5. Luka

168 24 3
                                    

"Safe flight!"

Dreamies mengangguk memberi salam perpisahan sambil terus berjalan di bandara. Mereka akan kembali ke Korea untuk saat ini. Tepat setelah konser, Chenle membicarakan masalah 'hadiah' yang diterima Jisung pada manajer mereka. Dengan berbagai pertimbangan, manajer memutuskan Dreamies kembali ke Korea sebelum konser di negara asia lainnya.

PUK!

"Aaw!"

Chenle mengambil kotak yang jatuh setelah dilempar ke kepala Jisung. Lagi-lagi kotak yang sama. Chenle segera melindungi Jisung sementara bodyguard mencari orang yang melempar.

"Awas."

Jaemin menyingkirkan lengan Chenle dan membawa Jisung berjalan di depan, dibantu Jeno dan juga Mark. Chenle hanya membiarkan abangnya itu, yang penting Jisung aman.

Selepasnya mereka duduk di kursi masing-masing, Chenle membuka kotak hadiah tadi. Isinya masih sama, gantungan kunci dengan foto member. Chenle mengambil surat dan membacanya dalam hati.

'Yak, Park Jisung! Enyah kau dari NCT! Aku tak suka melihat wajahmu yang sok keren dan sok polos. Biarkan Chenle kami yang menjadi maknae! He deserves their love more than you.'

Hm.. Lilsuns satu ini terlalu fanatik. Chenle hanya bisa menghela napas panjang. Matanya menangkap satu surat lain. Hingga Chenle membuka dan membacanya.

'Chenle-ya~ apa kau membaca surat ini? Kau terlalu baik, Chenle. Aku menyayangimu tapi tolonglah usir Park Jisung dari sana. Aku hanya ingin melihatmu lebih disayangi oleh member lain daripada Jisung. Apa kau baik-baik saja?'

Chenle tersenyum simpul. Walaupun jahat pada Jisung, orang itu cukup baik padanya. Terlihat dari pertanyaan terakhir yang dituliskan, bertanya tentang kondisi Chenle sekarang. Yang jika boleh, Chenle akan bilang kalau dirinya tak baik-baik saja. Bolehkah Chenle meminta waktu untuk berputar kembali? Chenle ingin kembali ke waktu di mana ia dan Jisung menjadi adik yang disayang para member. Chenle ingin dirinya tidak dibenci oleh member. Bisakah?

Srak!

Chenle terbangun dari lamunan saat Mark mengambil paksa kotak dan surat di genggamannya. Member tertua Dreamies itu merobek surat-surat dengan emosi, lalu membuang kotak yang mengganggu Jisung.

Sementara di sisi lain, Jisung tak peduli dengan hadiah yang sudah dirusak Mark. Jisung lebih ke kesal karena Chenle seenaknya membocorkan hal yang selama ini ia rahasiakan. Bukannya apa, tapi lihatlah Chenle pasti akan lebih dibenci sekarang, sebab kotak itu hadir karena Chenle.

"Kau tak apa?" Mark bertanya seraya duduk di sebelah Jisung.

"Baik-baik saja, Hyung."

"Kenapa tak bilang dari awal?"

Jisung menggeleng. Selama dirinya tidak dirugikan secara langsung, ia malas untuk melaporkan ini.

"Jangan dianggap biasa, kau tetap harus bilang pada Hyung." Dibalas Jisung dengan anggukan. "Istirahatlah."

ㅡ🐬ㅡ

"Aku sudah melaporkan masalah ini ke pihak agensi dan juga polisi, tapi sayang bodyguard kemarin belum menemukan pelakunya."

Dreamies hanya mengangguk mendengarkan penjelasan sang manajer. Tidak ada yang bisa mereka lakukan juga untuk membantu. Biarkan para polisi yang bekerja mencari pelaku. Harapannya ini menjadi masalah terakhir dari haters yang selalu mengganggu privasi mereka.

"Hyung, minum untukmu."

Chenle menyodorkan sebotol soda yang diambil dari kulkas, hanya untuk manajer mereka yang terlihat pusing dengan masalah baru ini.

FAKE || CHENLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang