02 : Rencana

260 40 6
                                    

Jake terbangun dari tidurnya saat dia merasa sebuah tarikan yang kuat. Pria cantik itu terlihat kebingungan saat dia terbangun diluar waktu rutinnya. Jake sempat melirik jam, ini masih pukul 2 dini hari. Tubuhnya kembali di tarik hingga dia terjatuh dari ranjangnya. Jake bangun dengan kebingungan saat melihat raut marah di wajah Seungmin.

PLAK.........

PLAK.........

Jake merasa panas di kedua pipinya. Dia reflek memegang pipi itu. Hingga sebuah jambakan di rambutnya dia rasakan. Kulit kepalanya terasa perih akibat kuatnya jambakan itu.

"Awww.... Sakit... Papi.... " Rintihan keluar dari mulut Jake.

"Apa yang sudah kamu lakukan Jake? Papi sudah bilang jangan mempermalukan nama papi kan?"

Jambakan Seungmin semakin kuat hingga membuat kepala Jake mendongak ke atas. Muka Jake sudah sangat merah karena menahan air matanya.

"Kamu memang harus dihukum Jake"

Seungmin menghempaskan tubuh Jake hingga tersungkur di lantai. Dengan kuat kaki Seungmin menendang perut Jake membuat sebuah rintihan kembali keluar dari mulut Jake.

"HANS!!!!" Teriak Seungmin.

Pelayan Hans yang di panggil langsung mendekat.

"Saya di sini Tuan besar"

"Bawa Jake ke ruang hukuman. Bocah ini perlu di beri tahu"

Jake menggeleng saat mendengar ucapan Jake. Dengan tertatih ia bersujud dan menyentuh kaki papi nya.

"Papi~ jangan ruang hukuman. Jake mohon" Lirih Jake dengan air mata yang sudah mengalir deras.

Seungmin menendang tangan Jake yang menyentuh kakinya.

"Bawa dia, Hans!"

Pelayan Hans lalu mengangkat tubuh Jake dan membawanya ke ruang hukuman yang di maksud. Ruangan itu berwarna merah dengan lampu temaram.

"Ikat dia di sana!"

"Papi~ Jake minta maaf" Ucap Jake dengan air mata yang berlinang membasahi wajahnya.

"CEPAT IKAT DIA, HANS!!!!"

Bentakan Seungmin membuat Hans menurut lalu mengikat tangan Jake dengan tali yang menggantung di atas kepalanya. Kini Jake berdiri dengan kedua tangan yang terikat ke atas. Air mata sudah membasahi pipinya. Seungmin mendekat dan mencengkram pipi Jake yang basah akibat air mata.

"Tinggalkan kami!"

Hans lalu keluar dari ruangan itu. Seungmin semakin mencengkram kuat pipi Jake. Jake terus mengucap kata maaf dari bilah bibirnya.

"Apa yang tadi kamu lakukan cantik?" Tanya Seungmin dengan tatapan tajam.

"Keluar dari kediaman Lee tanpa berpamitan? Ingin mempermalukan Papi?"

Jambakan kembali Seungmin berikan pada Jake.

"Maaf Papi, Jake takut makanya pergi tanpa pamit" Ucap Jake di sela tangisannya.

"Menolak untuk di sentuh Evan? Dia calon suami mu Jake"

"Tapi Kak Evan tidak mencintai Jake. Dia bahkan menyuruh Jake untuk berbagi dengan pria lain. Kak Evan tidak bisa setia, Pi"

PLAK.......

Tamparan keras kembali Jake rasakan. Jake merasa pipinya sangat panas dan sedikit nyeri.

"Di dunia ini kesetiaan itu nomor sekian Jake. Yang penting uang. Menikah dengan Evan maka hidup kita terjamin sampai selama-lamanya, Jake"

"Jake mau menikah dengan orang yang mencintai dan dicintai Jake, Pi" Lirih Jake dengan nada pilu.

CangKang || HeejakehoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang