Chapter 9 - Surprise

32 3 2
                                    

Aku terbangun karena alarm seseorang dan kuyakin kalau itu alarm milik El karena aku tidak pernah memasang alarm pada hari libur.

5:04
Angka yang tertera di ponselku membuatku ingin tidur kembali. Tapi tidak, hari ini kan aku dan El harus melihat lihat lihat Universitas yang akan kami pilih nanti. Walaupun masih bisa sekitar 2 minggu lagi, tapi El memaksaku hari ini.

"Tris? Kau sudah bangun?"

"Ya. Kenapa alarm nya kau pasang pagi sekali?"

"Aku bangun setiap hari jam segitu, dan sekarang aku ingin membuat sarapan dulu. Kau mau sarapan apa?"

"Pancake dengan topping ice cream diatasnya" ah! Aku ngidam makanan itu "oh! Jangan lupakan buah cherry juga"

"Yes, madam"

"Oh ya! Aku ingin minum banana strawberry juice ya. Thank you maid"

"Sama sama madam" wow! Pertama kalinya el mau melayaniku. For the first time in forever~

30 menit. Waktu berjalan begitu cepat, aku tidak tahu kenapa tapi sekarang aku jadi suka bercermin.

Entah roh apa yang merasukiku, tapi aku yakin ini berasal dari Cassie, aku memakaikan sedikit polesan Cream yang tahun lalu dibelikan oleh Cassie, aku mengecek expired nya. 2017. Masih lama

Aku langsung memencet Cream itu dan memoleskannya di wajahku lalu aku meratakan polesannya. Wow!  Cream itu membuat wajahku terlihat lebih putih, dan Wajahku yang sebelumnya banyak bintik bintik hitam menjadi tidak terlihat. Aku suka Cream itu!

Aku juga memoleskan sedikit lipbalm yang dibeli tahun lalu oleh Cassie di bibirku. Bibirku sekarang tidak terlihat pucat lagi. Wow! Aku menyukai lipbalm!

Aku mengambil tas yang ada di gantungan dan beranjak keluar. Woo~ smells good

"Hey maid! Sudah selesai? Mana sarapanku?"

"Di meja makan madam"

"Thank you again maid. Nanti gajimu kunaikan"

"Kau mau menaikan bagaimana? Kau saja tidak memberiku gaji!"

"Sudahlah, aku lapar! Oh ya! Kau bisa makan bersama denganku di meja makan kok. Tidak perlu di lantai" aku tersenyum lebar memperlihatkan deretan gigiku

●●●

"Sudah siap semuanya?"

"Untuk apa? Kita hanya melihat lihat doang kan? Lagipula pendaftaran baru dibuka 1 bulan lagi"

"Kenapa kau baru bilang padaku? Aku sudah mempersiapkan semuanya dan aku sudah membawanya sekarang!" Aku melihat tangannya yang berisi penuh berkas berkas. 'Oopsi -niall'

"Kau tidak bertanya padaku, kukira kau sudah tau" jawaku pelan. Kalian tidak tahu sih kalau El marah seperti apa "kau taruh saja disini. Nanti kalau mau mendaftar, tinggal membawanya deh" usulku

"Baiklah" jawabnya sambil memutar matanya "ayo" kami berjalan dan tiba tiba

Ting tong

"Biar aku yang membukanya" aku berjalan mendahului El

"Memangnya aku mau membukanya?"

Aku mengintip dari jendela sebelum membuka pintu. Tidak ada orang. Mungkin hanya anak anak iseng seperti biasa. Huft!

"Siapa?" Tanya El. Aku mengangkat bahuku
"Maksudmu?"

"Tidak ada siapa siapa"

"Lalu kau mau bilang kalau yang tadi memencet bel itu hantu?"

"Bahkan aku tidak bilang begitu. Sudahlah ayo berangkat" aku membuka pintu rumahku dan menemukan.. cokelat?

Aku mengambil cokelat nya dan menemukan sebuah kartu bertuliskan 'to miss. B :*'

"Cokelat? Wow besar sekali!! Ternyata kau memiliki pengagum rahasia" kata El setelah ia melihat kartu tadi. Secret admire?

"Ini untukku memangnya?"

"Siapa lagi nama yang memiliki huruf B didepannya selain kau, Beatrice"

"Kira kira dari siapa ya, El?"

"Your secret admire"

Ah! Aku tahu! Niall! Kemarin dia bilang begitu kan? Tapi kenapa dia tidak memberitahuku?

"Aku tau El!!"

"Siapa?"

"Niall. Kemarin dia mengatakan padaku dia mau memberiku cokelat"

"Oh my gosh! Aku berharap aku bisa menjadi dirimu" whatever

Aku langsung membuka aplikasi iMessage dan mencari nama Niall

Beatrice: thanks ni :)

Niall: for what?

Beatrice: the chocolate

Niall: chocolate what?

Dia ini pura pura lupa atau bagaimana sih? Kalau bukan dia, siapa yang memberi ini?

"CHOCOLATE!!" Teriak Cassie dari atas tangga. Chocolate maniac is coming

"Jangan dimakan Cas, coklat ini masih belum jelas asal usul nya. Aku takut jika ada pelet atau racun didalamnya" Cas langsung memajukan bibir bawahnya tanda kalau dia ngambek

"aku pergi dulu"

●●●

"Jadi menurutmu dari ke-enam Universitas tadi, kau akan pilih yang mana?" Tanyaku sambil memakan double cheese burger ku. Sekarang kami berada di Cafe dekat salah satu Universitas yang kami lihat tadi.

"Aku tertarik pada College London. Kau?"

"Sama, aku juga. Aku sangat menyukai gedungnya dan menurutku itu salah satu Univ yang terbaik"

"Baiklah. Tapi tadi aku lihat, kebanyakan mahasiswi disitu seperti adikmu"

"Ya, tapi pasti ada yang sepertiku" kataku menyombongkan diri

"Pendiam, pemalu dan tertutup" huft! Dia mengejekku!!

"Tentu saja tidak, aku sudah tidak pemalu dan pendiam"

"Baiklah, bagaimana kalau kau menyapa orang yang disana" aku melihat kearah orang yang ditunjuk El. Aku tidak bisa melihat wajahnya karena dia menghadap kearah luar

"Haruskah? Untuk apa?"

"Harus dan untuk membuktikan kalau kau sudah tidak pemalu"

"Kau saja dulu. Baru aku"

"Baiklah, berarti kau masih pemalu"

"Okey okey aku akan menyapa orang disana. Kalau aku berhasil kau mau memberiku apa?"

"Aku akan memberimu sebuah" el memajukan bibirnya. Ew!

Aku melangkah perlahan menuju meja orang yang disuruh oleh El. Wait! Kenapa aku mau saja disuruh suruh oleh nya?

Aku pura pura ingin melihat lihat sekeliling. Aku tidak bisa melihat dia siapa karena muka nya ditutupi oleh kacamata hitam dan masker. Orang aneh.

Dia melihatku. Omg! Apa aku ketauan sedang melihatnya? Kau bodoh tris! "Hey" Dia melambaikan tangannya. Dia menyapa siapa sih? Aku menengok kebelakang. Dibelakangku ada.. kasir. Jadi ia menyapaku?

"Iya kau, Tris" dia menghampiriku. bagaimana ia bisa mengetahui namaku?

"Who are you?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Take Me HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang