DUA- TIBA-TIBA

11 1 0
                                    

Hari ini hari sabtu, sejak pagi aku mendengar kebisingan yg terjadi di lantai bawah. Entah apa yang sedang terjadi, aku malas juga untuk turun dan melihat. Hari ini aku bangun siang, hari libur adalah hari bebasku. Tapi bising dibawah cukup mengusikku sampai akhirnya bisa membuatku benar-benar bangun.

Mama sepertinya sempat masuk ke kamar dan membukakan gorden. Pukul 10.30 aku menghela nafas malas, tiba-tiba suara ketukan pintu membuatku beranjak dari tempat tidur.

"Git, udah bangun?" Terdengar suara mas faris di luar. Aku menjawab malas.

"Hmmm" jawabku

"Mandi ya, nanti mau ada tamu"
Sedikit bingung, tapi entah kenapa aku menurut saja. Ku langkahkan kakiku dengan malas untuk mandi. Sekitar 10 menit, rasanya duniaku sudah kembali lagi. Segar, mengeringkan rambut dan merias wajah tipis, aku sudah memakai baju yang sepertinya sudah mamah siapkan di atas tempat tidur. Baju yang baru pertama kali aku lihat, untuk menyambut tamu saja pikirku. Setelah dirasa selesai, juga ketukan pintu membuatku akhirnya keluar.

Mas faris sudah di sana, tersenyum dengan kemejanya yang rapi.

"Sudah siap?" Katanya sambil tersenyum
"Siap apa?" Tanyaku bingung
"Mas mau nikahin kamu" jawabnya asal

Aku tidak menganggap serius ucapan mas faris, dia tipikal orang yang suka bercanda memang.
"Ngaco, mas jangan mancing-mancing ya mentang-mentang aku gagal nikah, adiknya diledekin terus" omelku padanya

Mas faris hanya tersenyum, aku mengikutinya turun ke bawah, tapi aku terkejut melihat hiasan  bunga yang menutupi anak tangga.

Apa ini? Ada apa? Tamu apa?

Aku benar-benar kebingungan, langkah per langkah kebingunganku semakin membesar. Lantai bawah rumah sudah dihias dengan cantik, aku tidak tahu tamu seperti apa yang akan datang ke rumah ini. Kenapa semua orang sibuk? Kecuali aku?

Tiba-tiba mama keluar dari kamarnya, tersenyum lalu mengelus rambut dan pipiku dengan lembut. Tangan hangatnya menggenggam tanganku, membawaku ke sofa. Kami duduk berdua, saling berhadapan dengan genggaman tangannya yang mengerat.

"Gita, maafin mama ya" mata mama mulai berkaca-kaca.
"Maaf untuk apa ma?" Tanyaku kebingungan
"Maafkan mama atas pernikahan kamu yang gagal" mama tertunduk lesu
"Ma, itu bukan salah mama"
"Gita sayang, kamu tahu mama sayang sekali sama kamu. Mama sangat berharap kamu menikah dengan lelaki yang sangat menyayangimu, tanpa batas, tanpa alasan, tanpa harus kamu terlihat sempurna"
"Ma.."
"Ini mungkin akan mengecewakanmu atau mungkin mengejutkan kamu. Tapi percayalah, mama yakin ini pilihan terbaik buat hidup kamu"
"Maksud mama apa sih? Ma, yang pertama ini bukan salah mama, yang ke dua gita udah melupakan laki-laki itu, yang ke tiga mama ga perlu khawatir sama pasangan gita, yang terakhir ini ada apa?"

"Mau ya menikah sama lelaki yang mamah pilih buat kamu?" Ucapan mama kali ini benar-benar membuatku membeku, aku tidak bisa menjawab, kebingungan dengan siatuasi yang sedang terjadi hari ini.

Ini terlalu tiba-tiba dan mengejutkan.

"Ma, gita ga tau siapa orangnya"
" kamu tahu sayang"
"Ma kalo pun gita tahu, tapi aku sama dia ga akan bisa ma, gita ga cinta, hati gita juga masih kosong rasanya buat orang baru" 

"Dia bukan orang baru dihidup kamu"

"Ma, gita kebingungan sekarang. Kenapa gita ga tau hal ini? Kenapa gita harus nerima tentang pernikahan ini"

Aku meraih handphone yang ku taruh di meja, satu-satunya nama yang terlintas dibenakku hanya satu.

"Halo, ras lo di mana? Tolongin gue, gue ga mau nikah sama orang asing. Gue takut"

Tidak ada jawaban di sana, tapi tersambung.

"Aras please jawab gue, tolongin gue" aku sudah menangis gemetar.
.
Hening
"Git, sorry ini melebihi kapasitas gue. Gue ga bisa lagi diem aja. Kalo keputusan ini nanti bakal bikin lo benci gue, gue akan usahain lo maafin gue lagi". Lalu aras menutup telfon setelahnya.

Aku menatap mama yang juga menatapku
"Ma, please..." tapi mama hanya tersenyum dan meyakinkan semuanya akan baik-baik aja.

Tidak lama, bel rumah berbunyi, jantungku rasanya berhenti, kegelisahanku semakim bertambah. Mas faris tiba-tiba keluar dari kamar dan berlari untuk membuka pintu.

Aku tidak pernah bisa membayangkan jika hari sabtu, hari liburku bisa semenyeramkan ini. Ini lebih buruk dari kegagalan pernikahan beberapa bulan lalu.

***
Seru ga si? Aku usahain cerita ini ga susah untuk di mengerti. Doain rajin ya😂🙏

ENDless LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang