Bab 2 ~ Khawatir?

390 20 5
                                    

Hening memenuhi sebuah ruangan besar dengan meja panjang yang diisi oleh berbagai macam makanan. Terlihat hanya seorang pria yang duduk di salah satu dari sekian banyaknya kursi pada meja tersebut. Dimana penghuni lainnya?

Sebanyak makanan yang ada di atas meja hanya menjadi pemanis ruang makan saja, nyatanya pria yang tengah duduk seorang diri cuma menyesap secangkir liquid hitam pekat dengan mata yang sibuk ke benda lebar di tangan kirinya.

"Mobil nya sudah siap tuan deion" Ucap salah seorang asisten mansion sembari menundukan kepala takut

Deionoa Kenzo pria blasteran Rusia-Jepang dengan tinggi badan 187 cm, memiliki mata elang tajam dan hidung bangir membuatnya terlihat sangat sempurna, ditambah lagi dengan pembawaan yang berwibawa membuat siapa saja tunduk kepadanya.

Deion adalah pemilik asli mension yang saat ini ia tempati. Sebelumnya deion tinggal di Australia, tapi karena ada keadaan genting di kantor pusat salah satu perusahaan yang ia punya jadi mau tak mau ia harus kembali ke tanah kelahirannya. Setelah hampir 20 tahun ia meninggalkan kediaman ini akhirnya ia kembali, padahal sebelum deion pergi mension ini masih memiliki suasana cukup hangat, tapi hanya karena sedikit kesalahan yang ia perbuat membuat suasana mension ini ikut berubah.

Deion tak menjawab ucapan wanita barusan, ia hanya berdiri dari duduknya dan berjalan kearah pintu utama meninggalkan berbagai macam masakan yang sama sekali tak ia sentuh. Deion merupakan pria yang angkuh, ia hanya menjawab perkataan yang dirasanya penting. Kalo perkataan barusan ia rasa tak perlu repot repot menjawab apalagi yang berucap hanya seorang pelayan. Deion lebih suka memerintah seseorang dari pada menjawab.

Sesampainya di dalam mobil deion langsung menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi penumpang dan membiarkan mobil melaju sedang. Deion memejamkan matanya sembari mengistirahatkan otaknya sebentar, rasanya kepala deion sangat berat karena semalam ia tak bisa tidur nyenyak. Ada yang menganjal di fikirannya, ia terus saja memikirkan pria semalam, tak tau kenapa ia merasa sedikit khawatir meninggalkan pria kecil itu sendirian di malam hari padahal ia tidak tau siapa pria itu bahkan ia sangat yakin bahwa semalam kali pertama mereka bertemu.

Benarkah seorang deion bisa khawatir dengan orang lain?

~~~

Kini deion sudah sampai di depan kantornya, tak banyak yang berubah hanya beberapa ornamen dinding yang sedikit berbeda dari sebelumnya membuat kantor tatap terasa modern.

Seluruh staff kantor dan anak magang menyambut kedatangan deion. Mulai hari ini deion akan betugas kembali menjadi CEO di perusahaannya, yang sebelumnya ia serahkan kepengurusan ke direktur utama. Deion memiliki 3 bisnis, 2 diantaranya bisnis keluarga dan 1 bisnis yang ia rintis sendiri. Perusahaan ini ialah warisan dari mendiang ibunya, karena akhir akhir ini omsetnya makin menurun maka deion harus turun tangan sendiri mengatasi masalah perusahaanya.

"Selamat datang kembali pak deion" ucap rafael selaku direktur utama sambil mengulurkan tangan.

Deion hanya membalas jabatan tangan rafael tanpa niat membalas ucapannya.

Selanjutnya deion menjabatkan tangan kepada para petinggi perusahaan dan kini ia telah berada di hadapan sang HRD.

"Jika bapak berkenan saya berniat untuk memperkenalkan para anak anak magang ke bapak" ucap Bowo selaku HRD.

"Ya" balas deion singkat. Sebenarnya ia malas menanggapi bowo tapi sudahlah, orang itu kalo tidak ditanggapi pasti makin menjadi. Dia tau kalo ucapan bowo tadi hanyalah alibi belaka, pasti ada sesuatu yang ingin di sampaikan olehnya.

"Baik, terima kasih atas waktunya pak, mari pak deion" bowo mengajak deion mendekati barisan anak magang.

"Baiklah perhatian semua, bapak yang berdiri di sebelah saya ini bernama pak Deionoa Kenzo, bapak Deionoa Kenzo merupakan owner sekaligus CEO perusahaan ini, jadi kalian harus kenal dan sapa pak deion dengan sopan jika bertemu di luar jam kerja sekalipun! Jangan lupakan atitude nya juga harus baik!" Jelas bowo ke para anak magang

Deion memperhatikan ke 6 anak magang dengan intens. Tatapan intimidasinya membuat para anak magang enggan mendongakan kepala. "Cepatlah!" Perintah tegas deion pada bowo.

"Baik pak, yang pertama ini namanya Laras dia mahasiswi dari universitas xxz, kemudian yang kedua namanya arkhan mahasiswa dari universitas jjk, lanjut yang ini namanya salsa mahasiswi dari universitas qqw, selanjutnya ada farrel mahasiswa dari universitas qqw, yang ini namanya bagas mahasiswa dari universitas qqw juga pak, dan yang terakhir ada Jonathan Marselio dia dari universitas xcv pak, jonathan ini anak perama saya pak" jelas bowo sambil menunjuk mereka satu per satu

Binggo!
Bener kan kata deion, pria penjilat ini pasti punya maksud tertentu. Jadi ga ada yang kaget lagi dengan tingkahnya.

"Sebenarnya ada seorang lagi pak, dia mahasiswa dari universitas xcv juga sama seperti putra saya tapi hari ini ia berhalangan hadir karena sedang sakit pak" lanjut bowo

Deion menaikan satu alisnya heran, tak biasanya perusahaan merekrut banyak anak magang, biasanya mereka hanya merekrut paling banyak 3 orang dan kali ini mereka merekrut sampai 7 anak magang, apa serendah itu penurunan keuangan sampai sampai perusahaan hanya mampu menggaji para anak magang.

"Sudahlah aku harus ke ruanganku"

Baru saja bowo ingin memberitaukan nama anak magang yang ke 7 tapi ucapan deion barusan membuatnya menarik kembari niatnya.

Deion bukan tak ingin tau nama anak magang terahir tapi jika diteruskan omongan bowo akan lebih dari 3 paragraf jadi lebih baik ia menyudahi pengenalan nya dan melanjutkan perkerjaan penting yang harusnya sedari tadi ia lakukan.

~~~
To be continue





Halo semuaaaa kita ketemu lagi nih👋
Jangan lupa vote dan komen ya!😻

Ini cerita pertamaku, jadi kalo ada kesalahan kata dan penulisan tolong di bantu koreksi yaaa!!

Terima kasih💐💐

GrowthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang