Bab 6 ~ Tes DNA

212 20 0
                                    

"AADUUUUUUHHH SAAAAAKIIIITTTT!!"

Rasanya telinga deion pengang mendengar jeritan lebay dari tian. Anak ini benar benar tantrum di luar kendali. Bayangkan saja tian saat ini sedang nangis meronta ronta di pangkuan deion dengan lengan yang ditusuk jarum suntik.

Jeritan tian makin histeris kala dokter manarik plunger agar darah terisap ke jarum, deion yang memiliki tenaga gatot kaca saja sampai kewalahan memegangi badan tian yang gelagatnya bagai belut kena garam.

Helaan nafas lega keluar dari mulut deion ketika dokter menarik kembali jarum yang sudah berisi sampel darah milik tian. Padahal tak sampai waktu 10 menit untuk sang dokter mengambil sampel darah tapi oleh karna ketantruman tian, baik deion maupun sang dokter merasa 1 jam waktu terkuras di setiap menitnya.

Dokter menyimpan kedua sempel darah yang masing masing sudah diberikan label nama dan akan dibawa ke laboratorium untuk di lakukan tes dna.

Tian sebenarnya bukan melakukan cek kesehatan seperti teman teman magangnya yang lain, tapi tian melakukan tes dna dengan deion. Sebenarnya bisa saja deion melakukan tes dna dengan rambut ataupun air liur, tapi deion ingin melakukan tes yang lebih akurat dengan mengambil sempel darahnya dan tian, supaya ia tau apakah tian betul betul putranya. Padahal jika di perhatikan dari wajahpun bisa di pastikan tian 80% putranya.

Tangis tian tak kunjung usai tapi sudah jauh lebih tenang dari sebelumnya padahal dokter sudah berpamitan dengan deion 15 menit yang lalu, entah lupa atau memang tian sudah nyaman digendong oleh deion, yang pasti sekarang deion sedang menepuk punggung pelan tian agar tangis anak itu bisa mereda. "Udah jangan nangis lagi, emangnya kamu ga cape nangis terus?"

"Tangan tian sakit banget om" rengeknya di sela tangis.

"Gapapa nanti sembuh kok, sekarang tian tidur aja biar sakitnya cepet hilang" ucap deion lembut

"Tapi kerjaan dari mbak lily belum kelar, tian takut nanti dimarahi kalo tian bobok"

"Ga ada yang bakal berani marahin kamu. Saya jamin itu"

"Om tau dari mana kalo mbak lily ga bakal marahi tian?"

Deion yang malas menjawab pertanyaan asal tian, akhirnya hanya mengemong tian dalam gendongan, lagian ini sudah hampir memasuki jam istirahat jadi tak ada salahnya ia menidurkan tian hingga jam 1 siang.

Tian yang awalnya bertekad tidak mau tidur lama lama runtuh juga, mata tian akhirnya terpejam seiring dengan ayunan pelan dari gendongan deion. Sebenarnya tian malu mengakui kalau ia sedikit nyaman berada di dekapan pria dewasa ini.

~~~

Lenguhan tian terdengar saat seseorang menepuk pipinya pelan guna membangunkan nya dari alam bawah sadar. Tian yang terusik dengan tepukan pelan tersebut akhirnya memaksakan untuk membuka matanya.

"Ayo bangun udah jam 1, waktu istirahatnya sudah selesai" ucap deion yang senantiasa menggunakan masker supaya menutupi sebagian wajahnya.

"Tian ga mau kerja lagi om... tangannya masih pegel" rengeknya

"Kamu tadi bilang kalau kerjaan belum selesai lily akan marahi kamu" Ucapan deion membuat tian sadar akan keadaan kalo tugas dari mbak lily belum selesai sepenuhnya.

Cepat cepat tian bagun dari tidurnya dan merapikan penampilan yang kusut karna kejadian satujam yang lalu dan bergegas meninggalkan ruangan tanpa berpamitan ke deion.

Deion dibuat geleng geleng kepala akan tingkah tian yang menggemaskan. Ternyata anak itu selain cengeng juga mudah panikan.

~~~

Tian keluar dari ruangan tempat ia tes kesehatan tadi tanpa bertanya ia berada di lantai berapa. Untungnya ia bertemu dengan pria yang tadi mengantarnya, ia berniat memanggil pria tersebut tapi ternyata pria itu sudah melihatnya terlebih dulu.

"Apakah tesnya sudah selesai?" Tanya pria itu dengan sopan

"Iya tes kesehatannya baru aja selesai" bohong tian.

Pria itu hanya menjawab ucapan tian barusan dengan anggukan dan senyuman di wajahnya. "Mari saya antar kembali ke ruangan anda" ajaknya. Tian hanya ikut saja, lagian ia juga ga tau sedang berada di mana. Bisa jadi ia sudah ada di gedung berbeda kan?

Tian mengucapkan terima kasih setelah diantar sampai ke bilik kerjanya, untungnya ia masih berada di gedung yang sama dengan tempatnya magang. Baru juga tian mau mendudukan dirinya di kursi kerja saat setelah pria itu pamit undur diri, tapi belum juga bokongnya menyentuh ujung kursi, ia mendengar ada yang memanggil namanya yang ternyata jonathan pelakunya.

"Dari mana aja lo? Gue cariin juga dari tadi gak ketemu temu lo dimana" tanya jojo sambil memandang tian intens.

"Gak kemana mana, gue disini sini aja dari tadi. Mungkin mata lo aja yang siwer ga liat gue" balasnya

Jojo merotasikan matanya malas, jelas jelas ia sudah 7 kali keliling mengitari tiap ruangan guna mencari sohib kentelnya ini yang suka ilang ilangan. "Itu kenapa mata lo bengkak?!" Tanya jojo heran sebab sebelumnya rupa tian masih baik baik aja tapi kenapa sekarang sudah macam kera.

"Bukan apa apa gue tadi ketiduran bentar, lagian cowok maco kayak gue gak mungkin kan nangis cuma gara gara di suntik!"

Lahh aneh?!
Lagian jojo gak nuduh tian nangis gara gara disuntik. Memang temannya satu ini suka jawab ngawur kalo diajak ngobrol, jojo lebih baik pergi daripada denger jawaban yang makin ngawur lagi keluar dari mulut tian.

"Untung tu orang ga curiga" gumam tian pelan kala jojo pergi ke meja kerjanya. Akhirnya tian bisa melanjutkan kerjaanya tanpa gangguan siapa siapa.

"Permisi mas"

Ayolah siapa lagi ini?! Tian cuma mau ngerjain tugasnya dengan tenang tapi kok susah banget ya! Dari tadi di ganggu mulu. "Iya kenapa bu?" Tanya tian dengan nada yang dipaksa ramah ke sang office girl

"Maaf ganggu mas, saya disuruh nganter ini ke meja mas" ucapnya sambil meletakan sesuatu yang ia bawa ke atas meja kerja tian.

"Hah? Dari siapa bu?"

"Dari seseorang mas, kalo gitu saya permisi kebelakang lagi, jangan lupa di makan makanannya mas"

Di hadapan tian sekarang sudah ada bubur ayam komplit, sebenarnya ia bingung ini dari siapa tapi sudahlah dari pada ia memusingkan hal yang tak penting, lebih baik ia makan sekarang lagian waktunya pas soalnya tian belum makan sedari tadi.

~~~
To be continued




















Halo temen temen👋👋

Maaf karna lama updatenya soalnya beberapa hari ini lagi hectic banget😭

Aku mau ngucapin makasih banyak buat kalian yang mau nungguin cerita ini dengan sabar🥰

See you in the next chapter
Jangan lupa vote dan komen yaaaaaa

Thank you💐💐

GrowthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang