Otak Sarah mendadak kosong, dan ia lnagsung menetralkan degup jantungnya. Menahan diri agar wajahnya tidak memerah saat ini ketika Reign menatapnya."Selesaikan tugasmu... "
Perkataan Reign terhenti ketika memdemgar suara dari luar. Terutama suara langkah kaki yang mendekat dan bisik-bisik yang sedikit terdengar.
"Kau yakin mereka disini?"
"Iya. Aku dengar Henry mau bercinta dengan Pauline disini. Aku bahkan sudah membawa handycam, dan mereka akan menjadi berita panas Cristo tahun ini."
Reign menoleh sekilas pada pintu ruangan yang terbuka sedikit, dimana langkah dua orang tadi semakin mendekat dan berat. Pemuda itu ingin menghampiri mereka ketika tangan Sarah reflek memegangi lengannya.
"Bersiaplah."
Bisikan diluar sangat jelas, dan ketika pintu di dorong semakin lebar Sarah menarik Reign masuk ke dalam gudang sapu yang sempit. Menutup pintu tepat saat pintu diluar benar-benar menjeblak terbuka.
"Hah? Apa ini? Kok kosong. Harusnya mereka ada disini."
Sarah berdiri membatu dengan jantung berdebar karena takut ketahuan. Meski ada Reign tapi ia pasti akan menjadi bahan pembicaraan lagi mulai saat ini. Berduaan dengan Reign di tempat mesum ini meski hanya kebetulan bukanlah satu hal yang baik.
Karena itu Sarah menarik Reign bersamanya tadi. Memegang erat kedua lengan Reign seolah menahannya disana. Untungnya Reign tidak protes sama sekali meski Sarah sudah berbuat kurang ajar padanya.
"Mereka mungkin tidak jadi kesini."
Percakapan dua orang itu masih terdengar, dan Sarah menunggunya dengan tegang.
"Ah sial! Padahal aku sudah bolos."
"Ya sudah kita saja yang bermain."
"Hah?"
Sarah sama bingungnya mendengar pernyataan itu.
Kita saja yang bermain?
Apa maksudnya?
Mereka kan sama-sama laki-laki?
Dan jawabannya Sarah dapatkan tak lama kemudian. Meski sama-sama laki-laki mereka bahkan bisa berbuat tidak senonoh disana. Membuat kepala Sarah seolah baru dipukul dengan palu.
Tubuh Reign bergetar karena marah, dan hendak menerjang keluar ketika jika saja ia tak merasa ada yang aneh dengan Sarah. Tangan mungil Sarah yang sejak tadi mencengkeramnya terasa dingin dan melemah.
Gadis ini pasti syok mendengar suara-suara yang kaum pelangi itu keluarkan.
Reign mengangkat tangannya dan menutup kedua telinga Sarah, berharap hal itu bisa membuat Sarah lebih tenang. Menutup kedua telinga itu lebih erat hingga Sarah mendongak padanya. Meski gelap, tapi mereka bisa membaca raut wajah mereka masing-masing. Dan Reign tahu jika Sarah sudah bisa lebih tenang saat ini.
Untungnya tak lama kemudian terdengar dobrakan dari pintu depan, membuat dua laki-laki tadi panik dan bergegas memakai pakaian.
"Apa yang kalian lakukan disini?"
Itu suara Elliot.
Sarah tidak tahu apa yang terjadi di luar karena tangan Reign cukup lebar untuk menutup kedua telinganya, sehingga yang Sarah dengar hanya suara detak jantungnya saja.
Jadi hanya Reign lah yang tahu jika Elliot telah mengusir kaum tak senonoh tadi, lalu menunggu sejenak sebelum mencari mereka.
"Lama!" dengus Reign menjauhkan tubuhnya dari Sarah.