Bab 8 (Pengakuan dan Penolakan)

21 6 0
                                    

Malam di Jeju terasa semakin hangat dengan datangnya akhir pekan. Sooji dan Jungkook telah menikmati waktu mereka bersama selama beberapa minggu terakhir, mengunjungi tempat-tempat indah, berbagi tawa, dan saling mendukung. Namun, di balik kebahagiaan mereka, ada ketegangan yang semakin meningkat. Jungkook merasakan dorongan kuat untuk mengungkapkan perasaannya, sementara Sooji masih berjuang dengan rasa takut dan keraguan.

Pada malam yang penuh bintang, setelah makan malam sederhana di restoran, Sooji dan Jungkook berjalan-jalan di sepanjang pantai. Suara ombak yang lembut dan aroma laut menciptakan suasana yang romantis. Mereka duduk di pasir, memandang ke arah laut yang bercahaya oleh sinar bulan.

Jungkook, dengan wajah yang serius dan penuh tekad, memutuskan bahwa saatnya untuk mengungkapkan perasaannya. “Sooji, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu.”

Sooji menoleh ke arah Jungkook, merasakan ketegangan dalam nada suaranya. “Ada apa, Jungkook?”

Jungkook menarik napas dalam-dalam, berusaha untuk menyusun kata-kata dengan hati-hati. “Aku tahu kita telah menghabiskan banyak waktu bersama, dan aku merasa sangat dekat denganmu. Aku tidak bisa lagi menyimpan perasaan ini dalam-dalam. Aku jatuh cinta padamu, Sooji.”

Sooji terdiam, matanya membulat dalam keterkejutan. Dia tidak pernah mengira Jungkook akan mengungkapkan perasaannya dengan begitu langsung. Hatinya berdebar keras, campuran antara kebahagiaan dan ketakutan mengisi pikirannya.

“Jungkook, aku...” Sooji mulai, suaranya sedikit bergetar. “Aku tidak tahu harus berkata apa.”

Jungkook, merasakan ketidakpastian dalam jawaban Sooji, melanjutkan dengan hati-hati. “Aku mengerti jika kamu merasa terkejut. Aku hanya ingin jujur tentang apa yang aku rasakan. Aku siap untuk menghadapi apa pun jika kamu merasa sama.”

Sooji merasa hatinya tertekan dengan berat. Dia tahu bahwa dia memiliki perasaan yang mendalam untuk Jungkook, tetapi ketakutannya membuatnya sulit untuk menerima kenyataan ini sepenuhnya. “Jungkook, aku benar-benar menghargai perasaanmu dan aku juga merasakan sesuatu yang mendalam untukmu. Tapi aku merasa bingung dan takut tentang apa yang akan terjadi jika kita melanjutkan hubungan ini.”

Jungkook menatap Sooji dengan penuh harapan. “Apa yang kamu takutkan? Aku yakin kita bisa mengatasi segala rintangan bersama-sama.”

Sooji menggigit bibirnya, berjuang untuk menemukan kata-kata yang tepat. “Aku takut kalau hubungan ini akan membawa dampak negatif bagi kariermu dan hidupmu. Aku tidak ingin menjadi beban atau menghalangimu dari mencapai impianmu.”

Jungkook menarik napas dalam-dalam, berusaha untuk mengerti perasaan Sooji. “Aku memahami kekhawatiranmu. Tapi aku tidak berpikir hubungan kita akan menjadi penghalang. Aku percaya kita bisa menemukan cara untuk menjaga semuanya berjalan lancar.”

Sooji menatap Jungkook dengan penuh emosi. “Aku tahu kamu mungkin merasa seperti itu, tetapi aku merasa seperti aku tidak dapat memberikan kepastian tentang masa depan kita. Aku takut akan melukai kita berdua jika kita melanjutkan hubungan ini.”

Jungkook merasakan kepedihan di hatinya mendengar kata-kata Sooji. “Jika kamu merasa tidak bisa melanjutkan hubungan ini, aku akan menghormati keputusanmu. Tetapi aku ingin kamu tahu bahwa aku benar-benar mencintaimu, dan aku siap untuk menghadapi apa pun jika itu berarti kita bisa bersama.”

Sooji merasa air mata mulai menggenang di matanya. “Jungkook, aku benar-benar ingin bersama denganmu, tetapi aku merasa harus memikirkan konsekuensinya. Aku merasa keputusan ini adalah yang terbaik untuk kita berdua.”

Jungkook mengangguk dengan penuh pengertian, meskipun hatinya merasa hancur. “Aku menghargai keputusanmu, Sooji. Aku hanya berharap kamu tahu betapa berarti dirimu bagi aku.”

Sooji meneteskan air mata saat dia melihat Jungkook berusaha untuk tetap kuat. “Aku juga berharap kita bisa menemukan cara untuk tetap saling mendukung, meskipun kita mungkin tidak bersama dalam kapasitas yang kita inginkan.”

Mereka duduk di pantai dalam keheningan, masing-masing memikirkan kata-kata yang baru saja diucapkan. Meskipun ada rasa sakit dan kepedihan, mereka merasa bahwa keputusan ini mungkin adalah yang terbaik untuk mereka saat ini. Jungkook dan Sooji berdiri dan berjalan kembali ke restoran dengan langkah yang terasa berat, saling memberikan senyuman lembut yang penuh makna.

Hari-hari berikutnya terasa berbeda bagi keduanya. Sooji kembali fokus pada pekerjaannya di restoran dan berusaha mengatasi rasa sakit hati yang dirasakannya. Jungkook, di sisi lain, kembali ke rutinitasnya dengan hati yang terbagi antara rasa sakit dan harapan. Mereka berdua merasa kehilangan sesuatu yang sangat berarti, tetapi mereka juga tahu bahwa mereka perlu waktu untuk menyembuhkan diri dan merenung.

Meskipun hubungan mereka tidak berkembang seperti yang mereka harapkan, Sooji dan Jungkook tetap saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Mereka tahu bahwa meskipun mereka tidak bersama secara romantis, ikatan yang mereka miliki adalah sesuatu yang tak ternilai harganya. Dan dalam perjalanan waktu, mereka berharap bahwa masa depan mungkin akan membawa mereka kembali ke dalam pelukan yang penuh cinta dan pengertian.

Echoes of a Forgotten Melody (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang