Bab 4

2.5K 262 26
                                    


Uang dari penjualan mobil serta dua tas miliknya ternyata terkumpul cukup banyak. Jadi Bianca tak harus meminjam terlalu besar kepada Rayi. 

Sebenarnya Bianca lumayan heran juga apa yang membuat Rayi bisa dengan mudah meminjamkan uang kepada orang asing. Untuk Bianca mereka masih dalam hitungan orang asing sebab sebelumnya benar-benar tak saling kenal, mengetahui nama satu sama lain saja sepertinya tanpa disengaja karena tidak penah ada perkenalan diri satu sama lain.

Tidak ada syarat yang Rayi beri karena menurut pria itu nominal uangnya tak terlalu besar ditambah Bianca bisa mengembalikan kapanpun tanpa ada batasan waktu.

Itu semua semakin membuat Bianca heran. Apa pria itu tidak takut ia tipu, berapapun jumlahnya tetaplah uang. Mungkin orang-orang kaya modelan Rayi ini suka menghambur-hamburkan uang tidak jelas. Melihat bagaimana kawasan tempat tinggal Rayi dan rumah pria itu sendiri, tentu terlihat jelas jika pria itu berasal dari keluarga sangat berada.

"Kenapa mau bantuin, padahal kamu bilang kue saya enggak enak?" Tanya Bianca, ia baru saja menerima transferan sejumlah uang yang ia pinjam dari Rayi. Dalam hatinya Bianca berjanji secepatnya akan ia kembalikan uang tersebut.

"Emang enggak enak" balas Rayi tanpa beban yang mengundang dengusan sebal Bianca.

"Yang enakkan kamu"

"Ha?" Samar-samar Bianca mendengar gumaman pelan Rayi tapi tak terlalu jelas apa yang pria itu katakan.

"Tiramisu, saya suka cake tiramisu buatan kamu" ucap Rayi memperjelas yang membuat Bianca mengangguk mengerti.

"Mau?" Tawar Bianca.

"Boleh" balas Rayi, disertai anggukan kepalanya.

"Tunggu sebentar" Bianca pamit bergegas mengambilkan tiramisu cake untuk Rayi.

Sepeninggalnya Bianca, Rayi menghempaskan punggungnya di sandaran sofa yang ia duduki. Ia
mengusap kasar wajahnya disertai hembusan kasar nafasnya. Berada di dekat wanita itu ternyata efeknya terlalu berbahaya. Entah kenapa kini dirinya semakin menggebu-gebu untuk bisa mendapatkan Bianca, padahal jelas Rayi tahu wanita itu sudah menjadi istri orang.

Tak lama Bianca kembali dengan dua potong tiramisu cake yang langsung ia serahkan kepada Rayi.

Rayi menerimanya tak lupa menggumamkan terimakasih. Kemudian ia memilih langsung menyantapnya.

Bianca diam memperhatikan Rayi yang menghabiskan sepotong kue tersebut hanya dalam beberapa kali suapan lebar.

"Enak?" Tanya Bianca.

"Lumayanlah, sedikit lebih baik dari rasa lemon itu" balas Rayi, berjalan ke arah kulkas kecil yang ada di dalam ruangannya untuk mengambil sebotol air mineral.

Mendengarnya Bianca terang-terangan mencibir, kenapa pria itu sulit sekali mengakui jika kue-kue buatannya sebenarnya enak.

****

Dapur sudah hampir selesai di renovasi dan Bianca juga sudah mulai membeli barang-barang yang saat itu rusak terbakar. Mungkin dapur itu bisa kembali Bianca gunakan minggu depan.

Bianca masih menjalani hari-harinya seperti biasa, meski sekarang ia tidak bisa dengan bebas bepergian karena mobilnya sudah ia jual. Dan sebenarnya itu sedikit menyulitkannya, apalagi ketika harus mengantarkan pesanan. Ia hanya bisa mengandalkan taksi online yang di jam-jam tertentu sulit ia dapatkan. Tapi, meski begitu Bianca tetap menikmati semuanya.

Seperti sekarang ini, Bianca akan pergi berbelanja, ia sedang mencoba memesan taksi online yang sejak tadi tak kunjung ia dapatkan. Di jam pulang kerja seperti ini memang sedikit sulit ia dapatkan.

Terburu Cinta [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang