******
Barra memasuki area sekolah dengan langkah pelan, semalam ia hanya bisa tidur selama kurang dari dua jam. Pertemuannya dengan Farez benar-benar kembali mengusik pikirannya.
"Gimana caranya aku bersikap sama Davichi habis ini?" Gumamnya.
"Barra Sensei!!"
Suara di belakangnya membuat Barra menoleh, ia terkejut melihat Davichi yang berlari ke arahnya. Barra gugup setengah mati, melihat wajah Davichi ia baru menyadari jika sangat mirip dengan Farez.
"Davichi..." Lirihnya.
"Sensei... Nanti Davichi boleh telfon?" Tanyanya polos.
"Huh?"
"Aku mau belajar ngobrol pake bahasa Jepang sama Sensei," ucap Davichi bersemangat.
Barra terdiam, ia bingung harus merespon seperti apa. "Ehmmm, maaf ya, tapi Sensei nanti sibuk banget di rumah. Mungkin lain kali aja ya Davichi." Setelahnya Barra pergi dari sana, meninggalkan Davichi yang menatapnya bingung, "Sensei kenapa?" Gumamnya sedih.
Barra duduk di tempat duduknya dengan gusar, hatinya tidak tenang. Ia merasa sangat bersalah karena sudah bersikap seperti tadi pada Davichi, tapi Barra tidak punya pilihan lain sekarang.
"Bar!"
"Eh iya!!" Pekiknya terkejut dan mendapati Bella yang tengah berdiri berkacak pinggang di sebelahnya.
"Kenapa sih? Dipanggil dari tadi juga," ucap Bella.
Barra meringis, "Hehe, maaf Kak. Aku nggak denger."
"Hmmm, masih pagi nggak baik udah ngelamun. Itu kamu dipanggil sama Pak Felix, disuruh ke ruangannya," ucap Bella pelan.
Barra membulatkan bibirnya, "Ada apa emangnya?"
Bella mengedikkan bahunya, "Nggak tau, tapi kayaknya mau ngobrolin tentang kejadian beberapa hari yang lalu deh."
"Aku bakal dimarahin nggak ya Kak, aku baru nyadar kalau mungkin kalimat yang aku pakai terkesan nggak sopan sama wali murid di sini. Takutnya bikin nama sekolah ini jadi jelek," ucap Barra takut.
Bella berdecak dan menepuk pundaknya, "Nggak lah Bar, yang kamu lakuin udah bener. Nyatanya emang anak dia kok yang gangguin Davichi, toh anaknya ngakuin sendiri. Dia mau macem-macem sama kita, yang ada malu sendiri. Lagipula sekarang Davichi udah mulai dianter Ayahnya tuh, seneng banget aku lihat dia udah jadi ceria lagi."
Barra membuang mukanya, untuk sekarang hatinya tak nyaman jika membahas tentang Farez dan Davichi. "Ya udah aku ke ruangan Pak Felix dulu ya Kak," ucapnya memutus obrolan.
Bella mengangguk, "Oh oke.."
Setelahnya Barra pergi dari sana.
*****
Siang harinya, Farez tersenyum lebar melihat Davichi yang berlari ke arah mobilnya.
"Daddy!!"
"Hey jagoan!" Ucapnya lalu menggendong tubuh Davichi pelan. Matanya mengedar, jujur saja ia menjemput Davichi dengan harapan bisa kembali bertemu dengan Barra. Namun Farez tidak bisa menemukan orang yang ia cari itu.
"Langsung pulang?" Tanya Farez.
Davichi mengangguk cepat, "Iya!"
"Oke ayo!" Ucapnya lalu membantu Davichi untuk masuk ke dalam mobil. Ia kembali menoleh ke arah ruang guru, sebelum akhirnya ikut masuk.
Sedangkan Barra masih menyembunyikan tubuhnya di balik pintu, ia sangat tahu jika Farez pasti mencarinya, maka dari itu ia tidak ingin muncul di sana. Sampai mobil Farez hilang dari pandangannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/368398877-288-k886749.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FAREZ-BARRA MINI ONESHOOT (ForceBook Versi Lokal)
Fanfiction‼️ WELCOME TO MINI ONESHOOT FAREZ-BARRA ‼️ 🦊🍡🍅 Masih tentang asmara antara tokoh Farez Aditya Jiraver dan Barra Adisty Kayavine, kali ini kisah mereka dalam banyak universe lain Ready for this??? NOTE: Buat yang baru pertama kali nemuin Oneshoot...