Bab 5

474 50 4
                                    

Hiii, Haloo
Semoga suka dan berilah masukan juga dukungan dengan fitur yang telah tersedia.
Mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan. Boleh dengan sukarela menandai tiap kesalahan dengan memberi komentar. Hal ini akan menjadi koreksi yang sangat membantu untuk cerita ini.
Terima kasih.

Selamat membaca.

👶🏻🍼

Beberapa tahun kemudian

"Adek!"

Jolicia yang mendengar seruan dari luar rumahnya pun dengan cepat berlari. Terlihat jika ada si sulung dengan wajah marahnya.

"Kenapa bang?" Tanya Jolicia menghampiri anaknya.

Juna menoleh. "Mama gak jagain adek? Itu adek kenapa bisa sampai naik ke atas pohon?"

Jolicia menoleh langsung, dan benar saja ia melihat anak bungsunya sudah nangkring diatas pohon. Sungguh diluar perkiraan banget anaknya ini.

"Mama tadi tinggal ke kamar mandi bentar abang."

"Adek, turun yuk sayang. Bahaya dek." Bujuk Jolicia sembari membuka kedua tangannya.

Jaemin yang mendengar itu menggeleng. Tangan kecilnya juga ikut bergerak ke kanan dan ke kiri. Juna yang tidak sabar pun segera mengambil tangga. Namun, belum sempat ia naik, terdapat suara yang menghentikan langkahnya.

"Ini kenapa rame-rame disini?"

Jolicia menoleh ke arah sumber suara. Suaminya pulang bersama dengan Noah dan Haican. Jolicia pun segera menghampiri mereka. "Mas, adek diatas."

Hugo membelalakkan matanya. "JAEMIN!"

Jaemin yang mendengar teriakan dan bentakan keras pun terkejut, dan karena reaksi itupun, kakinya tak menumpu dengan baik. Hingga menyebabkan tubuhnya oleng dan jatuh. Dewi fortuna seakan berpihak pada si bocil itu. Noah dengan sepersekian detik langsung menangkap tubuh kecil adiknya.

"Mas, peyuk." Lirih Jaemin. Noah pun mengeratkan pelukannya.

Hugo dan yang lainnya langsung menghampiri dua anak itu. Namun saat Jaemin melihat sosok Hugo yang meneriakinya tadi, ia meringsut ketakutan dan menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Noah.

"Adek, sini sama Mama yuk. Kita mam. Maaf ya tadi ninggalin adek." Ujar Jolicia.

Jaemin kecil menggeleng. "Mas, atut. aca ndak nakal." Tangisnya pecah.

Noah yang melihat itupun semakin memeluk tubuh kecil adiknya. Ia mengusap pelan punggung sang adik. Noah memicingkan matanya kepada Hugo.

"Papa ingkar janji."

Setelah mengatakan itu Noah berjalan masuk kedalam rumah. Ia langsung membawa adik kecilnya itu ke kamarnya. Ketiganya masih tetap satu kamar, namun atas keinginan Noah meminta kepada Hugo di hari ulang tahunnya yang ke 8 tahun untuk dibuatkan satu ruangan khusus baginya. Saat ditanya ruangan itu untuk apa, Noah hanya menjawab jika ruangan itu tempat menyalurkan hobinya. Tidak salah, karena ketiga anaknya itu memiliki tempat tersendiri untuk menyalurkan hobi. Juna di belakang mansion, tepatnya rumah kaca untuk dirinya menggambar dan haican di ruang bermain yang dibuat dilantai 3 rumah mereka. Tinggal si bungsu yang belum.

Hugo menatap kepergian keempat anaknya. Ia melihat Jolicia yang mengusap lengannya. "Aku salah. Aku takut Jaca benci aku sayang."

"Adek gak mungkin benci sama kamu. Kamu tuh kesayangannya. Percaya sama aku, Mas. Everything will be okay." Jolicia menenangkan suaminya itu.

IRREPLACEABLE | 나잼Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang