Kisah seorang ketua mafia kejam dan tidak berperasaan yang rela mengorbankan segalanya. Bahkan termasuk adiknya?
Namun disisi lain ada beberapa rahasia yang mungkin menjadi penyebab dirinya memilih menjadi seorang mafia.
Hingga suatu ketika kembal...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hyung. Apa kemarin saat kau berduaan dengan jhope,dia mengatakan sesuatu yang mungkin bisa dikatakan penting?"
"Aku rasa tidak ada yang penting"
"Saat di cafe, kami hanya membicarakan perihal kuliahnya dan juga dunia pertemanannya"
"Dan saat di tempat pembangunan. Tentu saja kami membicarakan seputar dunia bisnis"
"Aku mengatakan kelak perusahaan baru keluarga min itu akan di handle olehnya"
"Itu sebabnya aku mengajaknya kesana dan memperkenalkan jhope dengan dunia bisnis"
"Tidak ada yang sepenting itu!!"
Di tengah-tengah perbincangan antar kedua kakak beradik itu. Tiba-tiba jhope datang. Dengan setelan casual kas anak kuliahan.
"Suho hyung. Semalam hyung menginap disini?"
Jhope mendudukkan dirinya di kursi depan sang hyung pertama.
"Kau benar. Semalam hyung menginap disini"
"Sangat malas rasanya kembali ke rumah" jelas sang hyung tersenyum.
"Aah,,,,, begitu rupanya" kini ketiga bersaudara itu menikmati sarapan paginya dengan hikmat.
Selesai sarapan. mereka pergi keluar menuju ke halaman rumah. Beberapa mobil sudah berjejer disana rupanya. Keduanya adalah mobil Ferrari berwarna hitam dan mobil audi berwarna gray.
"Jhope, dimana mobilmu?" tanya sang hyung kedua.
"Ah, iya. Aku lupa"
"Aku meninggalkan mobilku di kampus hyung"
"kenapa?" tanyanya lagi, mengerutkan dahinya.
"Sebenarnya kemarin saat selesai kelas dan hendak kembali ke rumah, aku malas menyetir. Jadi aku meninggalkannya di kampus"
"Yasudah. berangkat dengan hyung saja"
"Suho hyung. Kau mau kemana setelah ini?"
"Aku ada janji dengan seseorang. Setelah itu, mungkin akan pergi ke kantor"
setelahnya, kini mereka bertiga pergi secara terpisah. Suga pergi bersama dengan sang adik, Sedangkan suho pergi sendirian ke arah yang berlawanan.
Mobil audi berwarna gray itu melaju menuju ke kampus dengan kecepatan sedang. Namun, suga yang biasanya pergi dengan banyak pengawalan, kini tidak ada satu mobil pun yang mengikuti.
Dua bersaudara itu duduk berdampingan di bangku penumpang. Sejak mobil melaju, hanya ada keheningan di dalam sana.
Suga sibuk dengan ponselnya. Entah apa yang dilakukan namja min itu. Sedangkan jhope mengarahkan pandangannya ke arah jendela dekatnya, melihat suasana jalan raya yang sudah mulai ramai. Dan tiba-tiba. Namja ber status mahasiswa itu membuka suara lebih dulu.
