08 : Favour

228 28 1
                                    

Jake, Sunghoon, dan Sunoo kini sudah ada di sebuah cafe dekat Taman Kota Tua. Mereka menunggu waktu janji temu dengan Ni-ki di cafe itu. Sedari tadi tangis Sunoo tak kunjung berhenti. Jake dan Sunghoon pun terus berusaha menenangkan Sunoo.

Tiba-tiba ponsel Sunghoon berdering. Dia mengambil ponsel dari dalam tas, sekilas melihat ke layar ponsel. Kemudian menatap Jake dengan tatapan dalam.

"Jae, aku angkat telfon dari orang kebun dulu ya. Kamu sama Sunoo di sini aja"

"Iya Sunghoon"

Sunghoon pun beranjak keluar dari cafe. Jake kembali menenangkan Sunoo.

"Sunoo, bisa kamu cerita tentang hubungan kamu sama Ni-ki. Mungkin dari awal kalian ketemu. Siapa tau lewat cerita kamu, aku bisa dapet cara buat bujuk Ni-ki" Ucap Jake dengan tatapan memohon.

Sunoo sempat ragu, namun akhirnya ia menatap yakin ke arah Jake.

"Jadi gue sama Ni-ki merantau di sini Kak. Ni-ki dari Atlago, dia ke Oklasippi karena mau buktiin ke orang tuanya kalau dia bisa hidup mandiri sama kayak Bang Sunghoon"

Jake mengerutkan keningnya.

"Jadi Sunghoon juga dari Atlago?"

Sunoo menggeleng. "Engga Kak. Sebenernya gue ga tau Bang Sunghoon asalnya dari mana. Cuma yang gue tau Bang Sunghoon itu sepupunya Ni-ki. Dulu Ni-ki sempet tinggal di rumah Bang Sunghoon. Dari situ kan Ni-ki bisa kenal sama lo, Kak. Ni-ki selalu bilang kalau karakter lo dan dia itu sama. Ni-ki itu ga pernah mau terima kerjaan yang bukan passion dia. Dan dia ga bisa kayak Bang Sunghoon yang mau kerja apa aja. Ni-ki suka motor dan balapan. Selama ini kita hidup ya dari uang hasil balapan. Tapi beberapa waktu ini, Ni-ki bilang lo udah ga pernah lagi ke sirkuit. Karena soal balapan Ni-ki bergantung ke lo, Kak. Semenjak lo ga balapan, pemasukan gue sama Ni-ki berkurang"

Sunoo sejenak meminum kopi pesanannya.

"Semenjak itu kita selalu debat. Gue minta dia coba cari kerjaan lain. Tapi Ni-ki malah lebih milih cari lo. Sampai akhirnya gue melakukan kesalahan yang buat Ni-ki pergi ninggalin gue"

Jake mengerutkan keningnya, dia mengusap lembut lengan Sunoo.

"Kesalahan apa?" Tanya Jake hati-hati.

Sunoo menunduk dengan bibir melengkung ke bawah.

"Gue nyuruh Ni-ki milih antara gue atau lo, Kak. Dan dia marah ga kasih jawaban. Ni-ki bilang dia ga akan bisa pilih antara lo atau gue. Habis itu dia pergi dan ga pernah pulang"

Jake membelalakan matanya. Pantas saja waktu pertama melihatnya tadi Sunoo sangat marah dan langsung memukulinya.

"Sunoo, aku minta maaf tentang itu. Tapi aku bener-bener ga ada hubungan apa-apa sama Ni-ki"

Jake dengan tatapan sendu mengelus punggung tangan Sunoo yang ada di atas meja. Sunoo mendongak dan menatap Jake. Kepalanya menggeleng dengan tatapan sedih.

"Gue yang harusnya minta maaf ke lo, Kak. Ga seharusnya gue melampiaskan rasa sedih gue dengan marah sama lo"

Jake menggeleng. "Aku paham posisimu Sunoo"

"Makasih ya Kak"

Sunoo tersenyum dengan tatapan menerawang.

"Ni-ki itu alasan gue bertahan selama ini Kak. Dia tumpuan hidup gue. Dulu sebelum merantau ke sini, gue tinggal di Branexas"

Jake sedikit tersentak. Ternyata Sunoo berasal dari Branexas sama sepertinya.

"Gue hidup di keluarga besar yang masih memegang erat tradisi. Di keluarga besar gue, semua yang dilakukan seorang anak atas perintah orang tua. Anak tidak memiliki kebebasan untuk memilih jalan hidupnya. Semua sudah di atur oleh orang tua"

CangKang || HeejakehoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang