43

20.9K 4.4K 1.6K
                                    


Buset cepet bener votenya kayak cuma sehari lebih dikit 🤣🤣🤣🤣🤣 Thank u eyaaaah

Terus nie Andaru bete kenapa yang benci ma dia makin banyak wey dese kagak ada sinyal 🤣🤣🤣

***

Ketika kamu sedih, sangat amat terluka, satu-satunya hal yang ingin kamu lakukan adalah menghilang, atau setidaknya bersembunyi.

Mila juga demikian, ingin menghilang dari terangnya gemerlap yang menyilaukan mata, dari hiruk pikuk yang menyakiti telinga.

Fotonya tiba-tiba lenyap semua dari akun Instagram Andaru, di tengah banyaknya gossip kalau Mila tidak diterima oleh keluarga sang pria, apalagi dengan terbesarnya foto-foto liburan mewah mereka ketika di Dubai dan Brazil, termasuk foto berbikininya yang dicap murahan. Parahnya lagi, hal itu terjadi ketika dia berada di acara yang dipenuhi wartawan—mereka langsung menyerbunya untuk meminta tanggapan.

"Saya juga gak tau kenapa," ucapnya setenang yang dia bisa. "Mungkin nanti, saya akan membicarakannya dengan Andaru."

Padahal Mila sudah menetapkan dalam hati kalau ini merupakan penutup yang lebih dari cukup, tidak ada lagi yang perlu dibicarakan dengan Andaru perihal apapun itu, terutama hubungan mereka yang hanya pura-pura sejak awal.

"Apa benar karena hubungan kalian tidak direstui Pak Armand Harsjad?"

Mila menyunggingkan senyum, agar tampak baik-baik saja. Sesuatu dalam dirinya yang naif sempat berharap demikian, tidak direstui mendadak terasa jauh lebih baik. Apabila ini terjadi dikarenakan Om Armand yang tidak menyukainya, setidaknya luka itu disebabkan karena sesuatu di luar kuasanya dan juga Andaru. Dia juga menginginkan kalau Andaru tidak menyakitinya dengan sengaja dan secara sadar. Dia juga berharap Andaru tidak membuangnya dengan cara yang... sekejam ini.

Sayangnya, Mila satu-satunya yang paling tahu, kalau Om Armand bukannya tidak merestuinya. Dia memang tidak ingat jelas apa yang terjadi di malam ulang tahun Andaru, ingatan itu terlalu samar, walau ketika sadar itu tetap membuatnya malu dan merasa tidak enak terhadap Om Armand. Mila menyempatkan diri meminta maaf ketika mereka bertemu di restoran hotel saat breakfast, dan Om Armand menanggapi dengan kalem, memperjelas ingatannya.

"Mungkin kamu lupa dengan apa yang kita bicarakan malam itu, karena kamu dalam pengaruh alkohol."

"Jangan berpikir kalau saya tidak menerima kamu, saya hanya... tidak mau kamu terluka."

Mila memang tidak langsung paham, atau pura-pura tidak paham apa maksudnya, atau dia sedang ditipu oleh hatinya sendiri kalau dia tidak perlu mengkhawatirkan apa-apa. Dia bahkan percaya diri bisa membuktikan pada Om Armand kalau beliau salah besar, hubungannya dengan Andaru berbeda. Andaru memperlakukannya berbeda. Pria itu... mencintainya.

Dan rupanya, memang dia yang keliru, dia yang gampang sekali dibodoh-bodohi, dia yang salah mengartikan semuanya.

Andaru hanya bermain-main, dan semua orang tahu itu termasuk Om Armand, beliau hanya berbaik hati memperingatinya.

"Jadi, apa benar?"

Belum sempat menjawab pertanyaan dari salah satu wartawan, seorang pria lebih dulu mendesak masuk, bersusah payah meraihnya yang sejak tadi dikerumbungi layaknya kecoa, tubuhnya bahkan mulai dipenuhi peluh dan pasokannya udaranya mulai menipis.

"Cukup ya teman-teman," tegas Bang Deka, menepis beberapa handphone yang terlalu dekat dengan kepala Mila. "Pertanyaan kalian udah dijawab, Mila butuh istirahat. Bisa mundur?" pintanya gamblang. Mereka bergeming, membuatnya merangkul bahu Mila, nyaris memeluknya demi melindungi gadis itu dari sergapan wartawan yang masih membutuhkan jawaban. Untuk itu, Bang Deka bahkan mendorong beberapa orang yang menghalangi langkah kakinya, tidak peduli dengan fakta kalau dia bisa saja dituntut.

Love For Rent (Antagonist Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang