6

5.1K 78 0
                                    

Typo tandain yaa guys.

                     +++++++++++

" Ness hiks hiks sakit "

Raydan masih memeluk tubuh atas Lanesa yang polos. Gadis itu terus membujuk Raydan semampu yang ia bisa. Lanesa juga merasa bersalah sebenarnya karena dialah yang menyebabkan Raydan seperti ini.

Lanesa tau persis apa yang Raydan rasakan. Dibawah sana terasa sangat menusuk. Tapi Lanesa juga belum siap melakukannya sekarang. Dia hanya bisa mengelus punggung Raydan sambil terus menenangkan lelaki ini.

" Nes kok makin sakit ya "

Mata Raydan mulai berkaca kaca.

" Makanya Ray jangan terlalu kenceng meluknya " karena hal itu tentu saja akan membuat tubuh Raydan lebih bereaksi. Tapi lelaki ini tetap tak mau melepaskan pelukannya. Malah semakin erat dan mendusel di dua dada Lanesa yang menjadi favoritnya.

Lanesa berdecak, bagaimana tidak tambah tegang kalau seperti itu.

" Ray, lepasin pelukannya kalo kamu mau sembuh "

" Gak, Ray gak mau "

Ray semakin menjadi, grasak grusuk tak karuan di atas tubuh Lanesa yang sebenarnya juga panas.

" Ray pliss dengerin Nenes nya ngomong ini "

Raydan melepaskan pelukannya dan perlahan mengangkat tubuhnya yang sejak tadi menimpa Lanesa. Huufftt, Lanesa bisa bernafas lega sekarang. Tapi tiba tiba...

" Ray kamu kenapa "

Raydan menatap Lanesa dengan pandangan tak terbaca lurus persis ke wajah cantik yang sedang kebingungan saat ini.

" Aaaa "

Lanesa berteriak kencang saking kagetnya saat tiba tiba tangannya di tarik oleh Raydan dan di  arahkan ke pistolnya.

" Ini Nes, ini yang sakit dari tadi " suara Raydan diiringi gerakan geraman yang membuat Lanesa merinding.

" Ray " Lanesa menyentak tangannya menjauhi benda keras itu. Tapi kembali di ambil oleh Raydan.

" Sembuhin Ness " desis Raydan berbisik di telinga Lanesa.

" Ra -- Raydan "

Lanesa merasa Raydan sangat berbeda dan mendominasi saat ini.

" Sembuhin pliss aku udah gak kuat "

Tanpa Lanesa sadari Raydan tidak menyebut dirinya sendiri dengan namanya seperti biasanya.

Lanesa masih terdiam kaku saat Raydan menuntun tangannya untuk bergerak perlahan. Ia mendongak menyaksikan wajah tampan Raydan yang menutup mata dengan mulut sedikit terbuka mengeluarkan desisan yang membuat Lanesa merinding.

Raydan membuka mata melihat gadis di depannya hanya diam saja. Tangan kirinya mencengkram rahang Lanesa sedang tangan kanan tetap bekerja menuntun tangan Lanesa. Sial, masih berbalut boxer saja senikmat ini.

Raydan maju mencium bibir Lanesa dengan lembut, gadis itu menurut saja. Tangannya justru kini mengalung di leher Raydan. Mereka menikmati ciuman yang semakin menggebu gebu itu.

Mata Lanesa membulat saat Raydan melepas boxernya. Terlihat tanpa penghalang pistol yang sudah mengacung tegak itu. Lanesa menelan ludahnya kasar.

" Ray udah "

Raydan menggeleng.

" Belum sembuh Nes, ini masih sakit banget "

Raydan kembali mencium Lanesa. Tangannya terus memaksa tangan Lanesa yang hendak menjauhkan diri dari sana.

Si manja milik Lanesa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang