang datang untuk berbela sungkawa menasehatinya untuk beristirahat ,namun Ara selalu menolak , dia tidak ingin mengabaikan tugasnya untuk merawat Oma di hari terakhirnya .

" Ara , istirahatlah , kau butuh istirahat , jangan sampai kau tumbang ," ucap salah seorang pelayat yang melihat Ara begitu lemas .

" Saya baik-baik saja Kak , terima kasih ," jawab Ara ,

" Apa kau sudah makan ? Makanlah dahulu , kau butuh tenaga untuk mengantarkan Oma ketempat peristirhatannya yang terakhir , " bujuknya.

" Saya tidak lapar Kak , nanti saja .." jawab Ara .

Ara beberapa kali memalingkan wajahnya , berusaha menyembunyikan mata sembabnya .

" Baiklah , kalau begitu . Minumlah ini, jika kau tak ingin makan, setidaknya minum dulu , " pinta Ibu itu .

" Iya , terima kasih .." ucap Ara .

Ara segera mengambil botol air itu , dan meneguknya sembari melihat ke arah peti mati Oma , Ara melihat Sakya yang sedang menangis sesenggukan di pojok ruangan itu ,membuat hatinya semakin teriris , membuatnya tanpa sadar meneteskan air matanya kembali , dengan segera dia menyeka air matanya ,tak ingin menunjukan betapa rapuh dan lemahnya dia saat ini .

" Kenapa ? Menangislah ,jika kau ingin menangis , berpisah dengan orang yang kita sayangi itu sudah pasti sakit , terutama saat kau sadar kau tak akan bisa lagi bertemu dengannya , menangislah , tak apa , kau boleh menangis sepuasmu hari ini ,"

ucap Kak Mey , yang membuat tangis Ara menjadi pecah , Ara segera menghampiri Sakya dan memeluknya , membiarkan tangis mereka berdua bersatu di samping peti Oma .

Kak Mey adalah salah satu anak panti yang kini telah berkeluarga , kak Mey cukup dekat dengan Oma ,beberapa kali dalam sebulan kak Mey akan datang berkunjung dan sekedar mengobrol mengunjungi Oma di masa hidup Oma . Melihat Ara dan Sakya menangis bersama melepas kepergian Oma membuatnya sedikit merasa iri , kedekatan di antara mereka membuatnya ingin memiliki saudara .

Para pelayat datang silih berganti mengucapkan bela sungkawa pada Ara dan Sakya , hingga sore menjelang . Kini saatnya mengantar Oma ke tempat peristirahatan terakhirnya , seperti permintaan Oma yang ingin di kebumikan di saat senja , karena Oma ingin menikmati senja untuk yang terakhir kalinya sebelum menghadap ke Tuhan yang maha Esa.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
VAKSIN ( bermulanya dunia  baru ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang