08. BERTAHAN HIDUP

56 14 12
                                    

" Masuk , masuk ! " teriak Eric , sambil menarik Ara untuk masuk ke dalam mobilnya .

Sakya segera kembali ke kursi kemudi dan bersiap-siap untuk melaju meninggalkan tempat itu .

" Apa Bapak tadi baik-baik saja ?" tanya Ara.

" Tidak , dia sudah berubah menjadi salah satu dari makluk itu ," jawab Eric ,sembari mengencangkan sabuk pengamannya .

" Darimana kamu tau ,Bapak tadi telah terinfeksi ?" tanya Sakya ,sembari melihat ke arah Eric yang nampak begitu panik memperhatikan arah ke belakang mereka .

" Aku lihat luka cakaran di tangan kiri Bapak itu ," jawab Eric .

Eric sesekali memeriksa jalanan di belakang mereka , membuat Sakya ikut bertanya-tanya apa yang sedang Eric lakukan .

" Ada apa ? apa ada sesuatu di belakang kita? " Ara ikut memperhatikan ke arah mata Eric tertuju .

" O , Bapak tadi terus mengejar kita bersama makluk-makluk lainnya ," jawab Eric .

Eric mencoba sesuatu untuk di jadikan sebagai senjata , dari gelagatnya Ara merasa mereka akan segera bertarung dengan makluk-makluk itu .

" Tapi , mereka di mana ? aku tak melihat mereka ," ucap Sakya.

" Di bawah jurang , mereka merangkak dengan kecepatan tinggi mengejar mobil kita , apa kau bisa menyetir dengan sedikit cepat ?" tanya Eric , sembari melirik ke arah Sakya yang nampak begitu fokus di jalanan yang sedang mereka lalui .

Cahaya matahari yang telah meredup sedari tadi , membuat mereka sedikit kesulitan untuk melihat ke batas jalanan , jalanan terjal di hiasi dengan tebing-tebing yang menjulang tinggi membuat Sakya sedikit berhati-hati dengan kemudinya . Tanpa adanya lampu kota membuat perjalanan malam itu kian terasa menyesatkan , hanya Mengandalkan sorot lampu dari mobil ,mereka bisa melihat ke jalanan yang akan mereka lalui , itupun terlihat tak banyak membantu .

" Sakya , matikan lampu mobil , semuanya !" pinta Ara .

" Apa ? tidak bisa Kak , terlalu berbahaya berkendara tanpa pencahayaan di sini ," jawab Sakya .

" Tidak , kau harus mematikan lampu mobil untuk menghilangkan pencahayaan di sini ," ucap Ara .

" Tapi Kak, "

" Mereka mengejar kita karena melihat sorot cahaya dari lampu mobil , percayalah pada Kakak , matikan lampu dan pelankan laju mobilnya , " ucap Ara.

Sakya berfikir sejenak, hingga akhirnya ,

"Pet !"

Sakya mematikan semua lampu di dalam mobil itu , lalu menperlambat laju mobilnya , perlahan-lahan mulai terdengar grusak-grusuk suara dedaunan dan semakin belukar yang tertabrak oleh sesuatu , hingga tak lama sejumplah makluk itu melompat dari balik semak-semak dan mendarat tepat di depan dan samping mobil mereka .

Sakya perlahan menghentikan laju mobilnya , lalu perlahan-lahan mengamati keadaan sekitar ,apa yang Eric katakan tadi ternyata benar , dari kejauhan nampak bapak-bapak yang sedang membawa tas gunung itu kembali mengejar ke arah mereka . Namun , anehnya biarpun telah jatuh ke dalam jurang sebanyak dua kali, Bapak itu tampak baik-baik saja , hanya menampilkan penampilan buasnya dengan beberapa luka robek di tangan dan kakinya .

" AAARRRRGGGGTTT"

Erangan itu terdengar keras di balik pintu mobil mereka . Membuat mereka bertiga yang tengah terkunci di dalamnya berusaha setenang mungkin , sesunyi mungkin agar bisa menyamarkan keberadaan mereka di sana.

Beberapa makluk itu semakin berdatangan , ikut berkerumun ,mengerumuni mobil itu , kini tak hanya bapak-bapak ransel gunung itu yang terlihat ,namun terlihat juga beberapa orang yang terlihat sehabis mendaki ,yang telah berubah bersama dengan Bapak itu .

VAKSIN ( bermulanya dunia  baru ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang