Happy reading 🫶🏻🫶🏻🫶🏻
Raka menarik Salca untuk pergi sedikit menjauh dari dua orang yang membuat mood Salca rusak
"Dia bos kamu kan" Raka
"Jangan bahas dia" Salca lalu berjalan ke kasir untuk segera pergi, pikirannya sudah penuh dengan pertanyaan'Kenapa Lian tidak membela ku, Apakah dia ada hubungan dengan Flow, kenapa kemarin dia bentak perempuan itu dan sekarang dia gandeng perempuan itu'
Masih banyak lagi pertanyaan yang ingin Salca ajukan, setelah kejadian malam itu Salca menjadi berfikir jika Lian hanya menginginkan tubuhnya saja lalu pergi begitu saja seperti saat ini, tiba-tiba Salca menangis
"Sall kamu kenapa" Raka saat hendak membuka pintu mobilnya
"Gapapa kok, ayok" Salca menyeka air matanya
Ternyata Lian membuntutinya dia melepas genggaman Flow dan membentaknya, sebelumnya Lian di suruh kakeknya untuk membuktikan kejahatan yang membuat Lian tidak menyukai Flow, kakek Edi sempat di larikan di rumah sakit karena jantungnya kambuh dia meminta Lian untuk mengencani Flow, rasa sakitnya masih amat membekas karena Salca membohonginya, akhirnya agar kakeknya kembali pulih Lian menuruti perintahnya sekaligus mencari kejahatan Flow yang hanya menginginkan kekayaan Lian saja
Dia berlari keluar dan melihat Salca menangis, ingin rasanya memeluk perempuan itu namun langkahnya tak mampu karena itu sama saja akan melukai Salca lagi, di perjalanan pulang Salca sama sekali tidak bicara dia hanya berdiam diri sambil memandangi pemandangan di balik jendela sebelah kirinya
"Sal kamu gapapa kan" Raka
"Ha, Gapapa kok" Salca tersenyum lalu membuang muka keluar lagi
Sesampainya di cafe Salca membantu membawakan barang-barang itu untuk di siapkan kembali agar besok lebih mudah
"Besok jam berapa Sal" Raka agar suasana tidak hening
"Sal kamu banyak pikiran ya, cerita aja kalau ada masalah" imbuh Raka
" Sal Sall Salcaa" Raka sambil menggoyangkan bahu perempuan itu
"Kenapa" Salca
"Kamu gak dengerin aku, kamu cerita aja kalau ada masalah" Raka
"Maaf yaa, aku gak fokus sama sekali, ehmm aku pulang aja yaa" Salca
"Aku anterin" Raka
"Gausah kaa, itu pelanggan kamu banyak loh" Salca
"Kamu serius gapapa" Rka
"Sepuluh rius deh" Salca agar Raka percaya padanya
"Hati-hati yaa" Raka sambil mengacak-acak rambut Salca dengan gemas, perempuan itu tersenyum lalu pergi
"Salca" Raka
"Kenapa" Salca
"Kamu harus tau ada seseorang yang selalu ada di saat kamu terluka yaitu aku" Raka
"Haaa, ehmm makasih yaa Raka emang paling baik seduniaaa" Salca dengan tawanya
Raka memang sering menyatakan sedikit demi sedikit perasaannya namun Salca selalu khawatir karena Flour sering kali mengumbar foto bersama dengan Raka entah untuk mengompori Salca atau memang benar-benar suka namun di kala perasaannya sedang kacau seperti ini Raka mampu membuat mood Salca menjadi lebih baik
Sebelum berangkat kerja Salca bersiap lebih dulu untuk acara rekaman siaran langsung itu bersama Raka, dia memakai jas putih tulang dan rok putih tulangi dengan panjang di bawah lutut, tidak lupa dia memakai belt kecil berwarna coklat rambutnya dia kuncir satu di bawah, anak rambutnya dia curly sedikit agar lebih rapi, high heelsnya tidak terlalu tinggi berwarna putih tulang juga
"Kamu tiap hari cantik kaya gini" Raka meledek
"Iya dong, jomblo harus stay cantik" Salca dengan tawanya
"Aku gapapa kan cuma pakai kemeja putih" Raka
"Udah keren banget sih" Salca dengan mengacungkan dua jempolnya
"Semoga aku gak mengecewakan kamu yaa" Raka
"Gak akan, habis ini kalau rame kamu bikin konten masak jugaa, lumayan pendapatannya" Salca
"Makasih Sall kamu emang paling terbaik" senang Raka yang selalu di perhatikan oleh Salca, seperti cafenya Salca juga ikut menyumbang ide untuk mendekorasi ruangannya
"Kita pasti bisa" Salca sambil menggenggam tangan Raka agar saling menguatkan, sebuah senyuman terpancar di wajah Raka
"Raka bentar dulu sini aku benerin rambut kamu biar terlihat berbeda" Salca lalu mengambil sisir dan minyak rambut untuk merapikan rambut Raka
"Sudahhh, ayok" Sala yang di senyumi Raka
KAMU SEDANG MEMBACA
My boss is unsettling (SalmOn)
Teen FictionBagaimana jadinya jika seseorang harus menjadi pengganti sahabatnya di kencan butanya, seorang kariawan yang bekerja di perusahan yang mengelola toko retail datang di kencan buta sahabanya untuk merusak acaranya Penasaran bagaiman kelanjutan ceritan...