Sekarang waktu sudah menunjukan pukul setengah lima sore dengan langit yang masih ditemani oleh sang jingga terang. Hari ini bisa dibilang lumayan panas jadi tian memutuskan mentraktir jojo ke cafe terdekat membeli minuman dingin sambil menghabiskan hari.
"Tumben lo baik harini, habis kesambet apaan?" Tanya Jojo heran pasalnya tian itu pelit pake banget jangankan mentraktir minuman, jojo pinjem uang dua ribu untuk bayar parkir aja di tagih mulu sama tian.
"Lah gue mah udah baik dari orok, lo nya aja yang suka nerka nerka kalo gue pelit"
"Heh sadar diri dong! Emang lo pelit, perkara uang dua ribu aja lo masalahin!"
"Waktu itu gue lagi ga punya uang sama sekali! Lo juga harusnya ngaca. Kemaren aja gue minta somay dikit doang ga lo kasih! Berarti lo juga pelit bowok!"
"Woy jangan bawa bawa nama bapak dong! Mentang mentang gue ga bisa ngina balik nama bapak lo" ucap jojo kesal, soalnya tian kalo ngomong atau manggil Jojo pake embel embel nama bapak dan jojo gak bisa bales karna tian gak punya bapak.
Bukannya tersinggung karna ucapan jojo, tian malah menyesap milk shake coklat nya dengan santai.
"Lo besok ga bakal nagih ini kan?" Tanya jojo lagi dengan tatapan mata curiga
"Tenang aja, hari ini gue bener bener tulus neraktir lo karna gue baru dapet rejeki nomplok dua hari yang lalu"
"Serius! Lo ga malak orang kan?"
"Kagak lah!" Sangkal tian sambil menoyor kepala jojo soalnya tu anak kalo ngomong suka bener
"lo inget kan hari yang gue ga masuk, nah pas malem sebelumnya gue diserempet mobil terus orang yang punya mobil ngasih gue uang sebagai bentuk tanggung jawab" jelas tian dengan sedikit kebohongan pasalnya tian sama sekali gak keserempet mobil melainkan hampir ketabrak mobil.
"Tapi lo ga kenapa napa kan?"
"Santai... Kemaren kaki gue cuma sakit dikit doang" bohongnya lagi.
Sunyi...
Tak ada lagi balasan dari jojo, mungkin fikirnya perkataan tian barusan sudah menjawab semua pertanyaan darinya. Melihat jojo yang hanya diam tak menyahut lagi, tian kini memfokuskan pandangan kearah jalan yang sedang ramai lancar.Mereka berdua sedang duduk di outdoor lantai dua cafe yang saat ini mulai penuh berisi remaja seusia mereka, wajar saja, hari ini hari minggu jadi banyak anak muda yang menghabiskan waktu dengan berkumpul bareng teman atau hanya sekedar keluar sendiri guna menghilangkan penat.
Pandangan mata tian memang sedari terarah ke jalan tapi fikiran nya entah melayang kemana, kalau otaknya bisa bicara mungkin ia sudah mengeluh karna tian selalu memikirkan hal berat yang menambahkan beban hidupnya. Tangannya mengambil satu benda kecil dari dalam kotaknya, hingga tian sadar dari lamunan karna pematiknya hilang entah kemana.
"Mana koreknya Jo?"
"Cukup yan. Kita baru dua jam di sini dan ini udah batang ke enam yang mau lo isep! Lo ga kasihan sama paru paru lo?" Ungkap jojo menggebu, karna menurutnya tian bener bener udah gila. Jojo juga merokok tapi ia gak sampe sebegitu nya, bahkan jojo baru menghisap sebatang rokok. "Jangan nyakitin diri lo sejauh itu, bastian!"
Tian diam, ia tau dia sudah hilang akal. Tapi menurutnya dengan menyesap nikotin lah mampu menghilangkan berbagai macam fikiran yang berkecamuk di kepalanya. Tian cuma melampiaskan beban hidupnya saja.
apa ia bisa dibilang salah?
~~~
Deion menatap amplop coklat dengan logo cap laboratorium tempat ia melakukan tes dna. Jujur deion sedikit gugup untuk membukanya karena ia takut bahwa kenyataan tak sesuai dengan harapannya.
Deion berharap tian benar benar putra kandungnya, walaupun nantinya ia akan merasa menyesal karna sudah meninggalkan sang istri yang telah mengasuh putra mereka sendirian.
Di satu sisi deion juga takut ucapan istri nya benar kalau anak yang dulu ia kandung bukanlah darah daging deion.
Perlahan tangan kasar nya membuka amplop tersebut, mata deion mulai bergulir membaca tiap tiap tulisan yang tertera di secarik kertas, hingga senyumnya merekah kala membaca angka yang tecantum bertuliskan 99,9%. Yang menjelaskan bahwa Zakianra Sebastian merupakan anak kandungnya.
Mulai sekarang nama tian harus ditambahi Kenzo di akhiran namanya.
Besok ia akan bicara empat mata dengan tian walaupun ada sedikit keraguan, takut tian tidak mau mengakui nya sebagai ayah dan takut ibunya tak bisa memaafkan kesalahan yang pernah deion perbuat.
Tapi persetanan dengan semua itu, ia harus membawa mereka pulang dan memberikan kasih sayang penuh terutama ke sang anak...
Bastian si kecil tersayang.
Deion harus benar benar membayar hutang nya ke Bastian, karna ia yakin bahwa anaknya itu pasti belum pernah merasakan kasih sayang dari seorang ayah.
~~~
To be continuedHalo👋👋👋
Maaf kalo chapter kali ini lebih singkat karna jujur fikiran aku udah stuck banget wkwk, aku bingung harus nulis apa lagi karna udah capek dengan kegiatan hari ini :)) Jadi maaf yaaa kalo ceritanya kurang menarik.
Untuk hari ini mungkin aku bakal update cuma 2 bab aja, besok aku cicil lagi kalo ada waktu senggang😁
See you in the next chapter
Jangan lupa vote dan komen yaaaaa✨Terima kasih💐💐
KAMU SEDANG MEMBACA
Growth
RandomBastian yang merasa bahwa ia sekarang menjadi yatim piatu semenjak meninggalnya sang bunda awal bulan lalu membuatnya harus menjalani hari hari yang berat seorang diri. Tapi tak disangka hadirlah seorang pria yang tiba tiba mengaku sebagai ayahnya...