Satu bulan berlalu...
Pagi itu seperti biasa Adel terbangun dari mimpi indahnya dan segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
semenjak ia memiliki hubungan dengan gadis cantik berlesung pipi itu, Adel selalu berangkat lebih pagi hanya untuk menjemput kekasihnya.
Ia berangkat menggunakan jaket hitam dan kaca mata hitam yang bertengger dihidungnya tidak lupa membawa mobil kasayangannya.
Sesampainya di depan rumah Shani Adel mengetuk pintu perlahan dan tak perlu waktu lama untuk seseorang membukakan pintu untuknya.
"Ayo berangkat" ucap Shani yang sudah siap dengan seragamnya menyambut Adel didepan pintu.
"Aku mau pamit bunda dulu" ucap Adel lalu melihat Veranda yang berjalan mendekati mereka.
"Kalian berdua buruan berangkat sebelum terlambat" ucap Veranda membuat keduanya mengangguk.
Sebelum Shani dan Adel berangkat, mereka mencium punggung tangan Veranda dan melangkah meninggalkan area itu.
"Udah siap? " tanya Adel pada Shani yang baru masuk ke dalam mobilnya.
"Udah, ayok" balas Shani dengan memasang seat beltnya.
Adel melajukan mobilnya sambil berbincang santai pada gadis disebelahnya hingga mereka sampai di parkiran sekolah.
Shani keluar bersama Adel yang menggandeng tangannya namun baru saja ia ingin melangkah tak sengaja Shani menabrak bahu seseorang.
"Eh maaf gak sengaja-"
ucapan Shani terpotong saat ia melihat wajah orang yang baru saja ia tabrak."Kak Anin"
"Loh kamu disini juga shan" ucap Anin menyadari Shani didepannya.
"I-iya kak" balas Shani dengan menundukkan kepalanya.
Anin melangkah mensejajarkan dirinya pada telinga Shani lalu berbisik lirih di telinga gadis itu.
"Lo gak bakal bisa lari dari gw shani" bisik Anin lalu meninggalkan Shani yang tiba-tiba bergetar ketakutan.
"kamu kenapa? " tanya Adel yang tak sadar ada Anin saat itu karena ia yang sibuk dengan tali sepatunya.
"Gak papa" jawab Shani singkat lalu mereka melanjutkan perjalanan mereka menuju kelas.
Saat mereka berdua ada di kelas Adel, tiba-tiba Shani duduk diatas pangkuan Adel mengalungkan tangannya di leher jenjang milik pacarnya dan menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Adel.
Untungnya sekolah mereka memperbolehkan perempuan menggunakan rok di atas lutut jadi Shani dapat duduk nyaman diatas pangkuan Adel meskipun dengan paha yang begitu terekspos. Tapi Adel dapat menutupnya dengan jaket yang ia bawa dari rumah.
Jujur saja Adel tak tau apa yang terjadi pada kekasihnya, sebelumnya Shani belum pernah semanja ini padanya.
"Kamu kenapa sayang? " ucap Adel dengan suara lembut.
Shani tak menjawab justru ia semakin mendusel duselkan wajahnya pada ceruk leher Adel membuat sang empu menahan sedikit hasrat yang tiba-tiba muncul.
"Kamu kenapa hm? " tanya Adel untuk kedua kalinya.
Shani mengangkat kepalanya menatap Adel dengan mata yang berkaca-kaca.
"Hei kamu kenapa? " tanya Adel cemas.
"Aku takut del" balas Shani lirih.
"Takut apa sayang? " ucap Adel dengan mengelus kedua pipi Shani.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Too Deep (JKT48)
Storie d'amore{GxG}🔞 aku disini untukmu dan akan selalu bersamamu, kemari jika kamu butuh seseorang untuk menjadi tempat bersandar dan menceritakan segala keluh kesahmu. "aku mencintaimu, Shani"