Mine

365 25 9
                                    

TW//
Angst, blood, phsycopat

*****

Description:

Farez Jiraver (Anak konglomerat, mahasiswa tingkat akhir, tampan, baik hati)
Barra Kayavine (Adik angkat Farez, Disabilitas, Pendiam)
Maya (Pacar Farez)

*****

Farez mengeratkan pegangannya di bawah ketiak Barra, "Ayo coba berdiri lagi."

"Aku capek kak," lirih Barra.

Farez tersenyum lembut, "Ya jangan gitu dong. Nggak boleh males, biar cepet sembuh."

"Tapi aku beneran capek Kak. Kakak juga capek baru pulang nugas kan, mending Kakak juga istirahat, tidur," ucap Barra sambil tersenyum.

"Duh, nanti kakak dimarahin Papa. Rez!! Papa nyuruh kamu jagain Barra, kenapa malah tidur!!" Jawabnya sambil memperagakan Sang Ayah jika marah. Membuat Barra tertawa kecil.

"Terus nanti Mama ngikut, kamu itu sibuk main terus, pulang-pulang malah tidur, yang jaga adekmu siapa!?" Lanjutnya.

Barra masih terus tertawa namun kemudian menatap Farez sendu, "Maaf ya Kak, aku jadi ngerepotin Kakak terus."

Wajah Farez berubah pucat merasa mungkin ia telah salah bicara, kemudian duduk berjongkok di depan Barra, "Hey, nggak gitu tau maksud Kakak, Kakak nggak ngerasa direpotin sama sekali. Kakak cuma mau ngasih tau kamu, kamu tuh anak kesayangan Papa sama Mama. Mereka nggak sayang Kakak," goda Farez membuat Barra kembali tersenyum.

"Tapi Papa sama Mama nggak bakal marah kok, kan Barra yang suruh Kakak istirahat," ucap Barra.

"Hmmm, nggak usah ngomongin itu orang dua. Lagi sibuk honeymoon di Jepang, nggak tau pulang kapan," ledek Farez membuat Barra terbahak.

"Mereka lagi kerja Kak, bukan honeymoon," jawab Barra, tak pelak membuat Farez ikut tertawa.

"Ya udah ayo sekarang latihan jalan lagi, sekali aja deh. Habis itu makan malem sama Kakak ya," ucap Farez membuat Barra tersenyum dan mengangguk. Ia sudah ingin mengalungkan tangannya di pundak Farez, namun dering ponsel Farez membuat gerakan keduanya terhenti.

"Halo sayang?" Ia kemudian menatap Barra, "Bentar ya, Maya telfon. Kakak tinggal bentar," ucap Farez lalu meninggalkan Barra sendirian.

Barra menatap kepergian Farez, wajahnya terlihat sendu. Ia memutuskan untuk pergi ke taman belakang.

Beberapa menit kemudian, Barra yang terdiam memandang kolam renang tersentak ketika ada seseorang yang menepuk bahunya.

"Kakak cariin ternyata di sini!"

Barra mendongak dan tersenyum, terlihat Farez yang juga tersenyum padanya. Keduanya terdiam sejenak, Farez mengamati kaki Barra.

"Eh Bar, kamu balik lagi ke rumah sakit kapan?" Tanya Farez dengan wajah berpikir.

"Hmm? Besok Kak," jawab Barra.

Farez mendelik, "Hah?? Besok??" Ia memeriksa ponselnya, "Astaga Ya ampun! Kakak lupa kalau besok jadwal kamu kontrol!"

"Kenapa sih kak?" Tanya Barra.

"Nggak, bentar Kakak chat Maya dulu. Kalau besok nggak bisa anter dia ke mall," jawab Farez.

Barra terlihat terkejut, "Ehhhh jangan Kak. Jangan dibatalin, kasian Kak Maya. Biar Barra pergi sendiri nggak papa, Barra bisa sama supir kok."

Farez menggeleng, "Nggak ah! Pokoknya tiap kamu ke rumah sakit, harus Kakak yang anter. Jangan keluyuran sendiri. Nggak papa, Maya pasti ngerti."

FAREZ-BARRA MINI ONESHOOT (ForceBook Versi Lokal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang