R-8

36 10 0
                                    

Hari berganti hari dan tahun berganti tahun. Terbangun dari tidur yang tak pernah nyenyak, waktu seolah berjalan tanpa arti dalam kehidupan ini. Berjalan melewati berbagai rintangan,  beriringan bersamaan dengan angin dan badai. Luka di hati yang tak pernah sembuh, hidup seperti bayangan,tanpa warna, dan tanpa harapan.

Dunia yang terasa sunyi dan tak berarti. Perjalanan kehidupan yang penuh dengan liku-liku, di mana kebahagiaan dan kesedihan saling bergantian mengisi setiap langkah yang di ambil. Menemukan cahaya di tengah kegelapan, namun ada kalanya tersesat, mencari arah yang tak terlihat. Membawa beban masing-masing, tapi di dalamnya tersimpan pelajaran yang tak ternilai, membentuk siapa kita sebenarnya. 

Rintangan yang berat harus bisa dilalui demi sebuah impian yang akan diraih. Tidak ada kata menyerah dalam hidup, berjalan sesuai dengan alur yang sudah di tentukan, berharap akan banyak hal baik yang datang. Membuka mata melihat betapa luasnya dunia yang penuh dengan kehampaan ini, melihat begitu banyaknya manusia dengan keberagaman kisah hidup masing-masing.

Terus berjalan maju meskipun telapak kaki penuh darah dan tidak sanggup lagi menopang tubuh yang sudah rapuh. Percaya bahwa waktu akan terus berjalan dan dunia akan terus berputar. Menghirup udara sebelum tidak bisa merasakannya lagi. Memaafkan semua hal yang pernah terjadi, sebelum menyesal akan semua itu.

_oOo_


"Kapan aku bisa merasakan itu" aku tersenyum. Melihat anak-anak yang dijemput ke sekolah oleh orang yang paling menyayangi nya. Ingatan masa kecil yang menyakitkan berputar begitu saja di kepala, berbagai macam bentuk hinaan dan cacian di dapatkan sedari dulu. Memori ingatan yang terlintas bagaimana anak itu di bully oleh teman-temannya, memori ingatan bagaimana anak itu berjuang menjual apapun hanya demi uang jajan, memori ingatan bagaimana anak itu yang direndahkan saat menceritakan tentang cita-cita dan impiannya, memori ingatan bagaimana anak itu digunjing karena asal usulnya yang tidak jelas, memori ingatan bagaimana anak itu berpindah-pindah tempat tinggal setelah neneknya pergi meninggalkan nya untuk selama-lamanya, memori ingatan bagaimana anak itu menangis ingin merasakan rasanya dirayakan hari ulang tahunnya, memori ingatan bagaimana anak itu hanya bisa tersenyum melihat anak-anak yang begitu bahagia.

"Kenapa dunia begitu tidak adil pada tubuh yang kecil ini?"
Aku memejamkan mata, menghapus memori ingatan yang begitu menyakitkan. Memilih berdamai dengan keadaan dan waktu, mencoba sabar di suatu saat pasti akan ada masanya, di mana anak yang selalu digunjinh, dihina, dan dibully itu akan mendapatkan keadilan nya.
Anak yang selalu berjuang sendiri untuk hidupnya, anak yang selalu mencari-cari hati dirinya, dan anak yang selalu mencari asal usulnya.

Kehidupan nya yang penuh dengan rintangan, cukup membuatnya merasakan trauma yang sangat berat. Banyak hal yang membuatnya ingin menyerah sekarang juga. Tubuhnya yang rapuh sudah tidak mungkin bisa melewati lebih banyak rintangan lagi. Telapak kakinya yang penuh darah sudah tidak berdiri dan berjalan lebih maju lagi. Luka yang dialaminya sangat sakit dan begitu dalam, mustahil untuk bisa secepatnya pulih.

Akan tetapi dengan ketulusan hatinya yang kuat ia masih mampu berdiri dan berjalan menopang tubuhnya yang rapuh sambil tersenyum, dengan kekuatan kepercayaan nya ia masih bisa melewati rintangan yang akan datang, entah itu badai atau angin. Ia masih berdiri dan berjalan dengan ketulusan hatinya, dan ketegaran nya membuat nya tidak akan menyerah.

"Aku tidak akan menyerah, karena aku yakin akan ada waktu di mana aku hidup dengan damai dan tenang"

Relung RembulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang