DELAPAN- Pelukan

4 0 0
                                    

Mereka kini saling berhadapan, lama sekali rasanya Aras tidak melihat mata hitam pekat gita sedekat ini.
"Aku ga jadi gila" ucapnya
"Ras, kayanya lo dulu ga gini deh sama gue" ucap gita heran.

Aras tersenyum, dia senang sekali gita mau bicara lagi dengannya seperti ini.
"Aras, serius deh ini lo beneran mau jadi suami gue?" Gita bertanya serius ia benar-benar mau memastikan.

Aras mengangguk

"Yakin?" Tanya gita lagi
Aras mengangguk semakin kencang.

"ngomong dong" gita protes, sejak tadi aras hanya senyum-senyum, dia bertanya tapi aras hanya mengangguk saja.

Kali ini Aras menggeleng sambil tersenyum.

Gita dibuat heran karenanya, "ga mau ngomong?" tanya gita serius. "Arassss!!!"

Aras tertawa "Iya sayang" lalu ia terbahak.

Gita benar-benar tidak habis pikir melihat aras yang sekarang ini, pertemanan mereka bukan baru sebentar. Tapi gita hanya tidak bisa percaya aras benar-benar menyayanginya.

"aku hari ini mau diem aja, mau denger kamu ngomong, kangen banget"

Sikap Aras yang seperti ini benar-benar membuat gita terkejut, sisi lain aras membuatnya geleng-geleng kepala.

"Balas dendam?"
"Enggak"
"Bohong"
"Udah lama banget ga denger kamu ngomong banyak"
"Ras serius deh, ini kita ngobrol dari awal dulu ya"
"Boleh"
"sejak kapan punya rasa suka sama gue?"
"Udah lama banget"
"Iya, tapi dari kapan?"
"Sebelum kamu sama rio"

Gita terkejut
"Ga mungkin" gita tidak percaya
"Serius"
"Ga, ga mungkin"
"Serius gita, pertanyaan selanjutnya"
"Pas gue sama rio ga jadi nikah.."
"Bersyukur" jawab aras mudah. Gita bahkan belum menyelesaikan pertanyaannya.
"Oh gitu?" Gita memicingkan matanya
"sebenernya gue belum bisa nerima ini ras, masih bingung, tapi mas faris, glen, ada benernya juga, kenapa ga gue coba. Lo ga apa-apa?" Tanya gita ragu-ragu.

"Ga apa-apa" aras tersenyum, bahkan ketika cintanya belum terbalaskan pun aras sudah sangat senang, asalkan gita selalu di sampingnya.
"Tapi gue sayang ko sama lo" gita menimpali. Entah kenapa rasanya ia harus bicara tentang ini.
"Iya" dibalik jawaban singkatnya, aras rasanya mau gila. Jantungnya berdetak sangat cepat, perasaan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Efek gita benar-benar bisa membuatnya kehilangan akal.

"Ko iya doang?"
"Ya aku ga masalah, yang penting kamu sayang kan sama aku?" Tanya aras.

Gita mengangguk, aras seketika salah tingkah.
"Apa yang bikin kamu mau dateng ke sini?" Tanya aras balik.
"Kerja" jawabnya

Aras bingung, pekerjaan apa?
"Oh iya? Hmmm" aras tidak banyak lagi bertanya.

"Emang dikira apa?"
"Bukan apa-apa"
"Jadi udah maafin aku sekarang?"
"Masih butuh jawabannya?"
"Hmm, kalo kamu ga ada kerjaan, bakalah tetep ke sini? Ketemu aku?"
"Ga tau"

"Karena kamu udah tenang, sekarang aku mau minta maaf lagi. Maaf ya git, kesan pernikahan ini maksa kamu buat sama aku. Hmmm janjiku sama tante ria bakalan selalu aku pegang. Bukan karena janjiku ke tante ria, tapi karena aku yang sayang banget sama kamu. Kasih aku kesempatan buat bikin kamu bahagia pas hidup kamu sama aku. Jangan marah kaya kemarin lagi, aku beneran stress nyari cara biar kamu ga marah lagi. Ternyata kamu emang cuma butuh waktu. Git, takutnya kamu ga denger atau belum denger. Aku cinta sama kamu, bener-bener ga bisa aku ga sama kamu" Aras tersenyum, lalu gita tiba-tiba memeluknya.

"Git????"
"Maafin gue"
Aras balas memeluk gita dengan erat.
"jangan dilepas dulu ya pelukannya, kangen banget"

Gita mengangguk. Aras tersenyum lebar.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ENDless LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang