20.✧Selamat Bersama

27 6 1
                                    

                        Terlalu labil kalau harus mengatakan
                          rasa untukmu menjadi selamanya
                  biarkan mengalir sampai mana takdir membawa

                                      ~Not Me

Matahari belum bersinar utuh tapi murid sma virtous sudah berdatangan dengan berbagai macam ekspresi wajah sebagai apresiasi diri sendiri. Ada yang terlihat begitu semangat ada juga yang letih lemah lesu karena pagi-pagi sudah harus bangun, menyapa dinginnya air lalu bersiap siap. Terkadang sekolah bisa saja menyenangkan dan terasa seperti neraka untuk yang terkena bully.

Reza menghela nafas sembari terus mendorong motornya sampai diparkiran, ''Rain maaf ya?''

Aqraina yang berada di depannya menoleh menaikan satu alisnya, ''Kenapa?''

''Lo harus jalan, mana lumayan tadi masih jauh dari sekolah,'' jelasnya, Reza mengusap sisa-sisa keringat di dahinya.

''Maklum motor butut, tapi insyaallah yang bawanya kaga butut,'' Reza terkekeh dengan ucapannya sendiri.

Aqraina tersenyum mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya, ''Ini, btw lo simpen aja, '' Aqraina memberikan sapu tangan kesayangannya yang berwarna pink.

''DOR'' kaget Ayunda beserta antek-anteknya yang sudah memperhatikan sejak awal.

''Pajak Za elah diem aja lo, '' ujar Marcel menggandeng bahu Reza dan terlihat menggoda ke Aqraina.

''Cie cie udah jadian aja nih, gimana kak penantian lo gak sia-sia hehe,'' sambung Lolly.

Ayunda meraih pergelangan Lolly, ''Hem kak Reza aja penantiannya terwujud Ly, gue kapan ya?'' melasnya.

Rony yang melihat mampu bergidik geli menatap wajah melas yang dibuat buat oleh Ayunda.

''Kapan kapan rik,'' timpal Rony membuang muka.

Ayunda sedikit menajamkan matanya, ''Rik apaan pula?''

''Jurik HAHAHA.''

Senyap, semua pandangan mereka tertuju untuk Rony yang sepertinya pagi ini super duper excited.

''Gak ada yang ketawa berarti lo jelek,'' ujar Ayunda kini melangkah duluan menuju kelas.

Aqraina dan Reza hanya saling memandang dan tersenyum simpul. Pagi yang tidak terlalu buruk karena hadirnya toping dunia yang slalu meramaikan pertemanan mereka, meskipun mereka tetap punya jarak satu tahun tapi seperti Reza yang di atas mereka tidak begitu memikirkan bagaimana adik kelasnya itu bersikap, sejauh ini Reza tidak haus hormat.

''Yun gimana mau terwujud perasaan lo kalau bilang aja belum,'' teriak Lolly berada di belakangnya dengan Aqraina, Reza dan Marcel yang masih saling bergandengan.

Rony? lihat saja makhluk satu itu sedang bergaya dengan tangannya di dalam saku sembari terus menggoda siswi-siswi yang lewat.

''Haha nenek lampir bisa suka sama orang juga ya,'' timpal Marcel.

''Kak Marcel gak boleh gitu nanti jodoh kalian,'' balas Lolly cekikikan.

''Kaku gitu sama cewe gimana mau punya jodoh!'' sambar Rony langsung mendapat tempeleng dari Marcel.

''Butuh tutor dek?'' ledek Rony, percayalah jika sudah dikelas maka nyali Rony akan menciut, dan siapa lagi kalau bukan Reza yang melerainya, secara hanya dirinya yang terbilang cukup waras.

~

Hari yang sedang panas-panasnya tak membuat tawa mereka luntur sedikitpun untuk mendekor halaman belakang sekolah yang jarang sekali ramai manusia di sana. Mereka memanfaatkan tempat dan setelah selesai pun mereka bisa dengan cepat kembali ke kelas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Not MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang