Bab 9

524 70 6
                                    

Hiii, Haloo
Semoga suka dan berilah masukan juga dukungan dengan fitur yang telah tersedia.
Mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan. Boleh dengan sukarela menandai tiap kesalahan dengan memberi komentar. Hal ini akan menjadi koreksi yang sangat membantu untuk cerita ini.
Terima kasih.

Selamat membaca.

👶🏻🍼

"Sayang, kemarin Papi nyuruh aku buat ke Jepang." Hugo membuka pembicaraan kala melihat Jolicia tengah memakai skincare di meja rias.

Jaemin kali ini tidak tidur dengan orang tuanya, si kecil memilih untuk tidur dengan ketiga abangnya. Ya Hugo pikir untuk hari ini tak masalah, karena ia juga ingin berbicara berdua dengan sang istri.

Tepukan tangan Jolicia di pipi terhenti. Ia lalu berbalik menghadap suaminya yang tengah duduk bersandar di headboard kasur.

"Jepang? Kamu ada acara bisnis Mas?" Tanya Jolicia. Ini bukan pertama kalinya Hugo pergi ke luar negeri untuk bisnis. Jolicia paham itu, dan biasanya jika sudah begini, maka Jolicia akan dengan sukarela menemani suaminya itu dan menitipkan anak-anak dengan orang tua mereka.

"Kamu udah siap? Sini bentar boleh?" Suruh Hugo tanpa menjawab pertanyaan sang istri. Jolicia pun mengangguk dan segera memakai lipbalm sebagai tahap terakhir skincare routinenya.

Jolicia pun duduk bersandar dan dengan segera Hugo meletakkan kepalanya di pangkuan sang istri. "Bisa dibilang seperti itu. Tapi aku ragu, karena untuk perjalananku kali ini sepertinya cukup lama. Kalau kamu ikut, anak-anak tidak mungkin terlalu lama bersama dengan orang tua kita."

"Ada masalah Mas? Biasanya perjalanan bisnis kamu paling lama 1 Minggu." Tanya Jolicia heran dengan tetap mengelus surai Hugo.

Hugo menaikkan pandangannya. "Papi sama Paje ternyata punya bisnis di dunia gelap. Aku baru tahu setelah diberi tahu oleh mereka beberapa hari yang lalu sejak mereka datang. Awalnya aku kira Papi bercanda, tapi setelah melihat raut serius Papi aku yakin kalau itu bukan candaan."

"Bisnis gelap? Seperti mafia Mas?"

Hugo pun bangkit lalu duduk bersila berhadapan dengan Jolicia. "Kurang lebih. Bisnis Papi sama Paje ini hanya dalam lingkup perjudian saja. Singkatnya, tangan kanan mereka lari dan membawa kabur uang serta data-data perusahaan. Kondisi mereka tidak memungkinkan untuk berpergian mencari orang tersebut, jadi Papi Paje meminta tolong sama aku."

Jolicia terdiam sejenak. Untuk kali ini hatinya berat mengiyakan permintaan suami tercintanya itu. Bukan tanpa alasan, secara tidak langsung Hugo pasti akan berhadapan dengan orang yang sangat berbahaya. Meski Hugo lihai dan pandai dalam ilmu bela diri, tak menutup kemungkinan lawan Hugo lebih dari itu.

"Sayang." Panggil Hugo saat tak mendapat jawaban dari Jolicia.

Jolicia berdehem sejenak. "Mas, bukan aku ngelarang kamu. Tapi risikonya terlalu besar untuk kamu pergi ke sana sendiri. Aku paham kamu sangat ingin membantu Papi sama Paje, tapi tolong ingat Mas terlepas dari tanggung jawab mu berbakti kepada orang tua, kamu juga memiliki tanggung jawab sebagai seorang Papa dan suami. Anak-anak masih kecil, Mas. Aku... Aku cuma ta...takutt Mas."

Hugo langsung merengkuh tubuh istrinya itu. Tangisan Jolicia mulai terdengar. Ia paham akan ketakutan sang istri. Jawaban yang Hugo dengar hari ini akan ia pertimbangkan dengan Papi dan Pajenya. Ia juga tak ingin berpisah lama-lama dengan anak-anak lucunya. Terlebih lah si bungsu yang memang sangat nempel dengan dirinya. Ia tak tega.

Malam ini di tutup dengan sedikit kesedihan di benak Jolicia. Hugo juga tak memaksa jika memang istrinya tak mengizinkan. Ia akan mencoba mencari jalan keluar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IRREPLACEABLE | 나잼Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang