15

1K 96 18
                                    

Karena kalian sudah menunjukkan  apresiasi makasih banyak...
Gue lanjutin kalo gitu.

***

Lanesa bangun dalam keadaan pusing. Entahlah mungkin karena sebelum tidur ia sempat menangis. Matanya terbuka lebar mengingat kejadian sebelumnya.

Raydan.

Lelaki itu entah dimana sekarang. Raydan sukses membuat hati Lanesa hancur dengan cara yang tidak pernah Lanesa duga. Dia sudah menunjukkan sisi lain dari dirinya yang menyakiti hati.

Lanesa menyentuh payudara nya. Dia menarik nafas panjang dan dalam. Ngilu sekali. Entah apa yang dilakukan Raydan padanya saat ia tertidur. Tapi untungnya pakaian nya sudah normal kembali dan terpasang rapi.

Lanesa bangkit dari ranjang, menyambar handuk dan melangkah masuk ke kamar mandi. Alangkah terkejutnya ia saat membuka baju dan mendapati tubuh atasnya yang penuh dengan kissmark.

Jejak merah keunguan itu memenuhi leher sampai perutnya. Lanesa menganga di depan cermin. Segila ini kah Raydan yang sesungguhnya??
Astaga, kenapa Lanesa jadi sangat takut sekarang.

Tak mau membuang waktu dengan pikirannya yang semakin ngeri, Lanesa segera mandi membersihkan tubuh. Ia meringis saat sabun mengenai putingnya. Perih.

Setelah selesai dan berpakaian rapi Lanesa ke dapur. Perutnya meronta minta diisi. Biasanya kalau mau masak yang paling ia ingat adalah Raydan. Lanesa akan menanyai lelaki itu mau makan apa.

Tapi sekarang Lanesa malas memikirkan lelaki itu. Raydan bukan anak kecil lagi yang harus dia tanyai mau makan apa Ray? Lanesa sudah tau sifat aslinya.

Baru mau membuka kulkas sepasang tangan kekar memeluknya erat dari belakang. Lanesa tak terkejut karena ia sudah hapal ini kelakuan siapa. Lanesa urung membuka kulkas dan berbalik menghadap Raydan.

Lelaki itu menyerukkan wajahnya di lehernya Lanesa. Tangan Lanesa yang reflek hendak mengelus kepala Raydan ia turunkan kembali. Raydan yang tak mendapat respon apa apa pun jadi kesal.

Raydan menggigit leher Lanesa tiba tiba, gadis di dekapannya pun langsung berjingkat kaget.

" Sakit Ray "
Lanesa berusaha melepaskan sepasang tangan Raydan yang masih erat memeluknya.

" Kok gak elus kepala Ray ? "
Raydan cemberut dengan menyurukkan wajah di bahu Lanesa.

" Gak usah manja lagi kaya anak kecil Ray, aku udah tau sifat aslimu "
Kata Lanesa sinis. Entah dapat keberanian dari mana ia bisa berkata seperti itu.

Puk !
Tangan kanan Raydan yang tadinya melingkar di perut Lanesa kini pindah mendekap kedua payudara Lanesa dari belakang.

Lanesa tidak kaget, ia sudah biasa dadanya di sentuh Raydan. Tapi yang membuat keki adalah tangan besar itu menekan kuat dadanya. Raydan memepetkan punggung Lanesa pada dada bidang nya dengan menekan dada Lanesa.

" Sakit Ray, jangan di teken "

" Mau nenen lagi "

" Gak ! Punyaku masih perih. Kamu apain pas aku tidur Ray ? "

Raydan tidak menjawab tapi wajahnya beralih mengusel ke leher Lanesa.

" Nenes mau masak apa ? "

Lanesa diam, dia juga bingung mau makan apa. Biasanya kan Raydan yang selalu menentukan menu makan mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Si manja milik Lanesa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang