My Mafia (End/Anggota Baru)

307 19 4
                                    

TW//
Boypussy, mpreg, blood, violence, harsh word

*Mengandung penyebutan 'suami-istri'

*****

Barra setengah merebah di sebuah sofa panjang di ruang keluarganya, ia memakan Snack di tangannya dengan tatapan malas. Sesekali ia melirik ke arah bawah, dimana Farez sedang menelusup dan ikut berbaring tengkurap di pangkuannya, searah dengan posisinya.

Jangan lupakan tangan suaminya itu yang mengelus baby tummy-nya pelan, juga bibirnya yang terus mengecupi di sana.

Iya suami....

Dua Minggu setelah lamaran itu, mereka melangsungkan pernikahan dan mengucap janji suci. Kehamilannya juga telah menginjak usia 24 minggu, hal itu membuat perutnya semakin menonjol dan menurut Farez itu menggemaskan. Apalagi ia yang sering menggunakan baju kaos kebesaran hingga menutupi paha, yang akan ia padukan dengan celana panjang jika berada di luar rumah atau di luar kamar seperti sekarang. Namun ia akan menggunakan atasannya saja jika berada di kamar.

Postur tubuhnya yang cukup tinggi, membuat perutnya tidak terlihat terlalu besar, namun Barra bersyukur keadaan bayinya baik-baik saja hingga detik ini. Meskipun banyak hal yang sempat mereka lalui.

Banyak hal yang harus mereka sesuaikan, mulai dari Barra sendiri yang harus bisa bertahan dengan rasa mualnya, mood swing, juga pola hidup yang berubah. Pun untuk Farez yang harus menjaga emosinya, tutur bicaranya.

Barra jadi mengingat kejadian beberapa minggu yang lalu. Benar-benar mimpi buruk untuknya dan Farez.

Flashback on

"Kamu nggak ingin pindah kamar di bawah? Aku khawatir jika kamu terus naik turun tangga seperti ini," ucap Farez di suatu malam. Bagaimanapun ia takut jika kesayangannya ini kelelahan, kehamilannya sudah menginjak usia 10 minggu.

Barra tersenyum, "Aku baik-baik saja Rez, Mrs. Elle juga mengatakan itu kan. Jadi kamu nggak usah khawatir ya."

Farez menghela nafas pelan, kemudian mengelus kepala dan perut Barra pelan.

"Ayo tidur!" Ajaknya sudah ingin membenarkan selimut mereka. Selama beberapa menit, Farez yang masih mencoba terpejam menyadari jika Barra yang berada di pelukannya itu masih bergerak pelan.

"Kenapa sayang?"

Barra mendongak, "Eh maaf jadi ganggu tidur kamu Rez."

"Kenapa nggak tidur?"

Barra meringis, "Aku kepikiran tiket Baby Moon hadiah dari Michelle, sayang juga kalau dipikir lagi."

"Aku belum berani bawa kamu naik pesawat ke luar negeri, apalagi kondisimu yang belum benar-benar kuat sayang. Belum lagi posisi kita yang masih berbahaya jika harus keluar terlalu jauh dari daerah ini," ucap Farez memberikan pengertian. Barra tersenyum, "Aku memahami itu Rez, hanya saja.... sayang tiketnya jadi hangus."

Farez tertawa kecil dan mengelus kepala Barra pelan, "Hey, kamu pikir aku akan melepaskan Michelle? Tentu tidak. Aku akan minta gantinya nanti, bahkan mungkin yang lebih mahal."

Barra ikut tertawa dan menepuk dada Farez pelan, "Kamu ini!"

Keesokan harinya,

Farez sedang mengobrol di depan pintu utama dengan kepala bodyguard yang akan ia minta untuk menemaninya dalam pekerjaan kali ini.

"Mobil sudah siap Tuan!" Lapor sopir pribadinya, ia akan membawa mobil sendiri hari ini.

Farez mengangguk, sudah ingin melangkah pergi dan memasuki mobilnya.

FAREZ-BARRA MINI ONESHOOT (ForceBook Versi Lokal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang