12. Sena dan Elang Kecelakaan

57 10 0
                                    

"Nyatanya kita hanya seonggok manusia yang memiliki beban masing-masing. Meski begitu, tetaplah bahagia."

***

Hari ini adalah PKKMB terakhir, tetapi sedari tadi Kaluna belum melihat Sena. Biasanya laki-laki itu akan sengaja datang ke kelompoknya Kaluna hanya untuk menyapa gadis itu, walaupun tidak digubris. Namun, hari ini Sena belum menunjukkan batang hidungnya.

Saat istirahat, Kaluna memutuskan untuk ke kantin karena ia sudah janjian dengan Fara yang akan mentraktirnya.

"Gue udah pesanin lo bakso dan es jeruk," ujar Fara saat Kaluna duduk di hadapannya. "Lo kok kelihatannya lesu banget, Kal. Ada apa?" lanjut gadis itu karena melihat Kaluna yang tidak bersemangat padahal hari ini adalah hari terakhir PKKMB.

Kaluna menangkup dagu dengan meletakkan kedua tangannya di atas meja. "Hmm ...," Kaluna menarik napas pelan, sebaiknya ia cerita kepada Fara terkait apa yang ada di pikirannya sekarang. "Menurut kamu, kalau kita buang pemberian seseorang itu salah nggak?"

Fara menaikkan sebelah alisnya. "Coba cerita lebih detail, biar gue bisa kasih tanggapan."

"Jadi semalam ada cowok yang datang ke kosan, dia bawain seluruh keperluan aku yang banyak banget, tapi aku buang semua itu ke tempat sampah di depan mata dia langsung. Aku jahat banget ya?"

Fara melototkan matanya, pantasan tadi pagi Fara melihat tempat sampah di depan indekos, dipenuhi makanan yang masih layak, ternyata emang sengaja dibuang. "Menurut gue, itu emang salah sih ya. Dia udah ngeluarin effort secara materi dan tenaga cuma pengen lo hidup dengan layak. Kalau gue jadi lo, gue bakal terima dengan senang hati. Kalau lo nggak mau terima orangnya nggak masalah, tapi lo bisal menerima pemberiannya asal bukan lo yang minta. Gue sih realistis aja."

Apa yang Fara katakan memang benar, tapi ego Kaluna terlalu tinggi, ia hanya tidak ingin Sena terus-terusan mengganggunya, ia hanya tidak ingin berurusan dengan manusia yang paling ingin ia hindari.

Kaluna tidak menanggapi apa pun, ia langsung menikmati bakso yang ada di hadapannya.

Namun di sela-sela itu, terdengar obrolan dua perempuan dari meja belakang Kaluna dan Fara.

"Hari ini PKKMB gue kurang semangat karena ketua panitia kelompok gue nggak masuk. Padahal kegantengan dia itu penyemangat gue."

Teman lainnya menanggapi. "Kak Sena maksud lo? Dia kenapa nggak masuk?"

"Iya, Kak Sena semalam kecelakaan. Terus akhirnya dia izin nggak bisa ikut PKKMB hari terakhir ini."

Aktivitas makan Kaluna langsung terhenti saat mendengar Sena kecelakaan. Sena kecelakaan semalam artinya setelah pulang dari indekosnya Kaluna?

"Kal, lo kenapa nggak lanjut makan? Malah bengong."

Kaluna menggeleng. "Aku udah kenyang."

Ia pun segera beranjak dari tempatnya. Ia harus menemui Adrian. Ia harus menanyakan kebenaran tentang kecelakaannya Sena, pasti laki-laki itu mengetahuinya.

Kini Adrian dan Kaluna sedang mengobrol di tempat sepi, hal ini dilakukan agar tidak terjadi gosip yang tidak-tidak jika melihat maba yang mengobrol intens dengan panitia.

"Sena kecelakaan, Kak?" Kaluna langsung bertanya to the point.

Adrian mengangguk. "Semalam dia nabrak pembatas tol sih katanya, nanti sore kelar PKKMB rencananya gue sama anak-anak lain mau jenguk." Adrian kembali bertanya, "Mau ikut? Dia dirawat di RSCM."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gadis yang Memeluk LukanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang