Langkah Awal

198 19 0
                                    









“Hari pertama, Nin. Kita harus semangat!” kata Gracia, menepuk pelan bahu sahabatnya, Anin, saat mereka berjalan melewati gerbang kampus.

“Gue gak nyangka akhirnya kita bisa kuliah di sini,” Anin tersenyum, matanya berbinar melihat gedung-gedung megah di sekeliling mereka. Universitas ini memang salah satu kampus paling bergengsi di kota, dan bisa masuk ke sini bagaikan mimpi yang jadi kenyataan.

“Tapi lo liat tuh, kampus ini gede banget! Gue takut nyasar,” Anin melirik ke arah peta kampus di tangan Gracia.

“Tenang aja, gue udah hafal kok. Kalo pun nyasar, paling lo bakal ketemu cowok cakep,” Gracia menyenggol bahu Anin sambil tertawa kecil.

Anin meringis. “Eh, gue gak tertarik ama cowok di hari pertama. Yang penting kita gak salah ruangan pas orientasi nanti.”

Gracia tertawa, “Setuju, jangan sampe deh kita malah duduk di kelas ekonomi atau teknik.”

Mereka berdua lanjut ngobrol santai sambil menuju aula utama untuk acara orientasi mahasiswa baru. Suasana kampus pagi itu rame banget, penuh dengan mahasiswa baru yang sama-sama berusaha menemukan tempat mereka di sini. Tapi, di tengah-tengah keramaian itu, sesuatu membuat Gracia menghentikan langkahnya.

“Eh, lo liat gak?” bisik Gracia tiba-tiba, matanya tertuju ke sekelompok orang yang lagi jalan di depan mereka.

Anin menengok, “Maksud lo yang itu?” Dia menunjuk lima orang yang baru saja melewati mereka.

“Ya, yang itu. Siapa mereka ya? Kok auranya beda banget.”

Kelompok itu terdiri dari lima orang yang terlihat sangat... mencolok. Pemimpinnya, seorang cewek berambut pendek dengan jaket kulit hitam, melangkah paling depan dengan tatapan dingin namun percaya diri. Di belakangnya ada cewek dengan rambut panjang bergelombang yang terlihat agak misterius, dan dua lainnya tampak sangat dekat, bahkan mungkin lebih dari sekadar teman.

Salah seorang mahasiswa yang berdiri di dekat mereka tiba-tiba buka suara, “Mereka itu Crimson Reign.”

“Crimson Reign?” Gracia mengernyit, merasa namanya terdengar keren tapi juga... menyeramkan.

“Iya, mereka terkenal banget di kampus ini. Katanya, mereka punya kekuatan yang gak biasa. Lo tau gak, mereka sering muncul pas ada masalah aneh-aneh di kampus,” lanjut mahasiswa itu, suaranya terdengar penuh kekaguman sekaligus sedikit takut.

Anin menatap Gracia dengan mata berbinar. “Wah, keren juga. Kayak geng superhero gitu ya?”

Gracia cuma mengangguk pelan, tapi dalam hatinya ada sesuatu yang aneh. Tatapan pemimpin kelompok itu, yang tadi disebut Shani, terasa menusuk langsung ke jantungnya. Dia gak bisa berhenti mikirin betapa misteriusnya mereka.

“Udah ah, kita fokus dulu ama orientasi,” kata Gracia akhirnya, mencoba mengalihkan pikirannya.

Orientasi berjalan lancar, meskipun agak membosankan. Setelah selesai, mereka berdua memutuskan untuk nongkrong di kantin kampus yang terkenal ramai dan enak. Tapi, baru aja duduk dan pesen makanan, segerombolan mahasiswa yang kelihatannya senior menghampiri meja mereka.

“Eh, mahasiswa baru nih,” salah satu dari mereka bersuara, nada sombongnya bikin Gracia langsung merasa gak nyaman.

“Jadi anak baru di sini harus paham aturan main. Lo jangan kebanyakan gaya kalo gak mau masalah,” lanjut cowok itu sambil melirik ke arah Gracia dan Anin.

Gracia mau jawab sesuatu, tapi sebelum dia sempat buka mulut, tiba-tiba suasana kantin berubah hening. Semua orang menoleh ke pintu masuk, dan di sana, berdiri Crimson Reign.

Shani berjalan paling depan, wajahnya datar tanpa ekspresi, tapi cukup untuk bikin senior-senior tadi langsung kelihatan pucat.

“Pergi,” kata Shani pelan tapi tegas.

Senior-senior itu langsung mundur tanpa berani membalas, dan dalam sekejap mereka menghilang dari kantin. Gracia gak percaya dengan apa yang baru aja terjadi.

“Gila, mereka serem banget,” bisik Anin dengan mata terbelalak.

Shani dan anggota Crimson Reign lainnya mendekat. Jinan, yang berada di sebelahnya, tersenyum sedikit ke arah Gracia. “Kalian gak apa-apa?”

“Gak, gak apa-apa kok. Makasih ya...” jawab Gracia dengan suara yang agak bergetar.

Shani menatap Gracia sebentar sebelum bicara, “Hati-hati di kampus ini. Banyak yang gak terlihat.”

Gracia mengernyit, gak yakin maksud dari perkataan Shani. Tapi sebelum dia sempat bertanya, Shani dan yang lainnya sudah berbalik dan berjalan keluar dari kantin.

Anin menatap kepergian mereka dengan takjub, “Lo liat kan tadi? Geng itu beneran kuat banget. Kayak mereka punya kekuatan gak sih?”

Gracia mengangguk. “Iya, gue juga ngerasa ada yang aneh. Kayaknya kampus ini lebih dari sekadar tempat belajar deh.”

Hari pertama di kampus sudah memberi mereka kesan yang luar biasa, tapi Gracia tahu ini baru permulaan. Ada sesuatu yang gelap dan misterius di kampus ini, dan entah kenapa, dia merasa terhubung dengan Crimson Reign lebih dari yang bisa dia jelaskan.

Behind Angkasa's Reign Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang