Bab 6 (Kenangan dan Luka Lama)

25 5 0
                                    


Musim panas di Jeju terasa berbeda dari biasanya malam itu. Udara malam yang lembut mengalir melalui jendela-jendela restoran yang terbuka, membawa aroma bunga dan laut yang menenangkan. Sementara restoran kecil milik kakak Sooji telah tutup, dan suasana sekitar menjadi tenang, Sooji duduk sendirian di belakang meja kasir. Meski lampu-lampu restoran sudah dimatikan, pikirannya tetap menerangi kembali kenangan-kenangan yang gelap.

Sooji berusaha menyelesaikan beberapa pekerjaan administratif. Namun, perhatian dan tanggung jawabnya sering teralihkan oleh bayangan masa lalu. Ketika dia menulis dengan penuh konsentrasi, sosok Sunjae sering muncul dalam ingatannya, mengganggu ketenangan yang coba ia ciptakan.

Suara pintu restoran yang terbuka membuat Sooji tersentak dari lamunannya. Jungkook masuk dengan langkah santai, mengenakan jaket tebal dan topi beanie. Sepertinya dia merasa nyaman dengan cuaca malam yang lebih dingin, kontras dengan udara panas yang mengisi restoran di siang hari.

“Malem, Sooji. Ada yang bisa aku bantu?” tanya Jungkook, memasuki ruangan dengan senyum ramah.

Sooji tersenyum tipis. “Tidak, semuanya sudah beres. Hanya menyelesaikan beberapa hal sebelum pulang. Kenapa kamu datang lagi?”

Jungkook mengambil kursi di sebelah meja kasir, duduk dengan sikap santai tetapi penuh perhatian. “Aku hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja. Sepertinya kamu sering bekerja larut malam.”

Sooji menghela napas panjang. “Kadang-kadang, pekerjaan membantu mengalihkan pikiranku. Rasanya lebih mudah daripada menghadapi semuanya sendirian.”

Jungkook mengangguk, memilih kata-kata yang tepat untuk mendukung Sooji. “Aku mengerti betapa sulitnya melewati masa-masa seperti ini. Kadang, berbicara tentang apa yang kita rasakan bisa membantu. Mungkin kamu ingin bercerita tentang apa yang mengganggumu?”

Sooji terdiam sejenak, merasa terharu oleh tawaran Jungkook. “Aku tahu kamu mungkin sudah mendengar banyak tentang aku. Tapi aku belum banyak bercerita tentang diriku sendiri.”

Jungkook mengangguk dengan lembut, menunjukkan kesiapannya untuk mendengarkan. “Aku di sini untuk mendengarkan. Jika kamu merasa siap untuk berbagi, aku akan mendengarkan dengan sepenuh hati.”

Sooji menatap Jungkook dengan penuh rasa terima kasih. “Baiklah. Mungkin ini saat yang tepat untuk berbagi sedikit tentang masa lalu.”

Dia mulai bercerita dengan perlahan, merasakan ketulusan dalam perhatian Jungkook yang membuatnya merasa lebih mudah untuk terbuka. “Beberapa waktu lalu, aku kehilangan sahabat terbaikku, Sunjae. Kami telah melalui banyak hal bersama, dan aku merasa sangat dekat dengannya. Namun, dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya di hadapanku. Rasanya seperti aku gagal dalam misi untuk menyelamatkannya. Aku merasa semuanya adalah kesalahanku, meskipun aku sudah berusaha.”

Jungkook mendengarkan dengan penuh perhatian, menahan diri untuk tidak menginterupsi. “Itu pasti sangat menyakitkan dan sulit untuk diterima. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya.”

Sooji menelan ludah, matanya mulai berkaca-kaca. “Setiap malam, aku terbangun dengan mimpi buruk tentang hari itu. Aku merasa seperti aku gagal dalam segala hal. Tidak peduli seberapa keras aku berusaha untuk mengatasi rasa bersalah itu, perasaan itu tidak pernah hilang.”

Jungkook meraih tangan Sooji dengan lembut, mencoba memberikan sedikit kenyamanan. “Sooji, kadang-kadang kita tidak bisa mengontrol apa yang terjadi di sekitar kita. Apa yang terjadi bukanlah kesalahanmu. Rasa bersalah yang kamu rasakan wajar, tetapi jangan biarkan itu menghalangi kebahagiaanmu.”

Sooji menatap tangan Jungkook yang masih memegang tangannya, merasakan kehangatan dan dukungan yang tulus. “Aku tahu, tetapi sulit untuk mengabaikannya. Kadang-kadang, aku merasa seperti bayangan itu selalu mengikuti kemanapun aku pergi.”

Jungkook menggenggam tangan Sooji lebih erat. “Kamu tidak sendirian dalam hal ini. Aku tahu kamu merasa terbebani, tetapi aku ada di sini untukmu. Mungkin kita bisa mencoba menghadapi rasa sakit itu bersama-sama.”

Sooji merasa sedikit terharu dengan dukungan yang diberikan Jungkook. “Terima kasih. Aku tidak tahu bagaimana aku bisa melalui ini tanpa bantuanmu.”

Malam itu, Sooji merasa sedikit lega setelah berbagi ceritanya dengan Jungkook. Percakapan mereka membantu mengurangi sedikit rasa beban di hatinya. Meski jalan menuju penyembuhan masih panjang, kehadiran Jungkook memberikan kekuatan tambahan bagi Sooji untuk terus berjuang menghadapi masa lalunya.

Keesokan paginya, saat matahari terbit dengan lembut di ufuk timur, Sooji dan Jungkook memutuskan untuk menghabiskan hari bersama. Mereka pergi ke sebuah pasar pagi yang ramai, mencicipi makanan lokal dan membeli beberapa kerajinan tangan dari penjual. Sambil berjalan di sepanjang jalan yang dipenuhi warna-warni bunga dan aroma makanan yang menggugah selera, mereka berbicara tentang berbagai hal yang tidak terlalu berat.

Di tengah keramaian pasar, Jungkook bertanya, “Apa hal paling menyenangkan yang pernah kamu lakukan di masa lalu?”

Sooji berpikir sejenak. “Aku ingat saat aku dan Sunjae dulu suka pergi ke taman dan membuat piknik kecil di bawah pohon. Itu selalu menjadi waktu yang menyenangkan dan santai bagi kami.”

Jungkook tersenyum. “Itu terdengar indah. Mungkin kita bisa mencoba membuat kenangan baru yang menyenangkan seperti itu. Bagaimana kalau kita pergi piknik ke salah satu taman di Jeju?”

Sooji tersenyum dengan semangat. “Itu ide yang bagus. Aku sudah lama tidak melakukan hal seperti itu.”

Mereka menghabiskan sore hari di taman yang indah, mengatur selimut di atas rumput dan menikmati makanan yang mereka beli dari pasar. Suasana ceria dan suasana hangat membuat Sooji merasa lebih ringan, dan senyum Jungkook yang tulus menambah keceriaan hari itu.

Malam itu, saat kembali ke restoran, Sooji merasa hatinya sedikit lebih tenang. Dukungan dan perhatian Jungkook memberikan dorongan yang sangat dibutuhkan untuk melawan bayang-bayang masa lalu. Meskipun jalan menuju penyembuhan belum sepenuhnya selesai, Sooji merasa bahwa ada harapan baru yang muncul.

Dengan kehadiran Jungkook, Sooji mulai melihat masa depan dengan lebih optimis. Kenangan dan luka lama tetap ada, tetapi ada ruang untuk kebahagiaan baru dan kenangan yang menyenangkan. Musim panas ini mungkin tidak menghapus masa lalu, tetapi memberikan kesempatan untuk menciptakan kenangan baru yang penuh dengan harapan dan cinta.

Echoes of a Forgotten Melody (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang