Perkenalan Sarah di depan kelas berakhir dengan bencana. Mrs. Olsen yang ia puji cantik dan anggun ternyata memiliki bibir berbisa.
"Aku dengar dari kepala sekolah jika kau pindah kesini atas permintaan Mr. Bloodstone. Benar begitu Sarah? Ada hubungan apa kau dengan keluarga Bloodstone?" kata Mrs. Olsen mengundang perhatian seisi kelas.
Terlebih lagi Keres Simpson yang ternyata berada di kelas yang sama dengan Shanta. Saudara tiri Sarah tersebut hanya bisa menunduk dengan wajah pucat di pojok depan, dimana tempat duduknya berada.
"Wah pantas kau membela si miskin ini tadi. Ternyata kau juga dari kaum yang sama." celetuk Keres mengundang keramaian bernada menghina yang ditujukan pada Sarah dan juga Shanta.
"Harap tenang dear... " seru Mrs. Olsen membuat suasana menjadi hening seketika. "Tidak baik mengejek teman sendiri."
Sarah langsung meliriknya sinis, sebab jika bukan karena ucapannya kegaduhan tadi tidak mungkin terjadi.
"Silahkan cari tempat duduk yang kosong Sarah." kata Mrs Olsen dengan manis.
Sarah mengedarkan pandangannya dan melihat ada satu tempat duduk kosong di pojok belakang.
"Tidak ada tempat duduk kosong maam." celetuk seorang murid yang Sarah abaikan.
Kaki Sarah melangkah menuju bagian belakang kelas dimana tempat duduk kosong tadi tak berpenghuni.
"Heh siapa yang menyuruh mu duduk disitu?"
"Itukan tempat duduk Ramsey."
Suara-suara itu kembali terdengar namun tetap Sarah abaikan. Ia sedang kesal hari ini. Dan jika ia kesal ia lebih suka mengunci bibirnya rapat-rapat dan menulikan telinganya dari ucapan tidak perlu.
Sarah mengeluarkan laptopnya seperti yang lain dan mencoba mengenyahkan perkenalannya dengan Reign dan Elliot beberapa waktu yang lalu.
Ah tidak. Ralat. Perkenalan Sarah dengan Elliot. Ia hanya sempat melirik Reign ketika Mrs. Olsen mendekatinya dan menyuruhnya ke ruang guru untuk mengisi berkas. Berkas berlembar-lembar yang baru selesai Sarah isi ketika bel masuk berbunyi.
Sarah pun diantar ke kelas dan mendapat perlakuan tadi. Ia pikir semua kegaduhan itu sudah berakhir ketika ia sedang menerima pelajaran, tapi semua belum ada apa-apanya ketika orang itu datang.
Seorang pemuda tampan yang masuk ke dalam kelas begitu saja dan pergi menuju tempat Sarah. Langkah pemuda itu melambat ketika melihat Sarah duduk disana.
"Lihat Ramsey... ada anak tidak tahu diri yang duduk di tempat duduk mu."
Sarah yakin bahwa dirinya lah yang dimaksud. Dan tempat duduk yang Sarah pikir kosong, ternyata milik seseorang. Tapi bukan itu yang membuat Sarah terkejut, melainkan panggilan nama yang disebut sebelumnya.
Ramsey?
Sarah mendongak dan bertatapan mata dengan wajah yang ia kenal.
"Tendang saja dia Ramsey. Sudah cukup satu anak miskin di kelas kita."
Edmund Ramsey membenahi tas ranselnya dan mendekat untuk melihat lebih jelas seperti apa wajah Sarah.
"Wah... siapa ini?" ujarnya yang hanya bisa Sarah dengar.
"Siapa yang menyuruhmu duduk disini nona manis?" ujar Edmund lebih keras.
Dan lagi-lagi Sarah menjadi pusat perhatian.
"Berdiri miss Steven. Tempat yang kau tempati adalah tempat duduk Mr. Ramsey." kata mrs. Olsen membuat Sarah segera membenahi barang-barangnya.
"Kau bisa membawa kursi dan meja dari lantai bawah miskin." ejek Keres mengundang tawa.