13.✧ Tidak Akan Terluka

88 35 6
                                    

                               Cinta itu seperti apa?

                   Seperti pengorbanan gila yang apa saja
       bisa dilakukannya, dan seperti maaf yang slalu tersampaikan
                     meski luka yang diberi cukup serius.

                                      ~Not Me

Aqraina sudah siap dengan seragam sekolahnya meskipun baru tidur selama 3 jam setelah belajar dan memahami beberapa pelajaran dengan membaca buku ditengah malam. Gadis itu tidak melupakan atau bahkan melanggar, dirinya tetap melakukan perintah Tari walaupun sekarang kepalanya terasa sakit dan badannya yang panas dingin tidak menjadi alasan untuk Aqraina tidak masuk sekolah.

''Non, sarapan dulu,'' ujar Bi Inah yang baru saja melihat Aqraina keluar dari kamarnya.

''Pembantu tapi seperti pemilik rumah!'' sarkas Tari, menatap Bi Inah yang hanya menunduk.

''Sini sayang sarapan dulu,'' ujar Tari untuk Baskara dan Yovie.

Wanita berusia 45 tahun itu duduk di kursi meja makan lalu mengambil roti dan mengoleskannya selai. Dulu pasti slalu ada selai kacang kesukaan Aqraina yang tidak pernah absen untuk dibeli karena Tari tahu putrinya itu tidak akan mau sarapan jika bukan dengan selai kacang, tapi sekarang hanya ada selai kesukaan adik kembarnya yang terletak pada meja makan. Seperti sudah tidak dianggap, maka semua tentang gadis itu pun dengan sengaja ikut dihilangkan.

''Ngapain masih diam di sana? sana berangkat.''

Aqraina tersadar dari lamunannya, gadis itu memegang erat tali tas nya lalu berjalan meninggalkan Tari dan Aditha tanpa berpamitan.

Hari ini Aqraina memutuskan akan menaiki driver untuk mengantarnya ke sekolah karena Aksa sudah mengirim pesan tidak bisa untuk berangkat bareng dengannya.

Baru berjalan setengah dari rumahnya menuju depan komplek, sebuah motor yang sangat ia kenali pemiliknya itu datang menghampiri.

''Ayo naik,'' ujar Reza dari balik helmnya.

Aqraina hanya menoleh, dan kembali melangkah tidak memperdulikan.

''Aksa bilang gak bisa anter lo, jadi gue yang bakal anterin ke sekolah hari ini,'' ujar Reza memberitahu.

Aqraina masih terus berjalan seolah tidak mendengar.

''Keras kepala banget, gue nggak akan maksa lo buat balas perasaan gue.''

''Gue cuma mau anter lo!''

Gadis itu masih tidak menghiraukan sampai-sampai Reza mengejarnya dan mencengkram pelan lengan gadis itu agar berhenti.

''Pake cepet, bentar lagi bel,'' Reza memberikan helmnya yang sengaja sudah ia bawa dari rumah.

''Bisa stop ganggu gue nggak?'' balas Aqraina menatap Reza.

''Gue jahat kak, perkataan gue kemarin udah keterlaluan,'' ujar Aqraina dengan jari tangannya yang menyentuh dada Reza.

Reza beralih menatap pergerakan tangan Aqraina dan melemparkan senyumannya. Senyuman yang slalu Aqraina lihat, dan yang slalu hanya Reza berikan untuk Aqraina.

''Membalas perasaan seseorang itu hak lo Rain, menyakiti orang lain juga itu hak lo.''

''Tapi inget Rain, lo nggak pernah jahat atas ucapan lo, dan gue cuma mau anter lo dengan selamat ke sekolah.''

''Lo cuma perlu membayarnya dengan senyuman cantik dari wajah lo, bukan membalas perasaan gue yang emang sebenarnya nggak harus dapat balasan yang setimpal,'' Reza segera memberikan helmnya dan menaiki motornya.

Not MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang