2 - Puppy for a Day

204 23 1
                                    

Bagian 18

Saat Heeseong masih kecil, dia sangat lemah. Jika makanannya tidak disiapkan dengan cermat dan bersih, ia akan memuntahkan semuanya dan sering dibawa ke rumah sakit. Namun, karena keluarganya miskin, mereka bahkan tidak bisa membawanya ke rumah sakit dengan baik, sehingga Heeseong semakin lemah dari hari ke hari.

Di sisi lain, adik laki-lakinya sehat. Berbeda dengan Heeseong yang tidak bisa makan dengan baik, adiknya tumbuh dengan cepat dan bahkan sudah setinggi Heeseong sejak dini.

Suatu hari, ayahnya dan adik laki-lakinya pergi dari rumah dengan membawa barang bawaan yang besar. Ibunya menggendong Heeseong dan berusaha menyembunyikan kesedihannya.

"Heeseong, Heeseong kami..."

Heeseong melihat ibunya menangis, tetapi dia tidak terlalu peduli karena ibunya sering menangis. Namun, tangisan ibunya kali ini terasa lebih menyedihkan daripada rasa sakit yang dialaminya.

Ibunya memberinya banyak makanan ringan dan memperingatkannya.

"Heeseong, jika kamu lapar, makanlah ini dan tunggu di rumah."

"Oke!"

Heeseong sangat senang melihat camilan itu. Meskipun ia sering muntah setelah makan sedikit, ia membayangkan bisa makan camilan itu sepuasnya di rumah tanpa kehadiran ayahnya yang menakutkan.

Saat itu, ayahnya membentak ibunya, seakan sedang memarahinya.

"Apa yang kamu lakukan? Cepat keluar!"

"Sayang..."

"Keluarlah. Dia terlalu lemah untuk ikut bersama kita!"

Heeseong tetap diam di rumah, merasa bahwa ayahnya selalu menganggapnya tidak memuaskan.

Ibunya terus membelai pipi Heeseong, meninggalkan permintaan maaf, dan meninggalkan rumah. Suara truk dan perdebatan ayahnya terdengar, lalu mesin truk pun menghilang.

Keluarganya tidak kembali untuk menjemput Heeseong. Mereka tidak kembali pada hari Heeseong makan camilan sampai kenyang dan muntah, atau saat ia menyimpan camilan untuk adiknya. Meskipun Heeseong ingin menelepon ibunya, tidak ada perangkat yang berfungsi di rumah.

Lingkungan tempat tinggal Heeseong menjadi sunyi. Orang-orang pergi seolah dikejar, dan dinding rumahnya bertuliskan "pembongkaran". Bahkan saat Heeseong keluar ke jalan pada siang hari, desa yang ditandai dengan X tetap sepi. Ketika ia keluar dengan beberapa koin untuk mencari makanan, supermarket yang sering dikunjunginya sudah tutup, dan listrik di rumahnya terputus.

Heeseong tidak bisa berbuat banyak sendirian. Ia mencoba mencari bantuan, tetapi seorang pria dengan perut buncit mencoba membawanya pergi. Karena ketakutan, Heeseong nyaris tidak bisa berlari pulang dan meringkuk di sudut.

"...Ibu menyuruhku menunggu."

Heeseong mulai menunggu keluarganya tanpa batas waktu. Ia berubah menjadi anak anjing untuk menghemat energinya. Tanpa uang, ia tidak bisa melakukan banyak hal.

Beberapa hari kemudian, saat kekuatannya menurun, seseorang memasuki rumahnya.

"Ada apa dengan anjing kampung ini? Apakah sudah mati?"

"Bukankah itu anjing pengubah bentuk?"

Para gangster yang memakai sepatu memasuki rumah Heeseong dan memeriksanya. Di antara mereka ada saudaranya. Meskipun saudaranya tampak lebih muda dan biasa, pakaiannya mirip dengan pakaian gangster.

Para gangster itu mengamati Heeseong yang lemah.

"Yang ini masih hidup?"

"Apa? Benda kecil ini bertahan sampai sekarang?"

[BL - END] Don't Touch the Puppy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang