៚⸼ ۪۫₊ Slime merupakan bentuk kehidupan elemental. Mereka tercipta dari energi yang terkondensasi. Cenderung liar dan menyerang bila merasa terancam.
Suatu hari, keajaiban turun di tanah kebebasan. Sesosok bak manusia mungil yang muncul dari Slime...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
── He bade Mondstadt become a city of freedom, a nation without a king.
𖥔
Kala itu bintang bertabur di langit kelam, berbinar-binar bersama sang bulan. Semilir angin dan kesunyian yang khidmat menyelimuti seluruh jalanan kota Mondstadt. Tapi di satu titik, di atas patung dewa yang mereka puja, seorang penyair muda tengah memetik senar lyre tua dengan begitu lihai. Seakan mereka merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.
"Kehidupan seperti inilah yang selalu kita inginkan... Bukan begitu?" Monolog seorang diri di tengah sunyi.
Sayang sekali kedamaian khidmat tak bisa bertahan lama. Angin kencang datang dari Whispering Woods berhembus cepat ke kota Mondstadt. Penyiar mengernyit merasakan angin tersebut, jelas bukan kehendaknya.
"Huh... Ini bukan hal yang bagus"
Tak ingin penduduk nya terkena dampak lebih parah karena badai angin, ia segera mengambil tindakan. Tubuh fana menghilang dalam sekelip mata dari patung archon, menuju akar permasalahan.
***
Hutan di utara Mondstadt tersebut nampak mengalami badai serius. Hewan-hewan bersembunyi, mencari tempat aman. Daun terlepas dari dahannya sebab amukan angin menerjang mereka tanpa ampun.
Lelaki baju hijau tiba di sana kala keadaan semakin kacau. Membenarkan posisi topinya agar tidak terlepas, langkah ringan diambil membelah angin yang seolah bukan halangan berarti.
Baru saja meneliti sekeliling, suara keras memekakkan telinganya.
"MATI MATI MATI MATI!"
"MONSTER!"
"PERGILAH KE NERAKA!"
"AAAAAA MENJAUH DARIKU"
Manik mata sang penyair berkedip. Ia sadar semua suara berisik itu terdengar di kepalanya saja. Hinaan kejam yang entah tertuju untuk siapa, tapi dadanya berdenyut, merasakan ketakutan yang besar.
"Astaga..." Ia menghela nafas. Tau segala perasaan tersebut bukan murni darinya.
Memunculkan lyre di tangan dan memetik tiga buah senar. Otoritas sebagai Archon Anemo akhirnya digunakan demi menciptakan kubah untuk menghalangi angin badai menjamah area lebih besar.
Membiarkan suara-suara berisik itu terus berlanjut tanpa menanggapinya. Langkah sang dewa tetap menuju akar masalah. Ujung rambut cyan itu bersinar samar, manik matanya tenang melihat sebuah slime anemo kecil dikelilingi oleh aura hitam, badai kuat berasal darinya.
"Kenapa kau harus hidup? KENAPA ANAK SETAN SEPERTIMU HARUS LAHIR?"
Suara-suara menyeramkan itu, juga pasti berasal darinya.