Kisah seorang ketua mafia kejam dan tidak berperasaan yang rela mengorbankan segalanya. Bahkan termasuk adiknya?
Namun disisi lain ada beberapa rahasia yang mungkin menjadi penyebab dirinya memilih menjadi seorang mafia.
Hingga suatu ketika kembal...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di sebuah gang yang cukup gelap, seorang anak tengah berjongkok sendirian. Suara isakan dapat di dengar oleh setiap orang yang melintasinya. Rambutnya hitam, sedikit ikal. Memakai celana pendek selutut dengan atasan kaos berwarna coklat. Di musim sedingin ini? tanpa mantel?
Isakannya yang memilukan berhasil membuat siapapun yang melihatnya juga turut merasakan kesedihannya. Ada beberapa orang yang sempat melintasinya. Bahkan menoleh ke arahnya. Namun, kenapa tidak ada satupun orang yang mau menolongnya atau sekedar menanyakan keadaannya?ah, sepertinya anak yang usianya sekitar 10 tahunan itu ditakdirkan mati kedinginan disana.
Sudah sekitar 1 jam anak itu menangis sesenggukan di gang gelap itu. Tiba-tiba, anak dengan lesung pipi itu merasa tubuhnya diselimuti oleh setumpuk bulu yang sangat halus dan tebal. Apakah dia sudah mati dan berada di surga?
Dirinya tentu saja merasa penasaran. Diangkagnya kepalanya yang sedari tadi menunduk ia tumpangkan di kedua lututnya yang di tekuk.
Namun sayangnya tebakan anak itu barusan salah. Dirinya bukan berada di surga. Melainkan berada di neraka. Begitu kepalanya terangkat, matanya bisa langsung melihat sekelompok namja dengan pakaian berwarna hitam senada. Jumlahnya cukup banyak. Mungkin ada sekitar 15 orang kurang lebih.
Mereka berdiri tegap tanpa ekspresi. Ini sungguh menakutkan. Batinnya. Ada salah seorang diantara mereka yang berdiri di barisan paling depan. Dia nampak seperti seorang pemimpin. Namun kenapa namja itu terlihat lebih muda diantara namja-namja yang lain?
Ditengah-tengah kebingungan dan rasa takut yang menyelimuti. Salah seorang namja yang mungkin usianya 11,12 dengan namja paling depan itu berjalan mendekatinya. Berjongkok guna menyamakan tingginya.
"Apa yang kau lakukan di gang gelap seperti ini sendirian?" tanya namja itu dengan nada suara sedikit dingin namun disaat bersamaan ada kehangatan di dalamnya. Bahkan, dirinya yang merasa ketakutan sebelumnya kini perlahan ketakutannya hilang.
"A-aku,,,,,,"
"Jawab saja. Kami tidak akan menyakitimu"
"Dimana orang tuamu?" tanya pemuda itu lagi.
"Mereka tiada karena kecelakaan mobil"
"Hanya aku yang berhasil selamat"
"Aku tidak memiliki siapa-siapa lagi" jelasnya kembali terisak.
Namja yang usianya kisaran 16 tahunan itu menoleh ke belakang. Seolah sedang menanyakan sesuatu kepada namja muda yang sepertinya adalah bos nya. Tidak ada pembicaraan yang terdengar. Namun tiba-tiba namja yang sedari tadi berjongkok itu menganggukkan kepalanya.
