10

73 11 35
                                    

📞...

"Winantya, kamu sama Ara minggu nanti ke Jakarta yaa, ada undangan makan malam keluarga besar sekalian pulang"

"Ya pa, nanti aku kabarin Ara"

"Ya soalnya mas Yasha sama Yovan udah disini duluan. Kamu sama Ara sendiri yang belum dateng, gapapa minggu aja"

"Oke pa"

.....

"Kenapa sayang kok keliatannya serius banget?" Tanya Baskara.

"Minggu kerumah keluarga utama ada makan malam. Sabtu siang mungkin aku otewenya"

"Tapi kok mukanya sedih gitu, bukannya seneng ya bisa kumpul keluarga besar?"

"Hmmm, cuma khawatir aja. Keluarga Fleischer itu.... Ah aku harus melindungi wajah papaku" Ucap Winantya.

Baskara menggenggam kedua tangan Winantya kemudian menciumnya. Ia menatapnya lekat lalu mengambil sesuatu dari sakunya.

Sebuah cincin berwarna silver dengan ukiran star. "Aku mencintaimu, siapapun yang kamu lindungi aku akan melindungi mu." Ucapnya.

"Bagaimana aku harus percaya? Sedangkan aku sendiri bukan orang baik juga" Ucap Winantya.

"Baik burukmu aku gak peduli, aku cuma mau kamu tetep sama aku bagaimana pun jalannya"

Winantya tersenyum kemudian Baskara memakaikan cincinnya di jari telunjuk. Dalam hati Baskara. "Kamu seperti bangsawan, mereka akan memakai cincin di jari telunjuk karena menunjukan kehormatan"

"Win, aku pikir bagaimana cara kita menikah. Kadang aku suka pesimis" Ucap Baskara.

"Aku yang akan melamarmu"

"Bukan itu, tapi bagaimana caranya? Pernikahan sesama jenis gak dilegalin disini win meskipun papa kamu restui" Ucap Baskara.

"Kalau gitu gak perlu nikah, kita hidup berdua aja"

Akhirnya Baskara lega dengan jawaban Winantya. Awalnya dia berpikir bagaimana meneruskan hubungan kedepan ketika pernikahan sesama jenis tidak dilegalkan.

"Kiss me" Ucap Baskara.

Winantya menggeleng.

"Kiss me please" Baskara memajukan bibirnya.

Winantya berpikir untuk mengerjai Baskara. Ia hanya mengecup singkat kemudian tertawa.

"Itu bukan kiss" Ucap Baskara.

"Emang maunya apa hmm?"

"Kokop" Baskara menjulurkan lidahnya

"Astaga lo ga hargai gue disini bas?" Ucap Dilan. Baskara menoleh kemudian memberikan jari tengah padanya.

Ternyata sedari tadi Dilan menjadi obat nyamuk bagi mereka berdua. Tapi syukur, Dilan sudah membaik karena beberapa hari ditemani oleh Chandra sampai anak itu melupakan Winantya.

"Maaf ya kak Dilan" Ucap Winantya.

"Gapapa, ngomong ngomong soal pernikahan, gue sama Chandra juga bahas ini sebenarnya. Keputusan kita justru lain dari kalian" Ucap Dilan.

"Dari kak Dilan?" Tanya Winantya

"Dari aku tapi Chandra setuju, kita menikah dengan seorang wanita tapi itu open relationship" Ucap Dilan.

"Apa itu?"

"Pernikahan yang membolehkan pasangannya mempunyai hubungan diluar. Seperti sex dengan orang lain dan pacaran dengan oranglain. Nah Chandra setuju karena dia mau asal sama gue" Ucap Dilan.

FIRST MISTAKE S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang