Bab 17

1.2K 239 62
                                    


Setelah hampir dua jam menghabiskan waktu berenang bersama, Rayi yang melihat Bianca sudah menggigil kedingingan mengajak menyudahinya.

Ia meraih handuk besar yang tadi asisten rumah tangganya bawakan kemudian membelitkan handuk itu ke tubuh Bianca yang hanya terbalut dalaman berwarna abu-abu.

"Sana bilas di kamar aku. Aku udah minta Bunda siapin baju untuk kamu" ujar Rayi, mengelus pipi Bianca yang tampak pucat juga terasa sangat dingin ditelapak tangannya.

Bianca menurut, dengan tubuh gemetar mulai melangkah masuk untuk pergi ke kamar Rayi. Sedangkan Rayi sendiri memilih membilas tubuhnya di luar saja. Sayang sekali mereka ada di rumah, jika tidak ia pasti akan menerobos masuk dan mengajak Bianca mandi bersama.

****

Bianca menatap pantulan tubuhnya yang kini terbalut dress floral berwarna biru yang Rena pinjamkan untuknya. Dress ini sangat pas sekali di tubuhnya. Setelah mengeringkan rambut seadanya menggunakan handuk, Bianca memilih berjalan ke luar kamar. Baru saja membuka pintu ia sudah melihat Rayi berdiri menjulang di hadapannya, seperti biasa disertai cengiran khas yang pria itu miliki.

"Cantik banget" puji Rayi, melihat wajah polos Bianca.

"Jadi nafsu" tambah Rayi, mendengarnya Bianca meninju pelan dada pria itu.

Ketika akan menjauhkan tangannya Rayi malah meraih tangannya untuk pria itu genggam.

"Main sebentar yu, Bi" ajak Rayi, melirik kasur kosong yang tak jauh dari mereka.

Bianca tentu tahu apa maksud Rayi. Jika biasanya Bianca juga selalu semangat menyambut ajakan pria itu, tidak dengan kali ini. Gila saja bermain di rumah dan bisa saja salah satu orang yang tinggal di rumah ini memergoki perbuatan mereka.

"Enggak!" Tolak Bianca, tegas.

Bianca menyentak tangan Rayi kemudian mendorong tubuh pria itu yang menghalangi jalannya. Setelahnya ia berlari menjauh sebelum Rayi nekat memperkosanya di rumah ini.

Bianca memilih mencari Rena, tapi keadaan rumah tampak sepi. Melihat pintu samping terbuka ia melangkah ke arah itu. Benar saja Bianca melihat Rena berada disana bersama 3 orang pekerja di rumah ini. Mereka berempat duduk di atas rumput dan tampak asik makan buah durian yang sepertinya baru dipetik. Tak jauh darinya Bianca memang melihat pohon buah durian yang tak terlalu tinggi tapi berbuah lumayan lebat.

"Bi, sini!" Panggil Rena, sambil melambaikan tangannya meminta Bianca mendekat ketika Rena menyadari kehadiran wanita itu.

Bianca menurut dengan meminjam sembarang sandal yang ada disana ia mulai menghampiri Rena.

"Kamu suka durian, Bi?" Tanya Rena yang Bianca balas anggukan kepala.

"Suka" balas Bianca.

Mendengarnya Rena tampak bahagia, akhirnya calon penghuni di rumahnya ini ada yang menyukai buah yang sangat ia sukai itu.

"Sini duduk, kita makan sama-sama!" Ajak Rena, menepuk tempat kosong di sampingnya. Bianca menurut, ia mengambil duduk tepat disebelah Rena mulai menikmati buah tersebut bersama-sama.

Durian adalah salah satu buah yang paling Bianca suka. Ia pernah mengajak Luna pergi ke negara tetangga hanya untuk berburu buah yang satu itu.

"Kamu harus tau suami, anak-anak, bahkan cucu Tante enggak ada yang suka durian. Setiap pohon durian berbuah Tante cuma makan sama mereka" jelas Rena, menunjuk ketiga pegawai di rumahnya.

"Aku suka banget, Tan. Aku tau tempat yang jual durian terbaik, kalo Tante mau kapan-kapan kita bisa kesana"

"Atur jadwal ya, kita harus kesana" ucap Rena, penuh semangat.

Terburu Cinta [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang