Part 3

260 68 9
                                    

Seperti yang Hunter Bloodstone katakan kemarin, senin pagi itu sembari mengantar Shanta pergi ke sekolah, Sam dan Sarah menemui kepala sekolah Cristo High School.

Dalam sekejap Sarah sudah terdaftar sebagai murid resmi Cristo. Mendapat seragam sekolah sekaligus macbook yang diberikan oleh sekolah. Membuat Sarah terkagum dalam hati dan berpikir jika pendaftaran masuk Cristo High School pastilah sangat mahal mengingat ia mendapat macbook sebagai sarana belajar.

Kepala sekolah Cristo juga sangat ramah dan baik hati. Sarah akan di tempatkan di kelas Shanta dan boleh masuk sekolah mulai besok.

Sam dan Sarah pulang dari sekolah pukul sembilan pagi menggunakan truk tua milik Sam.

"Kau bisa mengendarai mobil Sarah?" tanya Sam dalam perjalanan pulang.

Sarah menggeleng. "Tidak."

"Mau ku ajari?"

"Kalau ayah tidak keberatan tak apa. Apa Shanta bisa mengendarai mobil?"

"Bisa. Dia baru mendapatkan sim nya bulan lalu. Jika kau dan Shanta bisa mengemudi, aku bisa membelikan kalian mobil supaya kalian bisa pergi jalan-jalan dengan teman-teman kalian nanti." jelas Sam. "Karena kau akan berada satu kelas dengan Shanta, bisakah kau mengajaknya berteman nanti Sarah. Aku lihat Shanta sedikit pemalu, dan tidak pernah ada teman gadis yang datang ke rumah untuk mengajaknya pergi. Aku sedikit khawatir dengannya karena terlalu banyak menghabiskan waktunya di dalam rumah sendirian."

Sarah hanya mengangguk singkat, dan bertanya-tanya dalam hati apa yang membuat Shanta tidak punya banyak teman seperti dirinya. Jika Sarah tidak punya teman karena ia tidak mau merepotkan, bahkan cenderung menjadi bahan pembicaraan dibelakang. Tidak mungkin Shanta juga mengalami hal tersebut. Apalagi alasan utama Sarah tidak mau berteman karena Edward Ramsey. Sarah tidak mau jika teman-teman dekatnya datang ke rumah untuk mengunjunginya, Sarah takut Edward marah.

Tapi Sam tidak seperti itu. Jadi kenapa Shanta tidak mau membawa teman-temannya datang ke rumahnya?

"Satu lagi Sarah." ujar Sam membuat Sarah menoleh. "Karena kau bersekolah di Cristo atas bantuan mr. Bloodstone, maukah kau berjanji untuk tidak membuat masalah? Bukan berarti kau bermasalah... "

"Aku mengerti ayah." potong Sarah yang tahu kemana arah tujuan ucapan sang ayah. "Aku akan menjaga sikap agar bisa membalas kebaikan Mr. Bloodstone."

Sam tersenyum lega pada putrinya tersebut.

"Terima kasih." ucap pria itu dengan tulus. "Akan lebih menyenangkan lagi jika kau bisa berteman dengan Reign juga."

Untuk yang satu ini Sarah tidak bisa berjanji, karena sebelumnya ia tidak pernah berteman dengan lawan jenis. Jadi bagaimana ia bisa berteman dengan Reign Bloodstone?

❤❤❤

"Kau mau kemana?" Sarah bertanya sambil menahan kantuk. Gadis itu terduduk di ranjang karena mendengar Shanta sudah bangun sejak tadi, bahkan sudah mandi dan memakai seragam sekolah mereka.

Sarah melirik jam yang ada di kamar mereka dan hampir tidak yakin ketika melihat jarum jam baru menunjukkan pukul enam pagi. Terlihat Shanta sudah cantik dan rapi meski jam masuk di Cristo dimulai pukul delapan pagi.

"E... aku ada tugas membersihkan kelas pagi ini. Jadi aku harus berangkat lebih dulu."

Rencananya Sarah dan Shanta akan berangkat bersama nanti diantar Sam ke Cristo. Tapi ternyata Shanta sudah berniat berangkat lebih awal pagi ini.

Sarah juga merasa aneh dengan Shanta ketika saudaranya itu tahu bahwa Sarah akan ditempatkan di kelas yang sama dengannga. Shanta tidak terlihat senang, justru cemas dan khawatir.

REIGNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang