11

4.4K 85 2
                                    

Raydan terbangun lebih dulu dalam posisi tubuh yang masih memeluk erat tubuh mungil Lanesa.

Otaknya langsung bekerja memikirkan alasan yang tepat atas tindakannya yang khilaf beberapa jam lalu. Sial, kalau sampai Lanesa tau sebelum waktunya bisa ditinggal dia saat gadis itu terbangun dari tidurnya.

Senyum di bibirnya tersungging melihat wajah cantik yang terlelap dalam dekapannya. Lanesa kan gadis baik, mungkin saja gadis itu langsung memaafkannya. Tapi kalau tidak bagaimana?

Bisa jadi kesabaran Lanesa cukup sampai saja dan dia mulai mengeluarkan keluh kesah selama mengurus Raydan dan berujung pergi begitu saja. Tidak, tidak! Itu tidak boleh terjadi.

Belum selesai otaknya merancang alasan alasan, gerakan kecil di dadanya membuat Raydan menunduk. Terlihat mata Lanesa yang mulai terbuka perlahan.

" Enghh Ray "
" Pegeell " ucap Lanesa manja.

Jantung Raydan yang sudah bergoyang sejak mendengar lenguhan Lanesa terasa mau copot saat mendengar nada manja yang baru kali ini ia dengar dari bibir Lanesa.

" Ne-nes "
Bangsat !!
Kenapa jadi dirinya yang saat ini gugup tak karuan. Sejak kapan big boss mafia gugup berhadapan dengan seorang gadis mungil.

Ups,, keceplosan. Ya, itulah pekerjaan Raydan yang sesungguhnya. Jangan bocor dulu! Nanti Raydan sendiri yang akan beri tau pada Lanesa.

Lanesa semakin menelusupkan wajahnya di dada bidang Raydan membuat dada polos mereka saling bersentuhan. Rasa hangat dari tubuh masing masing membuat keduanya tanpa sadar semakin nyaman.

Sepertinya Lanesa terlelap lagi. Raydan mengelus surai panjang Lanesa lalu mengecup pucuk kepalanya berkali kali. Tangannya turun ke bawah menuju perut Lanesa. Dia raba sebentar lalu menekan nekannya pelan.

Kempes. Pasti Lanesa kelaparan sekarang.
" Nes, bangun "
" Kita makan dulu yok "
Tapi tak ada jawaban.

Akhirnya Raydan mengecup pipi Lanesa berkali kali membuat tidur nyenyak gadis itu mulai terganggu.
Dan benar saja, tak lama kemudian mata sipit itu mulai terbuka. Raydan menyambutnya dengan senyum polos andalannya.

Lanesa masih mengumpulkan nyawanya, berusaha mencerna dengan baik kejadian sebelum ini yang menyebabkan mereka tidur dalam keadaan naked. Raydan tadi memang sempat melepaskan celana dalam Lanesa yang basah karena cairan mereka.

" AAAAA "
" RAYDAN "

Lanesa beringsut mundur. Mengeratkan selimut yang menutupinya sampai ke dada. Matanya menatap tak percaya pada sosok tampan yang masih mempertahankan muka polosnya sampai saat ini.

" Nes "
Raydan hendak meraih tubuh Lanesa tapi tangan kekarnya langsung di tepis kasar oleh sang gadis.

Tatapan Raydan berubah sendu. Ia sedih. Ia tak mau Lanesa menjauhinya. Raydan janji akan jujur pada Lanesa asalkan gadis itu tetap mau berada di sisinya.

" Kamu bohongin aku selama ini Ray? "
Apa tadi katanya? Aku? Bukan Nenes? Raydan tidak salah dengar. Telinganya tidak tuli.

" Maaf Nes, Ray minta maaf. Ray bakal jujur tapi Nenes jangan marah yaa sama Ray "

Raydan menunduk membuat wajah tampannya sedikit tertutup rambut nya yang menjuntai di area kening. Sesaat Lanesa terpana oleh pemandangan di hadapannya. Muka sok polos dengan bahu kokoh dan dada bidang yang seksi itu membuat jantungnya bergemuruh.

Tapi Lanesa terlanjur kecewa. Bahan dirinya merasa sangat bodoh karena saat ini merasa kasian melihat tatapan sendu Raydan di wajah polosnya. Padahal sudah jelas jelas itu semua kebohongan. Raydan tidak sepolos itu.

Si manja milik Lanesa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang