💙-16

509 43 8
                                    




Enjoy✌️✌️
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Pagi bunaaaa, muaachh" sapa Nathan mengecup pipi bunanya

"Pagi sayangnya Buna" jawab yura

"Pagi ayahhhh" kata Nathan memeluk ayahnya

"Pagi Nak" jawab sang ayah

"Selamat pagi Jevin, sudah lebih baik?" Tanya Buna Nathan

"Pagi Buna, iya sudah lebih baik" katanya sopan

"Ya sudah ayo sarapan, Buna sudah memasak makanan kesukaan kalian" serunya pada anak dan suaminya

"Dan ini nasi goreng spesial dengan telur ceplok 2 kesukaan Jevin tanpa pedas" Ucapnya tulus dengan senyum manisnya. Jevin memandang haru pada yura, matanya berkaca-kaca, dia tidak berhenti mengucapkan terima kasih pada ibu sahabatnya itu ..

"Hei jangan menangis sayang, ayo dimakan nanti keburu dingin" ucapnya mengelus pipi Jevin

"Iya Buna, makasih" ucapnya tulus

Mereka melanjutkan sarapannya dengan bercanda riang, memang sudah jadi kebiasaan di keluarga Aliandra, mereka akan bercanda sambil makan dan berbicara banyak hal, karna sang ayah yg sangat sibuk sehingga waktu mereka bersama cukup singkat, jadi mereka memutuskan untuk membebaskan membahas apapun dimeja makan ..

Sementara itu di kediaman Alaska, Steffany duduk diam memandangi pigura besar yang terpajang di ruang keluarga, dia menatap seduh foto tersebut, Dimana dia baru menyadari jika dari foto itu hanya Jevin yang terlihat murung .. hati nya semakin tersayat, ini sudah satu Minggu sejak kejadian pagi itu, dia bahkan tidak bisa menemui anaknya, berkali-kali dia menghubungi Jevin tapi tidak ada satupun panggilan yg di terima, dia dan suami bahkan sudah mengunjungi kediaman Aliandra, tapi sang putra tetap tidak ingin menemuinya ..

"Harus bagaimana mama meminta maaf jev, mama benar-benar menyesal sayang, tolong jangan hukum mama seperti ini, pulang nak, mama janji tidak akan melakukan kesalahan yang sama, beri mama kesempatan nak" Steffany terisak

"Mama tenang ya? yang kuat sayang, kita pasti bisa mendapatkan maaf dari jev, jev anak baik, sekarang dia hanya butuh waktu, papa yakin sebentar lagi jev pasti akan pulang dan memaafkan kita" ujar Dhimas memeluk istrinya

"Omaaaa" teriak Andy berlari memeluk sang Oma

"Cucu Oma udh besar ya, sekarang semakin tinggi" kata sang oma lembut. Andy tersenyum dipelukkan sang Oma ..

"Kamu gak mau peluk opa juga?" Tanya sang opa dengan nada merajuk

"Mau dongg" saut Andy riang dan memeluk opa nya

"Mama sama papa kenapa GK bilang klo mau kesini? Ujar Steffany menghampiri ibu nya

"Kenapa? Memang GK boleh mama kesini?" glencia balik bertanya

Glencia Aurora, istri dari Ferdinan Azrean, mereka orang tua kandung Steffany Aurora, mertua Dhimas Aditama Alaska..

"Bukan begitu ma, klo mama bilang Steffany bisa masak buat mama dan papa" jelas Steffany

"Kamu tidak perlu repot-repot menyambut kami nak, karna kedatangan kami kesini ada urusan penting, yang sangat penting daripada duduk dan makan bersama" ucap Ferdinan

Dhimas dan Steffany menegang mendengar ucapan sang papa. Wajah mereka pucat pasi, ritme jantung yang semakin menarik, membuat keringat membasahi pelipis mereka.. Andy dan Mahen bingung melihat sikap mama dan papa nya .. "jika Opa dan Oma datang untuk membicarakan hal penting, kenapa mama dan papanya seperti ketakutan?" Pikir mereka

ALONE || JENO LEE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang