XX

195 27 15
                                    

Gavriel sebenarnya tahu, hal yang sangat diperlukan seseorang yang sedang diambang kehilangan adalah support dan juga hadirnya orang-orang tersayang.

Karena itu, bertahun-tahun lalu saat Amanda meninggalkan dirinya, untuk Gavriel keberadaan orang terdekatnya apalagi Leia disampingnya sangat membantu.

Gavriel masih ingat bagaimana dia tak bisa jauh dari Leia. Bahkan Leia dan Nadhif menginap di apartemen miliknya untuk terus memantau keadaan Gavriel.

Agar laki-laki itu tak semakin ditelan kesedihan.

Karena untuk Gavriel saat itu, Leia sangat penting bagi kewarasannya.

Dia perlu Leia.

Maka Gavriel tidak bisa menyangkal jika Nadhif memilik hati yang besar untuk meminjamkan kehadiran Leia padanya.

Gavriel akui jika Nadhif memiliki hati yang baik saat itu.

Namun...

Dirinya tak akan bisa seperti Nadhif.

Dia tak bisa membiarkan Leia dalam dekapan seseorang.

Dia hanya tak bisa menyaksikan apa yang dia saksikan sekarang lebih lama. Dimana Leia mendekap Nadhif sambil menepuk lembut punggung laki-laki yang tengah bersedih itu.

"Le" panggilan Gavriel membuat Leia menoleh namun tetap memeluk Nadhif.

"Udah hampir tengah malam. Lo perlu istirahat" tambah Gavriel dengan wajah datar.

Dia mencoba untuk tak terdengar terganggu dengan pelukan antara Leia dan Nadhif.

"Gue nginep, Gav-"

"Tapi-"

"Kamu pulang aja, Le. Biar aku aja yang disini. Bed-nya cuman cukup untuk satu orang soalnya dan kamu gak akan nyaman istirahat di rumah sakit" ucap Nadhif cepat, walau dia ingin Leia selalu ada disampingnya, tak serta merta dia menahan perempuan itu.

Dia tak egois.

Duh, ada yang kesindir gak ya?

Leia mengurai pelukannya lalu merapikan rambut Nadhif sebentar.

"Pagi gue kesini lagi kok. Nanti gue bawain sarapan sama baju ganti"

"Thankyou, Leia"

"Sure Dip. Lo abis ini langsung istirahat ya, nangisnya nanti aja. Nunggu gue"

"Kalau mau nangis sama gue aja ya"

Gavriel membuang wajahnya saat teringat dengan perkataan Leia bertahun-tahun lalu saat dia terjatuh dalam keterpurukan.

Entah kenapa dia merasa...

Digantikan?

"Hati-hati dijalan, Le"

"Iya, Dip. Gue pulang dulu"

Maka pergilah keduanya, Leia dan Gavriel. Gavriel daritadi hanya berdiam diri, begitu pula dengan Leia. Namun saat Leia mengutarakan keinginannya untuk ke supermarket 24 jam akhirnya Gavriel buka suara.

"Ngapain? Gak bisa besok aja?"

"Justru untuk besok. Gue mau bikin nasi goreng buat sarapan Nadhif. Dia suka nasi goreng buatan gue-"

"Le, for the record, kalian udah cerai" potong Gavriel.

Gavriel merasa yang dilakukan Leia untuk Nadhif berlebihan.

Leia memandang aneh Gavriel lalu menghela nafas. "Lo pulang duluan aja, Gav. Lagian kita pake mobil sendiri-sendiri. I can take care of myself just fine-"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Favorite AlmostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang