• 4 • Promise

238 44 2
                                    

"Huh? Tempat ini..."

"Apa?"

Langkah Jay terhenti didepan pintu masuk gedung, mengikuti Sunoo yang berhenti lebih dulu memandangi sekitar.

"Itu tempat dimana aku kejatuhan kotak plektrum gitarmu Hyung." Ujar Sunoo sembari menunjuk tempat dimana dirinya berdiri kejatuhan benda kotak bening waktu itu.

"Ah iya, aku nggak sengaja melemparnya... Sudahlah, cepat masuk."

"Nee..."

Gedung yang Sunoo masuki ialah gedung tingkat 5 yang mana unit tiap lantai luasnya lebih kecil dari apartemen pada umumnya. Sunoo dengar unit di gedung itu memang sering disewa sebagai studio.

Padahal setiap pulang dan pergi aku sering lewat sini... Ternyata studio Jay-hyung sedekat ini.

Keduanya memasuki lift, Jay menekan lantai 4. Menuju ruang studionya dengan nomor unit 420.

Sunoo memperhatikan papan nomor unit yang tertempel di depan pintu ruangan. Mengingat kepribadian Jay yang suka memiliki apapun berdasarkan rasa suka, Sunoo yakin Jay pasti menyewa unit itu karena nomornya sesuai dengan tanggal lahirnya.

Terdengar bunyi 'pip' beberapa kali sebelum akhirnya muncul suara 'kluk'. Pintu ruangan pun terbuka. Jay masuk lebih dulu, menahan pintu lalu mempersilahkan Sunoo masuk.

Sebuah suara gesekan antara lantai dan roda dari kursi gaming terdengar. "Yha, Jay. Kamu sudah bertemu Su-"

Gubrak!

Jarak dari pintu masuk ke ruang tengah dimana perlengkapan pribadi milik Jay berada memang hanya beberapa langkah, tapi Jay tidak mengira orang yang beberapa hari ini datang ke studionya itu sangat malas bangun dari kursi. Menyeretnya bahkan sampai jatuh saja kursinya ikut terguling.

"Heeseung-hyung, kalau kau malas bangun seenggaknya diam saja disana. Jangan merusak kursi mahal ku!"

Bukannya menolong pemuda yang lebih tua, Jay menolong kursi gaming miliknya, dan menjauhkan kursi itu dari Heeseung.

Heeseung meringis. "Hehe, maaf."

Sementara itu, pemuda lain yang datang pertama kali ke studio Jay diam membeku di depan pintu. Pandangannya terfokus pada satu orang.

Antara pintu masuk dan ruang tengah tidak terhalang dinding apapun, jadi sangat jelas Sunoo bisa melihat pemuda jangkung bermata bulat seperti rusa jatuh terduduk di lantai.

Heeseung tahu Jay membawa seseorang, ia melirik ke arah pemuda manis yang berdiri di depan pintu itu. Kini Sunoo dan Heeseung saling diam mengunci pandangan mereka dengan tatapan sulit diartikan.

Jay sadar terjadi keheningan tak biasa diantara dua orang yang ia kenal. Walaupun seharusnya ini adalah pertemuan pertama antara dua insan itu, tapi sesuatu dalam dirinya mengatakan hal lain. Jay sendiripun merasakan hal yang sama ketika pertama kali bertemu Sunoo. Ada suatu perasaan asing yang terlupakan, tapi Jay rasa hal itu berbeda dengan Heeseung.

Mungkin... Heeseung mengingat perasaan itu.

Salah satu alasan kenapa Jay membawa Sunoo ke studionya hari ini tentu saja karena Heeseung.

Sejak awal Jay sangat jarang pergi ke studionya. Ia datang hanya ketika ingin menyendiri mengisi energi. Jay pernah mengajak Heeseung pergi ke studionya karena perlu mempelajari mengaransemen lagu. Itupun hanya sekali, setelahnya mereka lebih sering bertemu di agensi.

Namun tiba-tiba hyungnya itu ingin datang studio, kemudian terus berlanjut hingga sekarang setiap kali ada waktu luang. Jay yang pada dasarnya punya kepekaan tinggi, sadar tingkah Heeseung yang tidak biasa itu pasti ada hubungannya dengan sesuatu. Mengingat setiap kali mereka di studio, Heeseung selalu mengintip keluar jendela, memandangi sesuatu.

Jamais VuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang