Bab 3 ~ Tidur Beberapa Menit

263 21 0
                                    

Suara lenguhan terdengar dari bilik kamar. Tian baru saja membuka matanya membiasakan netra coklat akan kilauan cahaya dari lampu kamar. Tangan kirinya ia gunakan untuk mencari dimana letak handphone yang semalam ia taruh asal.

Tian mulai kesal sebab handphone nya belum ketemu juga. Padahal ia sudah terpaksa membangunkan badannya dan membolak balikan bantal dan selimut, bahkan tian sudah melepaskan seprai lalu melemparnya kesembarang arah.

Ah Ketemu!
Setelah membuat ruangan itu bak kapal pecah akhirnya beda pipih yang ia cari setengah mati ketemu juga!

Tapi kesialan tian tak sampai di situ, baru saja ia menekan tombol power, benda pipih itu bukannya menampilkan wallpaper alaynya malah melihatkan gambar batre kosong yang perlu di isi. Padahal semalam batrainya masih berisi 37% tapi selang beberapa jam saja hpnya sudah mati.

"Dasar hp jadul!" Sudahlah daripada menggerutu gak jelas lebih baik tian mandi dan siap siap walau ia sangat males kerja hari ini, apa lagi diluar sedang hujan lebat tambah naiklah tingkat kemagerannya.

Niat awalnya ia mau mandi tapi karna tenggorokannya yang tiba tiba kering jadi tujuannya pindah ke dapur dulu, belum juga sampai dapur mata tian membulat ingin keluar waktu ia lihat jam dinding hampir mengarah ke angka 4. "Gila.. gue cuma tidur beberapa menit coy!" Tian masih berusaha berfikir positif untuk hal ini. Lagian di luar masih gelap kok.

Awalnya ia berfikir positif tapi lama lama pompahan jantungnya malah makin cepat buru buru tian berlari ke kamar memastikan bahwa yang ia fikirkan itu benar. Padahal tadi ia haus banget tapi karna panik tian jadi lupa kalo ia belum minum setetes pun. Cepat cepat tian menyolokan hpnya dan memaksa hp tersebut nyala lagi, persetanan dengan batrenya yang masih 0%

Duar!!

Bukan,,,, itu bukan suara backsound di otak tian, tapi itu beneran suara petir dari luar. Sumpah tian bener bener spot jantung kali ini, mengetahui kenyataan bahwa ini pukul 15:56 ditambah suara sambaran petir yang tiba tiba membuat tian ingin pingsan aja. Tian rasanya mau nangis, ia tau pasti ia bakalan kena sp oleh atasannya besok.

Dengan berat hati tian menghidupkan data hp nya dan sudah di pastikan notifikasinya penuh oleh 26 panggilan tak terjawab dan 103 pesan dari jojo, dan ada juga 2 panggilan tak terjawab dan 3 pesan dari mbak lily. Tian fikir cuma jojo yang akan menghubunginya tapi nyatanya bukan hanya jojo tapi mbak lily juga menghibunginya...

tian tegaskan sekali lagi

MBAK LILY JUGA MENGHUBUNGINYA

Gila!gila!gila!! Tian bener bener udah gila! Bisa bisanya si ketua divisi ikut andil menelpon tian

fiks! sudah di pastikan kemarin adalah hari terakhir tian magang di kantor itu dan kemarin juga di pastikan hari terahir tian mencicipi snack gratisan yang ada di kantor itu. Tian sedih lohh... sedih bangetttt((((

Masih larut dalam kesedihannya, tiba tiba handphone tian berdering nada panggilan masuk.

"Woi akhirnya lo jawab juga telpon gue, darimana aja lo?!" Tanya seseorang di sebrang sana ketika tian baru menekan tombol hijau

"Salam dulu kek" sindir tian

"Udahlah ga penting. Dari mana aja lo hah?! gue telpon juga dari tadi!"

"Gue baru bangun jo" jawab tian lesu

"Jujur gue ga kaget lagi dengan tingkah lo ini. Tapi kali ini lo beneran gila baru bangun jam segini" ucap jojo menohok, tapi ucapan jojo ada benarnya. Ini bukan kali pertama tian bangun kesiangan, tapi sekesiangannya tian tak pernah telat masuk kantor, ia hanya tidak mandi pas berangkat kerja aja. Tapi untuk rekor kali ini tian kesiangan sampe ga masuk kerja. "Udahlah, gue langsung to the point aja nih! Lo baca chat nya mbak lily sekarang karna gue males jelasin. Dan btw lo udah gue izinin sakit jadi ga usah panik! Udah ya gue mau siap siap pulang. Bye!" Jelas jojo singkat dan langsung mematikan panggilannya secara sepihak padahal baru aja tian mau nanya banyak.

Butuh waktu 15 menit setelah panggilan berakhir untuk tian menyiapkan hati jantung jiwa dan raganya buat membuka pesan yang dikirim oleh mbak lily. Cuma berisi tiga pesan sih tapi tangan tian bener bener berkeringat gugup. Tapi nyatanya tiga pesan itu hanya berisikan salam di bubble pertama, lalu pertanyaan klasik tentang sakit yang di derita tian di bubble kedua, dan di bubble terakhir berisi penjelasan lengkap kalo besok akan diadakannya cek kesehatan bagi seluruh anak magang.

Akhirnya tian bisa bernafas lega, tian fikir mbak lily menyuruhnya untuk mengambil surat pemecatan di ruang hrd besok.

Setelah membaca seluruh pesan dari mbak lily, tian langsung menjawabnya dengan sopan. Setelah itu tian pergi mandi dan kemudian ia pastikan bakal menghabiskan waktu liburan seharinya dengan bermalas malasan.

~~~

Hujan masih lumayan lebat tapi hampir seluruh staff kantor sudah berangsur meninggal lokasi kerja, tak peduli dengan derasnya air yang jatuh ketanah asalkan mereka bisa pulang tepat waktu. Berbeda pula dengan seorang pria yang masih setia duduk didepan laptop, tangannya dengan lihai mengotak atik keyboard dengan serius, bahkan suara ketukan dari luar ruangan sedari tadi tak ia gubris.

"Selamat sore pak deion, maaf atas kelancangan saya masuk ruangan bapak tanpa izin. Saya hanya ingin menyerahkan berkas yang bapak perintahkan semalam" ucap ciyo sopan

"Letakan saja di meja sana nanti akan saya baca" jawab deion dengan mata yang masih fokus ke layar monitor.

"Sekali lagi maaf atas ketidak sopanan saya pak, tapi ada baiknya bapak membaca berkas ini sekarang"

Deion berdecak kesal, bisa bisanya tangan kanan nya ini memberikan perintah. "Bawa sini berkasnya!"

Fokusnya kini sudah beralih sepenuhnya ke lembaran kertas yang diklip rapi. Awalnya ia enggan membacanya sekarang tapi setelah melihat data pada tiap lembar kertas deion mulai tertarik dan tak ingin terlewatkan satu fakta pun.

"Zakianra Sebastian putra kandung dari Evelyna Rania, ternyata dia melahirkan bayi itu" gumam deion

"Nyonya Evelyn memang melahirkan putra tuan tepat setelah sebulan kalian meninggalkan mension" ucap ciyo yang ternyata mendengar gumaman deion.

"Kenapa kau bisa beranggapan dia putraku? Sedangkan ibunya saja mengakui bahwa ia bukan darah daging ku"

"Saya sangat yakin kalau beliau adalah putra kandung tuan karna menurut saya nyonya Evelyn terlalu penyayang untuk melakukan hal yang tidak bermoral seperti itu. Saya rasa nyonya hanya berbohong agar bisa berpisah dengan tuan deion"

"Kenapa elyn ingin pisah denganku? Sedangkan aku orang yang ia cintai sedari dulu" balas deion angkuh

"Rasa cinta bisa berubah kapan saja tuan, apalagi orang yang ia cintai tak pernah memperdulikan nya dan bahkan menuduhnya melakukan yang tidak-tidak"

Ucapan ciyo membuat deion terbisu, tak bisa disangkal bahwa deion dulu benar benar brengsek, ia bahkan selalu acuh dengan istrinya yang tengah berbadan dua, deion hanya memikirkan bagaiman bisnisnya berjalan sesuai rencana.

Deion melanjutkan bacaan nya yang tertunda sejenak dan mengalihkan pembicaraan "dia salah satu anak magang di sini juga?"

"Iya benar tuan, saya juga baru menyadari nya hari ini. Saya dengar tuan muda izin sakit hari ini" terang ciyo

'Apa ia sakit karna keluyuran semalam?'

"Kalau begitu siapkan ruangan khusus untuknya ketika pemeriksaan besok, aku ingin melakukan tes DNA dengan putraku" perintah deion yang entah kenapa sudah mengklaim tian sebagai putranya.

~~~
To be continued

















Halo kita ketemu lagi😁👋

Ini ceritanya memiliki alur agak lambat tapi aku pastikan tiap update lebih dari 1 bab biar enak bacanya, btw thank u so much yaaa buat temen-temen yang sudah bersedia mampir ke ceritaku🫶

Jangan lupa vote dan komen yaaa

Terima kasih💐💐

GrowthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang