12 : Redamancy

218 36 5
                                    

Waktu berjalan begitu cepat, sekarang jam sudah menunjukkan pukul 10.30 malam. Bentala Coffee, tempat kerja Sunghoon dan Jake sudah tutup sejak 30 menit yang lalu. Jake sibuk membersihkan pantry. Sedangkan Sunghoon sibuk di balik meja kasir.

"Jaeyun, gue duluan ya. Gapapa kan? Lo nunggu Sunghoon? Dia kayaknya masih lama" Ucap seorang pemuda yang sudah menggendong tas di punggungnya.

Jake beralih menatap pemuda itu dan tersenyum.

"Iya Kak Mingi, aku nunggu Sunghoon. Kak Mingi hati-hati di jalan" Ucap Jake sambil melambaikan tangannya.

"Yaudah gue balik ya. Bye Jae"

Mingi pun berjalan mendekat ke arah Sunghoon. Dia lalu menepuk bahu Sunghoon yang terlihat fokus pada beberapa kertas dan laptop di hadapannya.

"Hoon, gue balik duluan. Itu si Jaeyun nungguin lo. Jangan kemaleman kasian si Jaeyun"

Sunghoon mendongak menatap Mingi.

"Iya bang, paling habis ini kelar"

"Okelah. Gue cabut duluan ya"

"Yoi, hati-hati bang"

Mingi hanya mengangkat jempolnya ke atas lalu meninggalkan Sunghoon. Kepala Sunghoon langsung beralih ke arah Jake yang masih sibuk di pantry.

Sunghoon menyugar rambutnya ke belakang dan beranjak dari duduknya. Dia berjalan mendekat ke arah Jake yang terlihat sudah selesai membersihkan pantry. Jake sibuk mencuci tangannya di wastafel.

"Jae, gapapa nunggu aku selesai ngerjain laporan keuangan dulu?"

Jake buru-buru menyelesaikan kegiatannya mencuci tangan. Ia lalu beralih menghadap ke arah Sunghoon. Senyumnya mengembang saat tatapannya bertemu dengan mata tajam Sunghoon. Jake menggelengkan kepala nya dengan tatapan polosnya.

"Gapapa Hoon"

"Beneran? Emang ga ngantuk?" Tangan Sunghoon bergerak mengusap keringat Jake yang menetes ke pipinya. "Atau mau aku anter pulang dulu?"

Jake mengerutkan keningnya. "Tapi Hoonie ikut pulang kan?"

"Aku balik lagi ke sini, kan belum selesai kerjaannya"

Jake mencebikkan bibirnya.

"Ribet banget Hoonie. Bolak-balik dong jadinya. Aku temenin kamu sampai selesai aja"

Sunghoon terkekeh dan mengacak rambut Jake yang terasa sangat halus di tangannya.

"Yaudah tunggu aku di sana aja ayo"

Keduanya lalu berjalan menuju meja kasir. Jake mengambil tempat duduk di depan Sunghoon yang mulai kembali fokus pada pekerjaannya. Tatapan Jake tak lepas dari sosok Sunghoon yang berkali-kali lipat sangat menarik di mata Jake.

Sunghoon sangat tampan ketika sedang serius seperti ini. Alis tebalnya sesekali menyatu dengan kening berkerut tanda dia sedang berpikir keras. Bola matanya bergerak ke kanan dan ke kiri memindai laptop di hadapannya. Sungguh pemandangan ini membuat Jake jatuh pada pesona Sunghoon.

Jake menopang dagunya dengan pandangan terus fokus kepada Sunghoon. Dalam hatinya dia terus memuji ketampanan milik Sunghoon. Kulit seputih salju dengan alis hitam yang tebal, mata tajam dengan hidung bangir dan tahi lalat di pangkal hidung dan bawah matanya menambah ketampanan milik Sunghoon.

Sejujurnya bagi Jake Sunghoon terlihat seperti pangeran dari negeri dongeng. Penampilan Sunghoon memang sangat sederhana namun dia terlihat cocok jika menjadi seorang pewaris tunggal yang kaya raya.

Sunghoon yang sudah menyelesaikan tugasnya pun membereskan dokumen yang berserakan. Setelah semuanya beres dia lalu beralih menatap Jake yang terlihat melamun sambil menatapnya.

CangKang || HeejakehoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang