8

4.6K 83 0
                                    

Gue gabisa ramah tamah ngasih opening kaya penulis lainnya.
Jadi yaa gini aja guys.
Gue bingung juga mau bilang apa.

                     ++++++++++

Hari sudah malam dan Aysa sudah pulang sejak sore tadi setelah membersihkan diri di bantu Lanesa. Gadis kecil itu juga berganti memakai baju Lanesa karena seragam leceknya tidak mungkin bisa di bawa ke rumah. Bisa gawat kalau mommy tanya yang macam macam.

Dari tadi Lanesa gelisah sendiri sambil memegangi ponselnya, mondar mandir di ruang tamu menunggu kepulangan Raydan. Kalau di pikir pikir bukankah dia seperti seorang istri yang sedang menunggu suaminya.

Lanesa sampai ketiduran di sofa, tepat pukul sepuluh malam saat ia terbangun dirinya langsung terkejut melihat wajah seseorang sedang menatapnya dari dekat.

" Aaaa "

Lanesa terduduk langsung menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Betapa tidak terkejut jika di hadapannya saat ini adalah wajah dengan penuh luka dan darah.

" Nes, ini Ray "

Suara itu akhirnya membuat Lanesa perlahan membuka tangannya.

" Astaga Ray "

Mata Lanesa melotot melihat wajah tampan Raydan penuh luka, darah basah juga masih mengalir pelan di dekat pelipisnya.

Ray menjatuhkan wajah di pangkuan Lanesa.

" Ray kamu kenapa bisa luka luka gini "

Nada Lanesa tak bisa santai saat merasa rok selutut yang di pakainya juga mulai terkena darah.

Raydan tanpa melihat Lanesa hanya berujar

" Jangan marah Nes, Ray lagi sakit ini "

Lanesa bingung, mau memegang tapi takutnya Raydan kesakitan. Tapi kalau tak di pegang Lanesa geregetan.

Pelan pelan ia sentuh dagu Raydan untuk menghadapnya. Ia susuri pahatan sempurna itu yang kini di hiasi banyak cairan merah. Tangannya bergetar saat menyentuh luka di pelipis Raydan.

Senyum Raydan di sertai genggaman halus di tangannya seolah ingin menenangkan perasaan khawatir yang bergejolak hebat di hati Lanesa.

" Ray kamu.... Hiks hiks hiks "

Lanesa langsung memeluk wajah Raydan yang masih bersimpuh di lantai. Lelaki itu menegakkan diri untuk duduk di sebelah Lanesa.

" Jangan nangis Nes, aku gak papa "

Lanesa tidak sadar kala Raydan menyebut dirinya sendiri 'aku'. Ia terlalu sedih dan khawatir saat ini. Tangisnya langsung tumpah di dada bidang Raydan.

Lelaki ini, katanya mau menelpon. Lanesa tunggu tunggu dari sore tidak ada kabar sampai jam makan malam. Sekarang pulang pulang malah menunjukkan wajah luka penuh darah yang sayangnya terlihat sangar berdamage di wajah Raydan.

" Ray kamu boong, kamu gak kangen aku, kamu gak telpon aku, kamu pulang telat, kamu larang aku ikut biar gak luka tapi malah kamu yang babak belur sekarang "

Ranesya terus memukuli dada bidang Raydan yang memeluknya dengan erat. Tangan lelaki itu naik turun di punggung Lanesa yang bergetar.

Bibirnya tersungging mendengar celotehan gadis cantik ini. Lanesa terlihat sangat mengkhawatirkannya. Dan Raydan suka fakta itu.

Bagaimana Lanesa tidak khawatir, lelaki manja ini selalu dalam pengawasan dan perlindungan bodyguard keluarga Bimangkasa. Lelaki ini tak pernah mendapat kekerasan dari keluarganya. Tak pernah pula tau yang namanya hidup sudah.

Si manja milik Lanesa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang