13

83 10 13
                                    

Heningnya ruang kamar Winantya setelah ia dibawa kembali dari rumah sakit. Saat ini dia sedang dirumahnya bersama keluarga dan teman-teman.

Winantya memegangi buku catatan milik Devano yang dimana setiap lembarnya terdapat foto mereka berlima. Ada juga dia dengan winantya dan ada juga foto dia dengan black tiger.

"Aku menginginkan persahabatan yang abadi, saling mengerti dan saling melengkapi. Aku merindukan saat saat itu  dimana kita semua kompak tanpa adanya cinta yang menjadi perselisihan. Katakan padaku apakah persahabatan itu seperti aku dengan Winantya yang saling mendengarkan tanpa beradu argumen. Sepertinya yang memberi telinga dan seperti ku yang memberi telinga. 20 menit bahkan 30 menit kami menyanyikan lagu persahabatan dan saling memeluk untuk memahami sebuah perasaan sepi. Selama ini aku kesepian namun aku bersyukur dengan adanya Winantya disini. Aku bersyukur bertemu orang baik sepertinya dan aku bersyukur bertemu dengannya"

Lembar terakhirnya tertulis catatan ini dengan foto Devano dan Winantya yang sedang berada di lapangan basket.

"Gue gak mau ada yang celaka lagi demi lindungin gue." Ucap Winantya.

Dia sudah menyetujui permintaan kedua kakaknya untuk tidak mengikuti kegiatan berbahaya yaitu dengan bergabung dengan gang motor sembarangan.

Dia juga melihat bagaimana Baskara memohon sampai berlutut dirumah sakit saking takutnya kehilangan.

"Devano bukan lindungin elu win, dia lindungin Louis" Ucap Chandra.

"Iya win, gausah ngerasa bersalah. Kita semua baik baik aja kok." Ucap Tama.

Winantya menunduk. "Hanin bilang, selain Baskara yang diem meluk gue, ada Bara yang berusaha buat lepasin gue."

"Itu Hanin yang minta win, Bara gak tau itu elu, kalau Hanin gak ngomong mungkin Bara udah kabur duluan bawa Hanin" Ucap Tama.

"Tapi mereka semua dateng karena gue, udah cukup gak boleh ada lagi yang mati karena gue. Jangan bikin gue ngerasa bersalah seumur hidup" Ucap Winantya.

"Lo salah win, justru kita yang bersalah. Kita semua bawa lo ke jalan yang salah. Harusnya dari awal lo gak pernah nginjekin kaki di markas kita. Karena sama Baskara doang lu aman aman aja" Ucap Tama.

"Selama lo sama Warewolf aja gak serumit ini win, bener kata Baskara jangan ikutin mereka, lu ada gue kok santai aja gue gak ikutan geng manapun aman sentosa" Ucap Chandra

"Hmmmm"

"Coba gua masih ikut, mereka tau gue adenya Louis dan tau Dilan deket sama gua apa gak jadi korban juga tuh Dilan. Keputusan gue lebih demi keamanan dia aja win, lo juga jangan bikin Baskara bahaya, kalau ada apa apa sama lo dia bisa nekat" Lanjut nya.

"Gak ada alasan win, semua yang terjadi karena takdir, Bara celaka karena dateng demi Hanin, bukan elu. Jadi gausah ngerasa bersalah, Devano juga. Dia dateng nemenin Baskara yang khawatir banget sama lo." Ucap Tama.

"Maaf ya" Ucap Winantya.

"Bukan salah lo, santai.. Ini pure salah kita semua" Ucap Tama.

"Fokus kuliah aja win, aku tau kamu harapan pak Andhika. Cukup dengerin beliau" Ujar Dewangga.

"Hmmmm"

"Baskara mau kesini nggak?" Tanya Chandra.

"Kesini habis kelas, nanti sama anak Warewolf juga." Jawab Winantya.

Yaa... Sebelumnya saat Winantya kembali, teman teman dari syntax mendatangi rumah Winantya ramai ramai karena kabar dari Yasha mengenai Winantya.

"Yaudah deh bener, kita juga gak bisa lama lama ya kan, bentar lagi ada kelas jam 2, lo udah diijinin kan?" Tanya Chandra

FIRST MISTAKE S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang