R-2

35 15 0
                                    

Kamis, 29 Agustus

Hari ulang tahun teman ku 'sukma' yang dirayakan dengan ceria dan penuh kehangatan oleh orang yang paling mencintai dan menyayangi nya. Rasa iri yang begitu mencuat seketika muncul dari lubuk hati terdalam, terdiam beberapa saat, membayangkan andai, andai saja aku juga merasakan hal yang sama. Embun cairan bening yang hendak terjatuh kapan saja, setelah mengingat kembali mustahil, itu mustahil, dan itu tidak akan pernah terjadi. 

Sekuat mungkin mencoba menahan supaya tidak meneteskan air mata, meskipun sudah tidak mungkin untuk terus menahannya dalam jangka  waktu yang cukup lama. Menahan rasa iri dan cemburu karena belum pernah merasakan hal tersebut. Aku selalu bertanya-tanya 'kenapa dunia tidak pernah berpihak padaku? Kenapa tuhan memberikan ku kehidupan seperti ini? Kenapa aku tidak pernah merasakan kebahagiaan sedikit pun? Kenapa aku selalu merasakan keterpurukan ini? Kenapa?'.

Kembali aku mengingat kehidupan ku sendiri, sedari dulu tidak pernah merasakan kehangatan? sedikit pun, sedari dulu tidak pernah merasakan apa itu tersenyum tulus?, sedari dulu tidak pernah merasakan kebahagiaan?, semuanya penuh dengan tanda tanya (?). Kenapa tuhan terlalu mempercayakan ku kehidupan yang sungguh berat ini? Kenapa tuhan terlalu mempercayakan ku kehidupan yang sulit ini? Bagaimana jika aku menyerah tuhan? Bagaimana jika aku tidak sanggup lagi tuhan? Tuhan bagiku ini terlalu berat. Tuhan tidak bisakah engkau mengurangi sedikit beban dalam kehidupan ini? Tuhan tidak bisakah engkau memberiku sedikit kebahagiaan itu? Tuhan tidak bisakah engkau memberiku sedikit kehangatan itu? Sungguh aku lelah tuhan. Sungguh aku sudah tidak sanggup lagi.

Lama setalah itu, aku tersadar dari lamunan ku, menghapus setetes air mata yang mengalir di pipi, kembali ke kenyataan.

"Sukma, selamat ulang tahun".
Ucap ku sambil tersenyum, meskipun sejujurnya itu bukanlah senyum tulus. Setelah mengucapkan itu dan memberikannya hadiah aku memutuskan untuk menjauh dari keramaian, dan lebih memilih duduk di tepi kolam.
"Dia beruntung sekali, aku harap dia akan terus merasakan itu"
Aku menelisik air kolam dibawah, melihat pantulan wajah seorang gadis, yang sangat ingin tahu apa itu arti kebahagiaan? Yang sangat ingin tahu apa makna sebenarnya cinta dan kasih sayang?

"Kenapa mereka tidak bisa memberikan kehidupan yang layak, kepada orang yang sudah menjadi tanggungjawab nya?"

Relung RembulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang