Kisah seorang ketua mafia kejam dan tidak berperasaan yang rela mengorbankan segalanya. Bahkan termasuk adiknya?
Namun disisi lain ada beberapa rahasia yang mungkin menjadi penyebab dirinya memilih menjadi seorang mafia.
Hingga suatu ketika kembal...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dari lantai atas, seorang namja 15 tahun mematung lemas. Kakinya seolah sudah tak sanggup lagi menopang tubuhnya. Air matanya bercucuran membasahi kedua pipi gembulnya. Kedua tangannya ia gunakan untuk menutupi mulutnya, agar isakannya yang sudah tak terbendung itu tak di dengar oleh para namja di bawah sana.
Ya. Dia adalah kim yoongi. Anak kedua dari pasangan suami istri kim minho dan kim jieun.
Beberapa waktu yang lalu
"Yoongi, jhope. Cepat masuklah" ajak sang hyung tertua. Menutup kembali pintu rahasia tersebut.
Di dalam ruang rahasia sang appa itu, ternyata digunakan sebagai penyimpanan berkas-berkas penting. Ruangannya tidak begitu besar. Terdapat satu sofa panjang, 2 rak yang dipenuhi buku-buku dan berkas-berkas dengan map hitam, ada juga 1 brangkas berukuran cukup besar yang entah apa isinya.
"Seokjin hyung. Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya yang termuda.
"Jhope, semuanya akan baik-baik saja. Kau jangan khawatir. Ada jin hyung disini" sang tertua mencoba menenangkan adik termudanya itu.
"Hyung, aku akan keluar sebentar" yoongi yang sedari tadi merasa tidak tenang memutuskan untuk pergi keluar. Berniat menghampiri sang kedua orang tua, dan mencari tau apa yang sebenarnya terjadi.
"Yoongi, appa memintamu tetap disini!!" ucapan seokjin barusan tidak di gubris oleh adik laki-laki nya itu. Yoongi tetap pergi keluar meninggalkan ruangan.
Setibanya diluar, namja 15 tahun itu berdiri di pinggiran pagar lantai 2. Kedua manik matanya dapat meihat dengan jelas apa yang telah terjadi di bawah sana.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Matanya membulat tidak percaya, melihat bagaimana kedua orang tuanya jatuh kelantai setelah di tembak oleh sekelompok orang berbadan besar nan menyeramkan.
