4

5.8K 99 0
                                    

Typo tandain yaa.

                        ++++++++

“ Yeeeyyy! “ seru Raydan dan Aysa bersamaan. Dua kakak beradik itu menatap penuh binar kepada Lanesa yang berjalan ke arah sofa membawa mangkuk besar berisi nasi goreng buatan Lanesa sendiri.

Dari jarak jauh wanginya sudah menusuk hidung sangat enak dan gurih. Raydan dan Aysa menunggu dengan tidak sabaran. Mereka mempersilahkan Lanesa duduk ditengah tengah keduanya.

“ Kashu Kashu Kashu! “ kata Aysa girang menirukan kalimat yang diucapkan salah satu kartun anak anak yang banyak di gemari dengan baju pink nya. Sedangkan Raydan sudah meremat remat paha Lanesa tidak sabaran.

“ Suapnya gantian yaa, bang Ray dulu baru Ay “

Aysa mengangguk tanpa banyak protes. Ia akan berusaha bersikap lebih dewasa saat Raydan bersama Lanesa. Ia akan mengalah demi abang yang—sumpah sebenarnya ingin Aysa tonjok muka gantengnya itu.

Raydan membuka mulutnya lebar lebar tatkala suapan itu mendekat ke mulutnya, lalu bergantian dengan Aysa. Tak lupa Lanesa juga menyuapi dirinya sendiri. Ia merasa sedang mengurusi dua anaknya saat ini.

Lanesa senang Raydan dan Aysa bisa nurut kepadanya. Walaupun sikap manja keduanya yang terkadang berlebihan. Lanesa maklum, Aysa selalu ingin punya kakak yang memanjakannya. Tapi berhubung Raydan sendiri juga minta di manja jadi Aysa sangat senang ketika Lanesa mulai masuk ke kehidupan mereka.

Lanesa benar benar memperlakukan Aysa seperti adik kandungnya sendiri, bahkan seperti anaknya kadang kadang. Minta disisiri, di pakaikan bedak, di olesi lipbalm Ketika Ranesya main ke kediaman keluarga Bimangkasa.

“ Kak aku udah kenyang “ celetuk Aysa setelah bersendawa. Perutnya terasa sangat penuh, ia terlalu bersemangat makan karena masakan Lanesa sangat enak, cocok di lidahnya.

Lanesa deengan sigap memberikan gelas berisi air dingin kepada Aysa yang langsung di teguk habis oleh gadis itu.

“ Ay bisa tolong isiin lagi gelasnya? Abangmu belom selelsai nih makannya “

“ oke kak “

Aysa mengangguk patuh dan langsung berdiri membawa gelas itu ke dapur. Coba saja kalau yang menyuruh mommy, pasti harus ada imbalan dulu setidaknya tas baru.

Lanesa Kembali menyuapi Raydan, lelaki itu makan sangat lahap tanpa banyak komentar.

“ Udah kenyang belum Ray? “ Raydan menggeleng.

“ Belum, tapi mau yang lain dulu “

Lanesa mengernyit “ Mau apa Ray? Telur mata sapi? “

Biasanya Raydan akan meminta telur mata sapi jika untuk selingan makan. Lelaki itu selain pecinta ‘susu’ juga pecinta telur mata sapi.

“ Mmm mau cium “ suaranya menyicit hampir tidak terdengar. Tapi Lanesa tetap bisa mendengarnya. Ia tersenyum lalu mendekat ke arah Raydan.

Cup!

Di ciumnya pipi Raydan dengan gemas, lucu sekali lelaki di hadapannya ini. Mau minta cium saja pake malu malu kucing padahal biasanya juga dia langsung nyosor tiba tiba.

“ Di bibir Nes “ katanya lagi.

Mata Lanesa memicing. Hmm sudah mulai berani yaa bayi besarnya ini. Baiklah, berhubung mereka pernah melakukannya waktu itu jadi Lanesa pikir tidak masalah jika hanya kecupan. Toh yang waktu malah lebih dari kecupan.

Cuuuppp!

Dengan segera Lanesa mengecup bibir itu lumayan lama kemudian menyudahinya. Takut tiba tiba Aysa datang dari arah dapur. Padahal tanpa keduanya tau gadis kecil itu sudah mengintip sejak tadi di balik tembok sambil mencebikkan bibir.

Si manja milik Lanesa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang